Prolog.

0 0 0
                                    

Tamara sedang berada di kebun halaman belakang rumahnya. Ia melihat sebuah siluet cahaya yang begitu indah Dimatanya.

Cahaya itu berwarna - warni seakan - akan menandakan untuk Tamara mendekatinya. Tamara segera mengikuti cahaya itu yang kini menuju ke sebuah hutan yang begitu gelap, tapi berkat cahaya itu Tamara bisa melihat dalam hutan dari kejauhan.

Padahal orang tuanya mengatakan untuk tidak mendekati hutan itu. Namun namanya juga Tamara keras kepala sekaligus terpesona dengan indahnya cahaya itu, seolah - olah lupa akan ucapan sang orang tuanya.

Tamara semakin ke dalam hutan itu sampai melihat sebuah cahaya besar berbentuk cermin bundar. Tamara yang penasaran makin tinggi itu kini masuk ke dalam cahaya yang berbentuk cermin dan setelahnya cahaya itu hilang bersama Tamara.

°°°°°

"TAMARA!!" Panggil orang tuanya yang kini mencari Tamara.

"Pih gimana ini Tamara kenapa gak ada?" Tanya sang istri kepadanya.

"Kita cari dulu pelan - pelan. Kalau sudah 1 kali 24 jam baru kita lapor polisi" ujar suaminya.

Kini sang istrinya merasa khawatir dengan anaknya. Bagaimana kalau Tamara diculik sama orang asing, sedangkan Tamara dalam keadaan bisu karena satu hal.

"Pih, bagaimana kalau Tamara diculik?" Tanya istrinya karena khawatir.

"Husss, bicaranya dijaga mih. Harus yakin kalau Tamara baik - baik ajah. Mungkin lagi main sama Bella" jawab suaminya menyakinkan sang istri.

"Mudah - mudahan ajah deh pih."

Mereka pun masih mencari Tamara dengan bersama. Sampai ke rumah Bella pun katanya Tamara tidak ada.

"Pak Cakra?" Panggil tetangganya yang kebetulan lewat.

"Pak Agus ada apa yah?" Tanya Cakra.

"Tadi saya liat Tamara ke hutan yang berada di belakang rumah pak Cakra. Tadi saya udah panggil - panggil terus tapi Tamara tidak dengar pak" ujar Agus tetangga Cakra.

"Makasih yah pak." Kini Cakra dan sang istrinya segera kembali ke rumahnya untuk siap - siap ke kantor polisi untuk laporan orang hilang. Sebenarnya mereka khawatir dengan keadaan Tamara sekarang, masalahnya hutan itu kata orang sekampung angker. Apalagi Tamara ini anaknya memang penakut sekali, jadi mereka khawatir Tamara akan tersesat.

°°°°

Akhirnya setelah dijelaskan oleh Cakra pihak polisi pun sepakat untuk mencari keberadaan Tamara. Sampai tim SAR, pihak polisi, dan warga turut mencari keberadaan Tamara.

"Tolong!"

Saat sedang fokus mencari mereka mendengar suara perempuan berkata minta tolong. Suaranya kadang menjauh kadang terdengar dekat.

Sampai pihak polisi sudah menggunakan anjing pelacak, tapi anjing pelacak itu terhenti di sebuah palang yang bertulisan 'Dilarang masuk!!!'.

"Sekarang bagaimana pak? Apakah dilanjutkan pencariannya?" Tanya Cakra.

"Sepertinya tidak ada harapan lagi kalau anak bapak dan ibu jika masuk ke dalam sana. Di dalam sana terdapat hewan buas" ujar pihak polisi yang menangani hilangnya Tamara.

"Gak pak, anak kami pasti selamat. Mungkin ada harapan buat anak kami" tolak Cakra apa yang pak polisi itu katakan.

Tidak ada harapan lagi?

Intinya Cakra harus cepat mencari keberadaan anak semata wayangnya. Cakra sampai dalam keadaan pun ia harus mencari anaknya sampai ketemu. Karena Tamara adalah anak istimewa bagi mereka berdua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tamara's worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang