1 | Aturan Musim Panas

1.1K 128 7
                                    

Musim panas sedang berada pada puncaknya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musim panas sedang berada pada puncaknya saat ini. Jika kebanyakan anak akan memilih menikmati tidur siang dengan pendingin ruangan, aku justru bekerja sepanjang siang di pekarangan.

Tapi itu tak masalah, aku memang harus melakukannya agar Nenek tidak marah. Nenek akan marah jika melihat rumput-rumput di pekarangannya tumbuh terlalu tinggi. Nenek juga akan marah jika melihat bunga-bunga kesayangannya mati. Jadi, apapun kondisinya, aku harus tetap mengurus semuanya.

Nenek tak mengizinkanku memakai topi ataupun alas kaki saat aku bekerja di luar. Nenek juga tak mengizinkanku minum jika aku belum menyelesaikan pekerjaan. Meski begitu, tubuhku biasanya kuat-kuat saja. Namun, entah kenapa suhu panas saat ini sangat menyengat dan membuatku ingin pingsan, sampai rasanya aku ingin berlutut pada Nenek agar diizinkan minum, sedikit saja. Tapi aku tahu itu akan membuat Nenek marah, jadi aku tak berani melakukannya.

Punggungku terasa terbakar karena terlalu lama menghadap matahari, kulitku mulai mengelupas karena hawa kering, dan bibirku pecah-pecah karena haus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Punggungku terasa terbakar karena terlalu lama menghadap matahari, kulitku mulai mengelupas karena hawa kering, dan bibirku pecah-pecah karena haus. Aku kelelahan dan kepalaku pusing, tapi aku harus menahannya agar Nenek tak marah. Bagaimanapun juga aku tak boleh istirahat sebelum menyelesaikan tugas-tugas. Aku harus menaati aturan Nenek.

Nenek sudah berbaik hati dengan membiarkanku tinggal di rumahnya, karena itu aku harus menaati Nenek dengan melakukan apapun yang diperintahkannya.

Saat libur musim panas seperti ini, Nenek biasanya memerintahkanku untuk menyelesaikan pekerjaan di pekarangan sebelum jam dua belas siang, karena setelahnya aku harus memasak makan siang untuk Nenek.

Ah, aku tak pernah memasak dengan becus. Nenek selalu memaki masakanku yang tak enak, Nenek juga pernah melemparkan mangkuk ke mukaku saking kesalnya. Padahal Nenek sudah mengajariku cara memasak yang benar sejak umurku enam tahun, Nenek juga telah memberitahuku resep-resep makanan yang Nenek suka, tapi tetap saja aku tak bisa memasaknya sesuai dengan yang Nenek mau.

Benar kata Nenek, aku itu anak dungu. Nenek memang pantas memakiku.

Untungnya Nenek tetap selalu bermurah hati. Meski masakanku tak pernah memuaskan, Nenek tetap mengizinkanku memakan sisa makanannya setiap hari. Jika suasana hati Nenek sedang baik, aku bahkan boleh makan tiga kali dalam sehari. Aku selalu berterima kasih tiap kali Nenek bermurah hati seperti itu.

A Boy Called Brat | Park Jeongwoo (ft. Haruto) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang