Regret [Markhyuck, Nohyuck, Nahyuck]

02

Hy guys, kangen?

.

Bel istirahat berbunyi yang membuat murid-murid lantas langsung bersorak bergembira setelah duduk selama 3 jam dengan ocehan guru yang menjelaskan pelajaran, terutama pelajaran matematika. Ya! Di kelas 11-2 kelas yang terkenal susah di atur namun memiliki kekompakan yang sangat kuat itu.

Haechan keluar dengan wajah bahagia, tentu saja karena terbebas dari matematika yang rumit itu, dia menoleh melihat Jeno yang masih memberesi bukunya.

"Ayolah jen, lo lama banget, udah biarin aja ntar aja! Gak ada juga yang mau ngambil buku jelek lu" Gerutu Haechan yang sudah merasa lapar.

Jeno mendengus dan tetap melanjutkan beres-beresnya "Ini bukan masalah gitu nya, ntar kalo ada yang nyontek gimane?"

"Yaelah kaya lu pinter aje, nilai 50 aja siapa yang mau nyontek"

"Anjing lo!"

"Udah ayo buruan!"

Haechan dan Jeno akhirnya berjalan ke kantin yang tampak sudah penuh dengan kerumunan siswa, Jeno memperhatikan sekelilingnya mencari bangku kosong yang bisa mereka duduki.

"Penuh bangt chan"

" Iya iya lah! Lo aja kaya kura-kura"

Jeno memutar bola matanya malas dengan ucapan Haechan, memang apa salahnya sih beresin buku?

"Udah lah ayo ngambil makan dulu" Ajak Haechan.

Jeno menurut, mereka berjalan dan mengambil piring lalu antri mengambil makanan mereka.

"Ada apa aja buk hari ini?" Tanya Haechan.

Ibu kantin itu tersenyum melihat murid kesayangan, ya karena hanya Haechan yang selalu memuji semua masakannya tanpa ada berkata jika makanannya tidak enak seperti murid lainnya.

"Oh Nak Haechan, ini ibuk masak sayur sop terus ayam sama gorengan, kalo nak Haechan pengen yang lain bisa bilang nanti ibuk buatin jam pelajaran kedua." Jelas bu kantin.

Haechan tersenyum cerah mendengar makanan yang di katakan oleh ibu kantin itu ia langsung mengambil nasi dan lauknya.

"Makasih ya buk, nanti Haechan mau topokki ya bu yang pedes sama kue aja deh kalo minumannya sih-"

"Yaelah cahn lama banget" Celatuk Jeno di belakang yang menunggu Haechan dari tadi.

"Yaelah sabar napa! Aku mau minumnya susu buk, kalo sekarang aku pengen jus aja nanti aku beli aja disana" Ujar Haechan yang langsung di angguki ibu kantin dengan senang hati.

Haechan langsung pergi dan mencari tempat kosong untuk makan, matanya tanpa sengaja menengok arah murid baru asal canada itu, dengan senang Haechan langsung berlari disana di ikuti Jeno di belakangnya.

Mark yang sedang makan dengan teman teman barunya tiba-tiba menoleh melihat murid yang baru saja menabraknya tadi pagi.

"Emm Mark sunbae boleh gak aku duduk disini?" Tanya Haechan.

Mark menoleh ke teman-temannya yang tampak cuek tak peduli, dan akhirnya Mark mengijinkan lelaki cantik itu duduk.

Haechan yang di perbolehkan duduk lantas senang dan langsung duduk di susul dengan Jeno yang sedari tadi di belakangnya.

Beberapa saat cukup hening namun dengan sifat ceria Haechan dan pemasarannya ia mulai membuka topik-topik bari yang tentu topik positif yang langsung di tanggapi dengan ramah oleh sunbaenya.

"Emm Mark sunbae, kalo boleh tau tinggal di mana?"

Sebelum Mark menjawab teman Mark yang bernama hyunjin langsung menjawab.

"Yaelah chan tinggal di gedung sama kaya lo sama Jeno" Ujar hyunjin.

Hyunjin dan Haechan memang sudah akrab dari lama karena waktu pertama Haechan masuk kesekolah menengah atas ia di bantu oleh hyunjin. Cukup baik bukan?

Haechan melotot dan tersenyum cerah "WAH SERIUS? Wihhhhhhhh kapan-kapan mampir ya hyung di kamar nomor 200" Tawar Haechan.

Mark langsung mengangguk, kamarnya tak jauh dari Haechan jadi mungkin tidak apa-apa lagi pula dia juga harus membagikan beberapa oleh-oleh agar dia juga bisa akrab dengan tetangganya.

"Kalo Jeno? Apartemen nomor berapa?" Tanya Mark.

"Oh aku tinggal sama Haechan, orang tua kami nyuruh buat tinggal bareng dan aku juga di suruh jaga Haechan biar gak banyak tingkah soalnya ceroboh orangnya"

Haechan yang merasa namanya tercoreng di depan orang tampan langsung memukul bahu Jeno.

"YAK! GUE GAK CEROBOH YA!"

Mark dan teman-temannya hanya tertawa melihat tingkah malu Haechan.

TBC

Dikit2 ya gw juga harus selesai in cerita yang lain