9🖤not just sorry

388 51 6
                                    

Write 23 Agustus 2023
Revisi never end






'Ahhhh pelan pelan kookie, sakit'.

'Aku sudah perlahan . Yang benar saja , begini saja kau kesakitan'.

'Sshhhhhh'.

Matanya membulat ketika melewati kamar tersebut . Padahal dia benar benar merasa terkejut saat tau bahwa atasannya memiliki hubungan dengan pria yang sejujurnya lebih cocok menjadi dominan dari pada submisif.

"Apa yang kau lakukan disini?".

hoseok menatap tajam namjoon yang seketika masih tidak tau harus mengatakan apa .dia seperti pencuri yang tertangkap basah saat ini , biasanya otak pintarnya bisa menjawab dengan mudah namun entah mengapa ini rasanya sulit.

"Itu".

Namjoon melirik pintu yang seketika terdengar lagi desahan aneh.

'Shhhhhh kookieh'.

Hoseok membelalakkan matanya. Dia bergerak mendekati pintu tetapi tangannya yang tidak di perban di tarik oleh namjoon . "Jangan . Apa yang akan kau lakukan horse ssi?".

Kesal namanya di ganti hoseok tambah meradang . "Yakkk, namaku hoseok . Bukan horse".

"Ah ya , itu . Maksudku apa yang akan kau lakukan?".

"Apa lagi? Aku tidak berpikir adik ku melakukan sesuatu dengan tuan mu di dalam? " .

Belum sempat namjoon mengatakan apapun lagi tiba tiba saja hoseok sudah membuka pintu dan mendapati ke dua pria di dalam sana kebingungan melihat hoseok di ambang pintu.

"Hyung bisakah kau membantu membersihkan lukanya? Dia benar benar cengeng. Aku tidak bisa membersihkan itu dengan perlahan". Kookie bangkit berdiri sementara dia melihat kakak dan sekertaris pribadi Jimin itu masih berdiam diri disana .

"Luka?". Tanya hoseok yang seketika kebingungan.

Sebenarnya apa yang kedua pria ini lakukan? Yang terjadi adalah kookie mencoba mengganti perban luka Jimin . Dan dia juga memberi obat salep yang akan di oleskan pada luka tersebut tetapi pria dengan IQ tinggi itu sedang menduga hal yang lain.

"Aku tidak tega". Kookie berkata pelan menaruh kain kasa . Sementara itu hoseok Melihat tangannya yang juga di perban . Tidak mungkin dia membantu minie dengan tangan itu . Sedangkan tangan kirinya pun tidak mungkin bisa memegang kapas dengan benar nantinya akan lebih menyakiti jimin.

"Apakah aku bisa membantu?". Namjoon bertanya.

"Tentu/ tidak" . Dua kata berbeda membuat kookie dan minie saling pandang.

"Tidak" . Kata kookie lagi.

Tetapi minie tersenyum tipis pada namjoon. "Kemarilah".

Sementara namjoon bergerak mendekat, kookie menatap minie dengan tajam . "Yak".

"Dia pernah mengobati lukaku juga kookie" . Kata minie dengan suara pelan .

Sembari berkacak pinggang kookie melihat pada namjoon yang duduk di pinggir ranjang tepat di hadapan minie.

Luka minie berada di lengan sampai sepanjang siku . Juga bagian telapak tangan . Luka lainnya di belakang telinga sampai leher . Dan itu butuh di jahit .

Namjoon mengambil kain kasa dan membasahi kain dengan pembersih luka . Selanjutnya menekan luka dengan begitu hati hati .

"Ahhh Seperti itu. Oke aku juga bisa sekarang minggir". Kookie hendak menarik lengan baju namjoon namun minie mencegahnya.

"Jimin, sepertinya aku membutuhkan air hangat untuk mengompres memar . Bisakah kau mengambilkannya untukku? ".

Minie berkata dengan begitu lembut . Matanya melebar seiring memberi isyarat agar kookie jangan mengganggu . Tetapi kemudian namjoon yang bergerak hendak mengambil . Namun karena situasi menjadi tidak nyaman hoseok mengajukan diri .

exchange souls✔️(jikook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang