[6] "I'm in a band-or you can also call us a boyband."

426 44 13
                                    

Previously on chapter 5:


Incoming call from "My Perth <3"


Zayn mengangkat teleponnya kemudian berkata, "Ada apa lagi, Perth?"

"Berikan aku kesempatan kedua Zayn, aku sangat menyayangimu," jawab Perth diujung koneksi.

"Kesempatan kedua katamu? Tidakkah kau ingat bahwa dulu kau pernah menduakanku dan aku memberikanmu kesempatan kedua? Lalu kini kau menduakanku lagi," kata Zayn. "Aku adalah seorang manusia biasa, Perth. Aku mempunyai perasaan."

"Tapi aku benar-benar menyesal, Zayn—"

"—Tidak ada kesempatan ketiga untukmu, Perth. Aku mencintaimu, tetapi kau menyia-nyiakannya." Dengan cepat, Zayn langsung mematikan koneksi telepon. Mendengar suara Perth hanya akan membuat luka hatinya menjadi lebih dalam.


Now, chapter 6:

"Zayn!" panggil Alessia dari kamar mandi. "Cepat kesini!"

Dengan malas, Zayn langsung beranjak dari sofa empuknya itu. Ia berdiri tepat di depan pintu kamar mandi, lalu bertanya kepada Alessia, "Ada apa?"

Sedetik kemudian, pintu itu terbuka sedikit-hanya memunculkan kepala Alessia. "Ehm," Alessia menggigit bibir bawahnya. "Bisakah kau mengambilkan handuk baru untukku?"

"Ada banyak handuk baru di dalam kamar mandi itu, Alessia," ucap Zayn—ia melipat kedua tangannya di depan dada.

"Sungguh, Zayn. Tidak ada satu handukpun di kamar mandi. Aku telah mencarinya—"

"—Biar aku yang mencarikannya untukmu." Zayn langsung memasuki kamar mandi itu dan membuka sebuah lemari kecil. Ia mengambil satu handuk baru berwarna putih. Zayn membalikkan tubuhnya untuk memberikan handuk tersebut kepada Alessia—namun keadaan di kamar mandi itu seketika menjadi sunyi karena Zayn baru saja melihat Alessia hanya memakai celana dalam dan tangannya berusaha menutupi tubuhnya.

Wajah Alessia berubah warna menjadi merah padam. Ia tidak tahu harus apa lagi. Yang jelas, kini ia merasa sangat malu dan sekarang juga ia ingin membeli satu tiket untuk ke pergi planet lain dan tidak akan kembali untuk selamanya.

"A-a-aku meminta maaf. Aku akan keluar sekarang juga." Suara Zayn terdengar sangat canggung.

"Lebih cepat lebih baik," ujar Alessia sembari menundukkan wajahnya dan tetap berusaha menutupi tubuhnya.

Zayn mengangguk canggung. Ia menggantungkan handuk putih itu di pintu, kemudian keluar dari kamar mandi dengan gerakan yang begitu cepat.


***


Suasana di mobil BMW milik Zayn begitu hening dan canggung karena Alessia masih begitu malu mengingat kini, Zayn sudah melihat dirinya hampir telanjang. Sedangkan Zayn merasa tidak enak karena telah memasuki kamar mandi secara tiba-tiba.

"Aku—" ucap Zayn dan Alessia bersamaan.

"Kau duluan saja, Zayn."

Zayn memberhentikan mobilnya, lalu berkata, "A-aku meminta maaf atas perbuatanku tadi pagi,"—ia menatap Alessia dengan canggung—"Sungguh, aku tidak bermaksud—"

Alessia mengangkat tangannya ke atas, memotong pembicaraan Zayn. "Cukup Zayn. Kau tak perlu meminta maaf." Memperpanjang masalah ini hanya akan membuatnya semakin merasa malu, Alessia tidak mau itu terjadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heart of LocksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang