bahkan aku tak tahu apakah sebuah kebetulan yang membawa kita bertemu ataukah takdir yang memang mengharuskan kita untuk bertemu?
•HAPPY READING•
"diem dulu deh!"
"hemm,,,kenapa lo? badmood ya?"
jam ke 10 , jam terkahir adalah waktu bermalas malasan semua siswa, dimana mereka hanya duduk di bangku dengan kepala yang sepertinya sudah menyatu dengan meja.
suasana kelas siang itu sangat ramai, ada yang bermain game di pojok kelas, ada yang bercanda ria dengan tawa menggelegar di ambang pintu bahkan ada yang menggunakan waktu itu untuk berpacaran.
berbeda dengan teman temanku,yang memilih mengobrol sambil curhat satu sama lain.
aku hanya menyimak obrolan teman temanku dengan duduk dan sesekali melihat lihat ponsel.
"cowok ips lebih keren iya ga sih???" tanya Imel dengan raut wajah girang.
"gantengan cowok gue tuh!" sambung Lana sembari memakan bekal.
ya, Lana, gadis cantik dengan sifat yang terkadang kalem terkadang barbar, berbeda dengan Imelda, yang suka mencari perhatian kepada laki laki.
tapi bagi Alisya sifat itulah yang membuat warna bagi hubungan pertemanan mereka.
sebenarnya waktu itu sedang berada di jam pelajaran tapi karena para guru sedang rapat,maka mereka dibiarkan untuk belajar sendiri.
entah rapat apa, tapi dia yakin rapat itu membahas tentang PAS (Penilaian Akhir Semester) nanti.
tidak terasa sepertinya baru kemarin Alisya baru saja mendaftar masuk ke sekolah ini tiba tiba saja dirinya hendak naik kelas.Alisya memilih jurusan IPA dimana pelajarannya lebih banyak menghitung daripada menghafal,
walaupun kenyataannya dia tidak mahir dibidang ini.
dirinya terpaksa masuk jurusan ini karena kemauan dari orang tuanya demi masa depannya kelak.
sudah mestinya dirinya sebagai anak harus menurut apa yang telah di pilihkan oleh orang tuannya karena itu juga untuk kebaikannya sendiri.
"HAAHHH?!!!"
teriakan Alisya sangat keras membuat makanan yang tengah dimakan Alana jatuh kelantai,
"lo kenapa sih??!" protes Lana dengan alis yang sudah menyatu.
kali ini Alisya tidak bisa menjawab pertanyaan temannya itu, badannya terasa sangat kaku dengan tangan yang gemetar hingga membuat ponsel yang sedari tadi ia pegang ikut gemetaran.
"ini satu sekolah sama gue ya?" tanya ku sambil menyodorkan ponsel.
tiga gadis yang tadinya sedang heboh sendiri sontak langsung mendekat dan melihat dimana arah Alisya menyodorkan ponsel.
tak kunjung bereaksi teman temannya hanya diam dengan sorot mata yang bertanya tanya.
" gue pernah liat tapi—" omongan Imel berhenti di tengah dengan kepala yang menatap langit langit.

KAMU SEDANG MEMBACA
BENTALA dan BUMANTARA
Ficção AdolescenteBagiku, malam ini terasa sangat damai, ditambah dengan suara serangga yang beradu dengan detik jarum jam, juga gemuruh air hujan yang jatuh mengenai atap. kali itu aku tengah duduk di meja belajar dengan menghadap buku berisi tulisan tangan yang a...