PROLOG

1.7K 57 13
                                    

Jgn lupa, Vote komen di utamakan!!

Absen dulu, kenapa bisa nyasar ke sini?

Btw moga betah yaa😽💙

Happy Reading...


"Bos, lo ada duit cash gak? Pinjem seratus dong"

Seseorang yang di panggil dengan sebutan bos itu langsung menoleh.

"Emang lo gak punya duit?" Tanyanya.

"Duit bulanan gue abis pake bayar paket Shopee, semua ATM gue di sita sama bokap"

"Gaada sejarahnya anak kepala sekolah gak punya duit" sahut seseorang yang sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya.

"Diem lo crocodile__As, pinjem ya?" Tanyanya lagi.

"Boleh boleh" jawab cowok itu, kemudian ia mengeluarkan sebuah buku serta pena dari dalam tas ranselnya.

"Nama lengkap?" Tanya cowok dengan nametag Aska Adreana itu.

"Farrel Algara"

"Kartu identitas murid?" Aska menyodorkan telapak tangannya bermaksud menerima barang yang diminta.

Farrel mendelik "Buat apaan anjir" Ucapnya ngegas, tapi tetap memberikan kartu yang ketuanya minta.

Sedangkan Aska sibuk mencatat identitas dari cowok bernama Farrel tersebut "Nama oke, alamat oke, tempat tanggal lahir oke, golongan darah oke, jenis kelamin juga oke,, nama nyokap, bokap, sama saudara kandung?" Aska kembali mengalihkan pandangannya pada Farrel.

Sedangkan dua orang lainya menatap interaksi mereka dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Bokap gue mahen Algara, kalo nyokap__Olivia Oktavia, gue anak tunggal"

"Oke, pegang kartu identitasnya" titah Aska seraya mengembalikan kartu identitas tersebut pada pemiliknya.

Aska merogoh saku celananya dan mengambil benda Pipih berwujud handphone, kemudian menekan aplikasi kamera dan mengarahkannya pada Farrel.

"hadap kiri, hadap kanan, depan, belakang, sekarang senyum" instruksi Aska, cowok itu memotret berbagai gaya yang di lakukan Farrel, dan dengan begonya, Farrel malah menuruti semua perintah Aska.

setelah selesai dengan acara potret, Aska kembali mengalihkan pandangannya pada buku catatan, dan menuliskan sesuatu di atas sana "Warna bola mata hitam pekat, lubang hidung ada dua, tangan juga ada dua, jumlah rambut ribuan lembar, satu kelamin____"

"Anj_" ingin rasanya Farrel meninju wajah Aska sekarang juga, apakah harus sedetail ini?

"jari tangan ada sepuluh, anggota tubuh aman gak ada yang cacat" lanjut Aska, masih berkutat dengan catatan.

"Tai lalat ada berapa?"

"Lima!"

"Tujuh, yang di kulit kepala sama selangkangan juga harus di hitung"

Farrel membulatkan kedua bola matanya "Askanjing, bangsat, kok Lo bisa tau, Lo cenayang?"

"Gak penting, sekarang stik jari dulu"

Farrel berdecak kesal "Dah lah anying, gue gak jadi minjem duit sama lo, ribet banget gila"

"Pinjem duit serasa mau nyewa pesawat" sahut cowok bernama Agil.

"Kalo udah di proses gak bisa di cancel" Balas Aska.

Farrel mengeram emosi "Kenapa gak sekalian aja gue pinjem satu miliar, pinjem seratus aja ribetnya setengah mampus"

"Sekolah dimana?"

"Gue satu sekolah sama lo, monyet" Farrel ngegas

"Nama sekolahnya?"

"SMA CAHAYA" jawabnya malas.

"Kepala sekolah sama nomernya?"

"Bokap gue, Mahen Algara_ 085315****** "

"Temen satu sekolah? Dua aja, jangan semuanya"

"Agil Januartha, Ryan Emiliano"

"Ini nomernya beneran aktif kan? Orangnya masih hidup kan?"

"gue kubur hidup hidup lo ya"

Aska menekan aplikasi berlogo telpon di layar ponselnya, kemudian menekan salah satu kontak.

"Halo" ucap seseorang di sebrang sana.

"Halo, apa benar ini dengan bapak kepala sekolah SMA CAHAYA?" Tanya Aska pada orang tersebut.

Agil menyenggol lengan Farrel yang tengah memperhatikan Aska dengan tatapan lesu "bos lo setresnya kumat lagi"

"Iya, benar, dengan Saya sendiri"

"Maaf pak, apa benar ada murid SMA CAHAYA yang bernama Farrel Algara?"

"Benar, itu anak saya sendiri, anda siapa ya?"

"Saya Aska Om, Masa om gak kenal"

"ASKA, ngapain kamu jam segini malah telpon main main sama saya, bukannya belajar, kalian bolos?"

Tutt tutt

Sambungan telpon itu terputus secara sepihak, dan Aska lah yang menutupnya.

Selang beberapa detik, cowok gesrek itu kembali menelpon seseorang, bersamaan dengan handphone milik Agil yang juga ikut berbunyi.

Agil menatap Aska dengan tatapan maut, Nama Aska terpampang jelas di layar ponselnya.

Agil menggeser tombol hijau di sana, cowok itu buru buru berteriak Kencang tepat pada lubang speaker handphone miliknya sebelum Aska mengucapkan kalimat yang akan membuatnya darah tinggi.

"GUE SEDOT YA, ANJIR, ASKANJING SETRES, MATI AJA LO SETAN!"

Emosi Agil membuncah, jika saja yang di hadapinya ini bukan Aska, sudah di pastikan ia akan menerkamnya hidup hidup.

Padahal cuma perkara pinjem duit, tapi serasa mau minjem nyawa.

Serius nanya, apa gunanya nelpon orang yang udah jelas jelas ada di depan mata?

Tapi sikap si Aska ini patut di contoh gak si? Biar yang suka ngutang pada kapok.

••••

To be continued

Hai guys, cerita ASKAVERA Return lagi dengan versi yang berbeda, prolognya beda jauh dari yang kemaren kan? Kemungkinan banyak chapter yang akan aku rombak.

Btw lebih seru prolog yang sebelumnya atau yng sekarang?

Tembus 100 vote/komen aku bakalan up cepet🥳

Seeyou..

ASKAVERA (On going)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang