Hari itu, langit di Kota Kembang terlihat cerah dan penuh harapan. Di antara keramaian jalan, seorang wanita bernama Maya tersenyum bahagia. Dia adalah sosok cantik dengan mata yang cemerlang dan senyuman yang memikat. Maya sedang menunggu kedatangan kekasihnya, Adrian, di sebuah taman yang indah.
Tidak lama kemudian, Adrian muncul dengan langkah ceria. Dia adalah pria tampan dengan rambut hitam keriting dan mata yang dalam.Saat melihat Maya, senyumnya melebar, dan mereka berpelukan erat. Mereka adalah sepasang kekasih yang telah menjalin hubungan selama tiga tahun.
"Maya, aku punya sesuatu untukmu," kata Adrian sambil mengeluarkan kotak kecil dari sakunya.
Maya terkejut dan senang melihat kotak tersebut. Hatinya berdebar-debar saat Adrian membuka kotak itu dan mengeluarkan cincin berlian yang indah.
"Maya, aku mencintaimu dengan segenap hatiku. Apakah kau mau menjadi istriku?" ucap Adrian sambil menatap Maya dengan penuh harap.Air mata bahagia mengalir di pipi Maya. Dia sangat mencintai Adrian dan telah lama menantikan momen seperti ini. Dengan penuh kebahagiaan, Maya menjawab, "Ya, Adrian! Aku mau menjadi istrimu!"
Mereka berdua merayakan momen tersebut dengan pelukan dan ciuman yang penuh cinta. Mereka saling berjanji untuk menjaga cinta mereka selamanya.
Namun, takdir mempunyai rencana lain untuk mereka. Setelah beberapa bulan berlalu, mereka mulai menghadapi berbagai masalah dalam hubungan mereka. Kehidupan yang penuh dengan tekanan dan kesibukan menyebabkan hubungan mereka mulai renggang.
Pertengkaran kecil mulai terjadi di antara mereka. Kata-kata yang tajam terlontar dan hati saling terluka. Cinta yang dulu begitu indah, kini berubah menjadi duka dan kekecewaan.Suatu malam, setelah pertengkaran yang pahit, Maya dan Adrian memutuskan untuk berbicara secara jujur. Mereka duduk di teras rumah dengan mata yang penuh air mata.
"Adrian, apakah kita masih bisa melanjutkan hubungan ini? Aku merasa kita semakin menjauh dan kehilangan cinta yang dulu begitu kuat di antara kita," ucap Maya dengan suara serak.
Adrian menatap Maya dengan penuh penyesalan. "Aku juga merasakannya, Maya. Tapi aku tidak ingin kita terus hidup dalam kehampaan dan kesedihan. Mungkin memang sudah waktunya kita berpisah."
Tangis mereka memenuhi malam itu. Dalam kesedihan yang mendalam, mereka saling berpelukan untuk terakhir kalinya. Cinta yang dulu begitu indah, sekarang harus berakhir.
Minggu-minggu berlalu, dan Maya dan Adrian berusaha melanjutkan hidup masing-masing dengan luka yang masih terasa dalam hati. Maya berusaha memulihkan dirinya dengan mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman-temannya. Setiap hari, dia berusaha membangun kembali kebahagiaannya yang hilang.
Tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simfoni Cinta yang Berakhir Dalam Luka
Short Storyone shot cerpen romantis sedih