Twee

8 1 2
                                    

Rumah bernuansa putih abu telah si injak oleh Keeara sejak 10 menit yang lalu. Sudah lama ia mencari keberadaan Keluarganya di mana. "Pa! Papa di mana sih?!" Teriak Keeara yang sudah lelah memutari setiap ruangan di rumah itu.

"Check ruang kerja" Ucap Kepada sambil memberikan jarinya.

Tangan Kepada menggapai knop pintu dan membukanya. "Pa.." Lirih Keeara.

Mata Keeara membulat sempurna saat ia melihat Papanya tergeletak lemah di lantai. "Papa!"

Keeara mencoba membangunkan Papanya tapi nihil, tak ada pergerakan dari tubuh sang Papa.

Keeara mencoba menghubungi nomor Mamanya tapi tak ada jawaban, begitu juga dengan nomor Niel. "Mereka kemana sih?!" kesal Keeara.

***

Papa Keeara adalah pengusaha besar di Negara Indonesia. Banyak Polisi yang menghampiri rumah yang kini sedang berduka. "Saya ingin segera lakukan sistem otopsi" Ucap Keeara pada polisi.

"Siap, laksanakan."

"Papa nggak punya penyakit apapun, apa lagi penyakit jantung, Papa nggak punya riwayat penyakit itu, ada yang aneh dengan kematian Papa," Keeara tenggelam dengan semua bayangan kematian Papanya yang meninggal karna penyakit yang tidak pernah ada di dalam tubuh Papanya.

***

"Tubuh luka di bagian leher belakang, memar di bagian lengan atas kanan," Ucap Dokter Lita yang menanggulangi kematian Papa Keeara.

Semua sudah tercatat di kertas yang di tulis oleh pihak polisi. "Apa cuman itu?"

"Seperti yang saya lihat, kematian Bapak Zarar bukan karena penyakit jantung, saya selaku dokter kepercayaan Bapak Zarar, saya yakin bahwa Pak Zarar tidak punya riwayat penyakit itu," Jelas Dokter Lita.

"Siapa yang menyebarkan opini itu?" Tanya salah satu polisi.

"Dokter Huda spesialis jantung, saat Keeara membawa Papanya kerumah sakit, di situ saya msih ada tugas di ruang ICU, jadi Dokter Huda yang menangani semuanya." Jelas Dokter Lita. "Saya yakin kematian Bapak Zarar bukan karena penyakit jantung tapi ada orang memukul Pak Zarar dari belakang," lanjut Dokter Lita.

"Sudah cukup pelaksanaan otopsi untuk jenazah Bapak Zarar, Terima kasih," ucap salah satu pihak polisi.

Catatan otopsi itu di taruh di meja samping jenazah. Akan di berikan kepada pihak keluarga satu jam kemudian. Mereka keluar dari ruangan dengan tangan kosong. Pintu ruangan tidak terkunci.

***

"GIMANA SIH KALIAN! CATATAN AJA SAMPAI HILANG! EMANG DI TARUH MANA?! " Keeara sudah tak kenal apa itu adab. Kini Keeara marah besar, catatan hasil otopsi hilang begitu saja.

"Maaf nona, tapi tadi beneran saya taruh di meja samping jenazah, "

"Tapi pintu nggak di kunci, banyak yang bisa masuk kalo penjagaan tidak begitu ketat,"

"Maaf nona," Pihak polisi hanya bisa menundukkan  kepalanya.

"Lupakan saja, saya anggap semua kematian Papa saya karena penyakit jantung" Ucap Keeara sambil beranjak dari duduknya dan keluar rumah.

Keeara menyapu pandangan di setiap sudut depan rumahnya. "Mama!" Panggilan Keeara membuat Mamanya menoleh ke arah nya. Keeara menghampiri Mamanya yang telah menyelesaikan obrolan bersama orang-orang yang menghampiri rumah duka itu.

"Kenapa Keeara?" tanya Mama sambil menggenggam tangan lentik milik Keeara.

"Hasil otopsi hilang"

"Kok bisa?!" Mama begitu terkejut dengan ucapan Keeara.

Keeara menggeleng kepalanya. "Nggak tau,"

"Terus gimana dengan kematian Papa?" tanya Niel yang barusan ikut di forum Keeara dan Mamanya.

"Kita anggap kematian Papa karena penyakit jantung," lesu Keeara.

"Tapikan Papa nggak punya penyakit itu, ini semua masih janggal lho," Niel ikut cemas dengan kematian Papanya yang aneh.








Gimana nih dengan kematian Papa Keeara, Kira-kira ada apa yaaa????

Ikuti terus ceritanya kawan!

Follow author biar lebih semangat nulis nya!!
keeraluv
Follow akun instagram kuu
@aisyhlfi_
@keeraluv
maaf klo agak melenceng kata katanya💚

Don't plagiat!
Plagiat keluar dari list kawan!!

HELPLEES [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang