I

17 1 1
                                    

Suara teriakan dari pintu terdengar hingga ke dapur, yang memanggil-manggil nama Rara dengan tidak ramah.

Rara kesal mendengar teriakkan kakanya itu, ia segera berlari keluar "Apa si kak teriak-teriak, gak malu di dengar tetangga!".

Raka memberikan sebuah surat berwarna putih "Ini surat ambil ".

Rara mencubit lengan Raka "ihh kenapa gak bawa ke dapur aja si kak!malah teriak nanti Kaka di marah abi kalau abi tau".

Raka tidak menghiraukan ucapan Rara, ia malah pergi melanjutkan tidur nya di sofa. Rara memutar bola matanya menandakan ia sedang marah dengan Raka.

Rara kembali ke dapur dan duduk di meja makan, lalu membaca tulisan luar surat tertulis nama Ahsan nama Abi nya.

Rara membalikkan badan nya menghadap ke ummi nya "ummi ternyata surat ini buat Abi, Rara hampir aja membukanya, ini gara gara si Kaka".

Aisyah adalah orang yang di sebut Ummi oleh Rara. Aisyah menggelengkan kepala nya "Rara kamu gak boleh gitu dong sama Kaka kamu mau bagaimana bentuk nya dia itu tetap Kaka kamu" ucap Aisyah dengan lembut.

Rara menganggukkan kepalanya lalu berdiri di samping Ummi nya membantu menyiapkan makan malam. Setelah beberapa lauk sudah siap Rara menyiapkan piring dan gelas di atas meja makan dan menata lauk pauk itu di piring.

"Rara tolong panggil Kakamu makan dan coba liat di luar siapa tau Abi juga udah datang".

"Siap ummi" setelah mengatakan itu Rara berjalan ke ruang tamu.

Rara tidak menemukan Raka di ruang tamu, Pintu di ketuk Rara sudah tau siapa yang datang ia langsung membukakan pintu.

"Assalamualaikum" salam Ahsan Abi Rara.

"Waalaikumsalam Abi" Rara langsung menyalami Ahsan.

Setelah itu Rara berjalan ke kamar Raka lalu mengetuk pintunya "Kaka ayo makan".

"Buka aja pintunya" saut Raka dari dalam.

Rara masuk ke dalam kamar Raka, ia berjalan ke tempat tidur Raka lalu duduk "Kak! ummi suruh turun pergi makan".

"Iya bentar".

"Kaka lagi buat apa sih" kepo Rara.

"Tugas kuliah, nah udah selesai ayo turun" ajak Raka.

Rara dan Raka berjalan menuju meja makan di sana sudah ada Ahsan dan Aisyah tengah duduk menunggu mereka berdua.

Rara duduk di samping Ahsan dan Raka duduk di samping Aisyah. Saat makan tak ada yang berbicara karena itu sudah menjadi peraturan di rumah.

Tepat setelah makan selesai Rara langsung mengajak bicara Ahsan "Abi tadi ada surat dari Pesantren yayasan Al-Malik surat nya udah ummi bawah ke kamar Abi".

"Oh yah nanti Abi baca".

Setelah selesai semua kembali ke kamar nya masing-masing. Rara berjalan menaiki Tangga bersama Raka, saat Raka membuka pintu kamarnya Rara ikut masuk.

"Rara ngapain masuk sana ke kamar kamu" usir Raka.

Bukan nya keluar Rara malah melempar badan nya di tempat tidur Raka, tiba-tiba saja Rara menyeletuk
"Kaka pernah gak ikut Abi ke pesantren Al-Malik?" tanya Rara.

"Pernah lebih tepatnya sering emang kenapa" Raka menanyakannya kembali.

"Kata Abi, Abi punya murid yang namanya Aziz, Abi bilang dia anaknya baik, penurut Akhlak nya luar biasa".

"Terus kenapa kamu suka sama Aziz" ledek Raka.

"Bagaimana Rara mau menyukai orang yang jelas-jelas belum pernah Rara temui haduh, maksud Rara, Rara mau tau seperti apakah seorang Aziz itu hingga Abi menceritakannya ke Rara dan Ummi".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Keinginan ku dan KehendaknyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang