elestialHD Random ship || all × elestialHD

[liko / 🍋] : obsesi

OBSESSED
@kiyooiyoo
Req : @cindyputriani1
VIFAN II
[Ekhem, disclaimer dulu ! Umur liko pas malik mati itu 15 tahun terus marvel 17 tahun ya bang! Agak ada angstnya dikitt~ jadi agak ngulang ke s1 biar flash back :)]

ENJOY !

'Kematian seseorang selalu mendatangkan balas dendam...'

'Tapi yang membunuhnya adalah orang yang dia cintai... '

'Dia harus apa...? '

"

Liko... Maafin kakak ya.., karena kakak udah ngebunuh raja malik.. "

Permintaan maaf selalu dilontarkan oleh seorang pemuda manis bersurai unggu, dia bermohon ampun atas ketidak kendalinya karena telah menbunuh seorang ayah dari seorang anak remaja.

"... " pemuda surai hitam tak menjawab, netra merahnya seakan tengelam dalam larutan ekspresi campur ini. Dia harus sedih, kasian, atau marah ? Dia tak tau..

Pemuda bersurai hitam itu pergi dari sana , meninggalkan pemuda manis bersurai unggu itu sendirian. Si surai unggu menangis, dia menyesal ... Dia sangat menyesal ! Siapapun kutuk dirinya !

(Gimana mo ngutuk kmw marpel kmw kan kiyowok)

' sejak itulah dia sering bersamaku'

"Liko lihat deh masa bunganya layu " tangannya yang halus itu mengapai sebuah bunga lavender yang telah mati, sesekali dia meletakkannya ke air yang berada disana.

"Itu keajaiban alam kak. "

'Rasa ini seperti obsesi ku untuk memilikinya... '

'Melihat senyumannya saja, berharap dia milikku untuk satu-satunya'

Marvel mengelus surai hitam liko, mata hijaunya menatap kelipan yang berada dinetra merah liko. Sembari tersenyum manis.

Layaknya seorang ibu kepada anaknya.

'Sekali saja aku melihatnya dekat dengan seseorang....'

"Kakak marvel itu punya liko tau ! Ngapain deket-deket sama rafel ? " liko menceramahi pemuda yang lebih tua darinya , marvel yang terkena ceramahan liko hanya terkekeh kecil.

"Iya-iya , maafin kakak ya liko"

'Rasanya dia mutlak milikku'

'Ada suatu ketika dia pergi dari sisiku'

Aku menangis sepanjang malam ketika melihat kekasihku tak berada disampingku, ibu yang mencoba menenangkan akupun saja tak bisa.

Hingga, pemuda yang ku cintai berada dihadapanku dengan ekspresi khawatir. Akupun langsung menerjangnya dengan pelukkan.

Rasa tak inggin lepas melekat dihatiku.