D. A. 1

1.9K 128 4
                                    

BRAK

Al berjenggit kaget kala pintu ruangannya di buka dengan tidak santai. Dia menatap tajam si pelaku, tapi malah dibalas cengiran tak berdosa dari pelaku itu sendiri.

"Mata lo keluar ntar." Ucap si pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah sahabat Al sendiri. Siapa lagi kalau bukan Danish Alaska.

Mendengar ucapan Danish, Al hanya mampu menghela napas. Sudah terlalu biasa dengan tingkah absurd sahabatnya. Lalu tanpa memedulikan Danish, Al kembali fokus pada berkas berkas yang menumpuk di meja kerjanya.

"Al, lo mau sampai kapan kaya gini?"

Al menghiraukan pertanyaan tidak jelas dari Danish. Alasan pertama, dia tidak suka basa basi dan yang kedua dia sama sekali tidak mengerti maksud dari pertanyaan Danish.

"Al, lo denger gue gak sih?!" Tanya Danish yang dibalas deheman singkat oleh Al. Melihat itu, Danish menghela napas panjang sambil menatap sinis Al yang tidak peduli sama sekali dengan keberadaannya disana.

"Pacaran aja terus sama berkas berkas laknat itu! Giliran sahabat aja dianggurin!" Ucap Danish menyuarakan kekesalannya. Tatapan sinis ia layangkan, tapi percuma. Toh Al tidak melihat kearahnya.

"Woi Al!!!" Pekik Danish.

"Hm."

Rambut Danish yang awalnya rapi kini telah tak terbentuk sebab menjadi korban dari keganasan tangan si pemilik sendiri. Danish frustasi dengan respon sahabatnya yang hanya ham hem ham hem, tidak jelas. Dia memang sudah terbiasa dengan sikap cuek Al, tapi tetap saja rasanya.....

Aaarghgt!!!!

"Al!" Danish kembali berteriak memanggil nama Al. Dan ya, kali ini berhasil. Al mengalihkan pandangannya dari berkas berkasnya lalu menatap Danish dengan tatapan yang terkesan malas. Jujur saja dari tadi telinganya sudah panas mendengarkan berbagai jenis ocehan yang keluar dari mulut pedas seorang Danish Alaska.

Untung saja ruangannya kedap suara.

"Al dengar. Gue bakal bilang sesuatu sama lo. Jadi dengerin gue." Tutur Danish yang dibalas anggukan singkat dari Al.

Mari berdoa semoga saja siraman rohani dari Danish tidak sampai membuat telinga Al berdenging.

"Lo. Malam ini ikut gua."

"...."

"Kita dugem ke bar."

Al menghela napas saat Danish menyelesaikan ucapannya. Apa apaan itu?

"Gak." Tolak Al singkat.

"Gak butuh penolakan lo. Ntar malem, ikut gua pokoknya."



Di sinilah Al sekarang.

Di dalam mobil, duduk diam dan sesekali menghela napas kasar serta melirik Danish dengan tatapan membunuhnya. Danish takut? Tentu tidak, dia sudah terlalu biasa mengahadapi deathglare dari seorang Algantara Fernando.

Ternyata ajakan Danish tidak main main. Dia benar-benar menyeret Al untuk masuk ke dalam mobil setelah mendobrak pintu apartemen Al.

"Al, gua ngajak lu dugem itu biar lo gak terlalu kaku sama hidup. Siapa tau di sana lo jatuh cinta iyakan?" Tutur Danish sambil sesekali melirik Al. Mereka berdua masih dalam perjalanan menuju bar.

"Lo ngeganggu tidur berkualitas gua Dan." Sahut Al datar.

"Idih, pacaran mulu lo sama kasur,kalau nggak berkas. gua sumpahin lo jomblo seumur hidup." Ucap Danish kesal.

Al diam dan tidak berniat membalas ucapan Danish lagi. Dia sudah terlalu lelah meladeni ucapan Danish yang tidak bermanfaat sama sekali. Lelaki tampan itu lebih memilih untuk mengistirahatkan diri daripada mendengar suara cempreng Danish yang bak suara bebek berkicau.

Beberapa saat kemudian, sampailah keduanya di sebuah bar yang nampak cukup mewah. Al menarik napas gusar. Al itu anti keramaian, tapi si bajingan Danish laknat itu malah membawanya kemari. Cari jodoh apanya di tempat yang banyak setannya begini?!

Baru masuk saja, kepala Al dibuat pening melihat hal hal di depan matanya. Lautan manusia yang bergoyang melenggak lenggokan badan di sertai musik disco yang memekakkan telinga. Belum lagi lampu gemerlap kelap kelip yang membuat mata Al kelilipan. Bau alkohol yang menyengat membuat perut Al mual sungguh.

Hei, meskipun dia seorang pengusaha sukses, Al terhitung jarang datang ke tempat seperti ini. Jika memang datang, itu hanya untuk membahas bisnis dengan para klien, itupun bar yang digunakan sepi pengunjung. Dan hari ini! Hari ini Al telah membuat masalah bagi dirinya sendiri sebab ajakan si laknat Danish bajingan Alaska.

Lihatlah orang yang bercumbu tak tau tempat itu. Rasanya Al akan benar-benar muntah. Dasar miskin! Apakah mereka tak bisa menyewa kamar untuk melakukan itu?

Bulu kuduknya berdiri kala melihat berbagai pasang mata dari wanita-wanita berpakaian kurang bahan itu sedang menatap lapar dirinya. Dia segera menjauh ketika mereka terlihat ingin menghampiri dirinya. Pria tampan itu memilih meja pojok yang sepi dan jauh dari para manusia haus belaian itu.

Dalam hati dia terus mengumpati Danish yang memaksanya ikut ke tempat terkutuk ini. Sekarang di mana bajingan itu?! Al melihat sekitar untuk mencari sosok Danish yang tak nampak batang hidungnya.

"Dimana?"

("Eehh... Anu, Al... Gue, gue lagi pesen minum! Lu jangan buat gue takut ah! Pake nada gitu lagi ngomongnya, gue kan-")

Al menutup sepihak telpon itu. Sialan memang si Danish! Awas saja kalau dia kembali, Al bersumpah akan membuat jera manusia satu itu. Bisa bisanya dia keluyuran sementara Al harus terjebak di tempat seperti ini. Dia menghela napas panjang untuk menetralisir amarahnya. Dia butuh tenaga untuk menghadapi seribu satu alasan Danish nanti.

Sedang asik asiknya menenangkan diri, tiba-tiba para manusia itu menjerit dan berteriak tak karuan. Al linglung ketika tubuhnya ditabrak orang-orang yang berlarian tak tau arah. Apa yang terjadi? Kenapa mereka lari? Ada pembagian sembako kah?

Al menggelengkan kepalanya saat pikiran aneh itu datang. Sepertinya dia sudah tertular virus aneh seorang Danish.

DOR

DOR

DOR

Matanya membulat ketika telingannya menangkap suara memekakkan diantara teriakan orang-orang. Pria tampan itu segera bergegas saat sadar bar diserang oleh sekelompok orang berpakaian hitam yang menembak membabibuta tanpa pandang bulu.

Tanpa dia sadari, seseorang menodong Revolver tepat pada jantungnya.

DOR

"AL!!!!"










★★★★

Hahahah!!!! Ketemu lagi sama aku author Ang di book terbaru,......

DADDY AL!!!! YAYY....

Welcome Riangs (reader's Ang), 🤣🤣🤣. Selamat membaca dan semoga suka. Jejaknya jangan lupa ditinggalkan oke?


Daddy AlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang