prolog

5 2 1
                                    

Mentari pagi yang cerah menusuk tulang belakang seorang gadis yang sangat cantik di atas ranjangnya,dia menutup tubuhnya dengan selimut tebalnya,namun sial nya selimut itu di tarik oleh seorang wanita dan ternyata itu neneknya.

"Ayolah kau kan harus berangkat bekerja" wanita itu berucap

"Lima menit lagi" kata gadis itu

Nenek tua itu mengambil segayung air dari kamar mandi dan meciprat cipratkan air itu ke muka sang gadis namun tidak juga bangun nenek itu kesal dan menyiram muka gadis itu dan akhirnya gadis itu menyerah dan terbangun

"Cepat mandi hari ini hari pertama kau bersekolah bukan" ucap wanita itu sembari mengembalikan gayung kedalam kamar mandi

Gadis itu mengambil handuk yang tergantung di paku dekat ranjang dan berjalan gontay karena masih mengantuk.

Lima belas menit sudah berlalu gadis itu sudah rapi dan kenyang karena sudah sarapan saatnya dia berangkat ke kantor

***

Khartoum Ghornth yang tertulis di plang depan gerbang lebar itu banyak orang yang  berlalu-lalang masuk ke sana.

Gadis cantik yang baru sampai itu kebingungan karena tidak tahu semua tempat di sana di dalam pikirannya hanya satu 'pulang' emang aneh baru saja sampai dia sudah mau pulang.

" Hayy kau karyawan baru?" Tanya seorang laki-laki

" Iya " jawab gadis itu singkat dengan kepala yang menunduk

Laki-laki itu menyodorkan tangan kanannya " aku Prix " dia tersenyum sembari berharap kalo gadis ini akan membalas sodoran tangannya

"Aku Arlen" gadis itu membalas sodoran tangannya dan tersenyum setelah itu dia pergi ke dalam meninggalkan Prix

Di dalam sebuah ruangan tepatnya di dalam kantor ada tiga gadis yang sangat cantik kemungkinan mereka adalah orang yang sangat berkuasa di sini.

"Ohk tuhan kenapa karyawan baru selalu miskin" salah satu gadis itu berucap setelah melihat Arlen mungkin gadis itu belum tahu kekayaan nya Arlen di Amerika.

"OMG,Karlie kau bener" temannya membela

" Ayolah Karlie,frinta Jangan bicarakan gadis itu"

"Kau iri pada kami? Krista" gadis yang bernama Karlie itu naik pitam

" Ohk no aku hanya cape denger ocehan kalian tentang gadis itu" ucap krista

Mereka bertiga pergi dari sana dan menatap sinis Arlen, Arlen hanya bisa tersenyum dan mengangguk kecil ke arah mereka.

"Kau jangan ambil hati omongan mereka " Prix berucap

" Kenapa kau ada di sini?" Arlen berkata dengan menggaruk tengkuknya yang sedikit gatal

" Ini tempat kerjaku" Prix berkata dengan duduk di sebuah bangku dekat Arlen

Arlen hanya bisa mengangguk dan berbalik memunggungi Prix, Arlen mengeluarkan sebuah map dari tasnya sepertinya itu formulir

***

'sebrang negara'

"Apakah Arlen sudah lupa dengan kita?"lirih seorang gadis berambut cokelat dan berkulit putih

"Gadis idiot itu tentu dia akan lupa dengan kita" ucapan seorang lelaki dan ikut anggukan kepala lelaki lain

"Derlan,Arlan meski Arlen mengkhianati kita tapi dia tetap teman kita" gadis itu berdiri dan hendak pergi dari tempat mereka duduk namun lelaki yang bernama Arlan itu menghentikan pergerakannya

BaskarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang