menyesap kopi hitam disudut kota mati
hambar, merayu sepi dengan lara tak lantas pergi
menyicipi menu andalan ditengah mendung tak berkesudahan
aku tersesat lagi dan lagiribuan rintik berlomba jatuh
menyesap segala pahit dengan sakit
tak kuasa, lelehan pedih nan terpendam mulai luruh
menangis kencang bak anak kecil hilang hiburan
tak salahnya lagi kemaren malam dicerca habis-habisantangis diterabas rinai
menyakiti diri lekas pulih kembali
meraungkan ribuan sesal yang tak usai
aku menangis sendiri
gemerlap kota saksi bisunya
menyangkal persoalan si mental baja
januari akhir aku luruh juga
ku kenang kau di tahun setelahnyapadang, 2 Februari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
WILD FLOWER
Poetrybeberapa untaian sajak yang ku rangkai sebagai media meredam luka. sebab aku tak punya tempat bercerita