1. Meminta Pertanggungjawaban

133 1 0
                                    

Haiii, selamat datang kembali di series pertama geng Garmond!

Kita mulai dari awal dengan judul yang baru ya ...

Semoga suka dan selamat membaca

****

1. Meminta Pertanggungjawaban

"Ketika pertemuan dan perpisahan hanya sebatas kata-kata."

Seorang gadis sedang menggowes
sepedanya menuju SMA Pelita dengan keringat yang membasahi pelipis. Raut wajah gadis itu semakin panik setelah melihat jam di pergelangan tangan. Sepuluh menit lagi, gerbang sekolah pasti akan tertutup rapat.

Rindhu Vanessa Fhresillia. Ia baru saja pindah ke Jakarta Selatan seminggu yang lalu untuk tinggal bersama tantenya. Hal itu membuat Rindhu masih merasa asing dengan tempat ini.

"Astagfirullah," sebut Rindhu dengan kedua mata yang reflek terpejam ketika air yang tergenang di jalan mengenai dirinya. Becek itu membasahi seragam dan sedikit mengenai wajahnya akibat sebuah sepeda motor melintas dengan kecepatan tinggi di dekatnya tadi.

Rindhu menepikan sepeda. Cewek itu meringis melihat seragam yang kotor karena becek.

"Aduh, kotor semua. Mana udah telat lagi," ucap Rindhu sembari mengusap wajahnya yang juga terkenal cipratan air.

Rindhu menyipitkan mata. Sebelum motor itu benar-benar hilang dari penglihatannya, ia harus meminta orang tersebut bertanggung jawab.

"Dia harus tanggung jawab!" seru Rindhu. Cewek berkulit kuning langsat itu menggowes sepedanya dengan kecepatan tinggi, berusaha mengejar motor yang sudah jauh itu.

*****

Mario Nugratama, murid laki-laki dengan kalung khas di lehernya itu, melajukan sepeda motornya dengan kecepatan tinggi karena sudah terlambat.

Kondisi jalan yang cukup ramai membuatnya memilih jalan pintas. Sialnya jalan yang ia lalui itu berlobang dan becek akibat hujan kemarin. Mario menerobosnya begitu saja, tak peduli dengan pengendara-pengendara lain. Satu hal yang ada dipikirkannya adalah segera sampai di sekolah.

Jika tidak ingat dihukum karena terlambat. Mario tidak akan buru-buru seperti sekarang.

Cowok itu masih sibuk bersenandung mendengar alunan musik dari earphone yang tersambung dengan ponselnya sampai ketika ia mengerem mendadak karena ada seorang pengendara sepeda berhenti tepat didepannya. Ya, tidak lain dan tidak bukan Rindhu orangnya. Dengan cepat ia turun dari sepeda lalu menghampiri Mario.

"Turun!" suruh Rindhu kesal.

Mario mematikan mesin motornya. Ia bergidik ngeri melihat gadis di depannnya itu. Kotor dan begitu dekil.

Mario membuka helm yang ia kenakan kemudian menyugar rambut berantakannya itu ke belakang. Alis tebal hitam, rahang yang tegas dan hidung yang sempurna. Rindhu akui, cowok dihadapannya ini memang sangat tampan tapi semua itu tidaklah cukup jika ia tidak memiliki attitude yang baik. Detik berikutnya Rindhu tersadar dari lamunannya ketika mendengar laki-laki tersebut mengeluarkan suara.

"Siapa lo?" Mario bertanya dengan suara beratnya. Tatapannya penuh dengan kebingungan.

"Lo harus tanggung jawab!" ceplos Rindhu tanpa basa-basi. Hal itu membuat Mario mengerutkan keningnya.

"Gara-gara lo bawa motornya ngebut, seragam gue jadi kena becek semuanya! Lo harus tanggung jawab!" Rindhu menekankan kata-katanya.

Tak mendapatkan respon apa-apa membuat Rindhu semakin geram. Apalagi cowok yang dihadapannya itu malah tersenyum.

Keponakan Kesayangan Where stories live. Discover now