Uhuk!
"Ayah.."
Junkyu mengompres kening Jaehyuk menggunakan handuk kecil. Setelahnya, ia menyelimuti Jaehyuk hingga sebatas dada. Jaehyuk demam karena terlalu lelah bekerja. Jadi sekarang, Junkyu harus menjaga Jaehyuk.
Ceklek.
Junkyu menoleh ke asal suara, dimana Hyunsuk yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Maaf kakak enggak bisa anter kamu. Kamu berangkat sendiri, tapi jangan pake motor. Naik bus aja" ucap Junkyu.
Hyunsuk terkekeh. "Siapa juga yang mau di antar olehmu? Aku juga kesini untuk meminta uang, toh lagi pula motor ya motorku" ucapnya.
Junkyu menghela nafas panjang. "Uang sakumu yang kemarin kan masih ada, bahkan kemarin ayah memberimu banyak uang saku, Hyunsuk. Kenapa kamu boros banget?" Tanya Junkyu heran.
Jaehyuk yang matanya sedikit terbuka mendengar percakapan itu. Ia membuka selimutnya dan berniat ingin duduk namun di halang oleh Junkyu.
"Ayah diam. Ayah harus istirahat, Hyunsuk biar Junkyu saja yang mengurusnya" titah Junkyu.
Jaehyuk mengangguk dan kembali merebahkan dirinya.
Junkyu menatap tajam Hyunsuk. Ia menarik lengan Hyunsuk untuk keluar dari kamar sang ayah dan memilih melanjutkan obrolan mereka di ruang tengah.
Hyunsuk menepis tangan Junkyu.
"Apasi Lo maen tarik tarik. Gue mau minta duit ngerti ga si Lo?" Bentak Hyunsuk.
Junkyu berdecih. "Ayah lagi sakit Hyunsuk. Ngerti sedikit. Kamu juga harusnya berterima kasih, selama 5 tahun ini kamu di rawat sama ayah. Kamu di kasih lebih kebahagiaan dan hidup sangat enak. Karena ayah kaya. Jangan mentang mentang ayah kaya, kamu seenaknya sampai lupa rasa terima kasih kamu. Kakak kamu emang ngedidik kamu kayak gini? Enggak kan?" Tanya Junkyu yang mulai geram dengan tingkah laku adiknya ini.
Hyunsuk tersenyum miring. "Gua bilang ga usah bawa bawa kakak gua bangsat!" Bentak Hyunsuk lagi.
Hyunsuk berjalan pergi meninggalkan Junkyu. Namun langkahnya terhenti ketika ingat sesuatu. Ia berbalik menatap tajam Junkyu.
"Satu lagi. Lo, bukan kakak gue. Kakak gue cuman satu. Asahi doang, dan Lo bukan siapa siapa gue, jadi Lo ga berhak ngatur gue. Paham?"
Setelah berujar demikian, Hyunsuk pergi meninggalkan Junkyu sendiri. Junkyu menghela nafas panjang. Ia berjalan lesu ke arah dapur niatnya ingin memasak bubur untuk sang ayah, namun suara pintu terbuka membuatnya kembali berbalik.
Ceklek.
Junkyu berbalik. Menatap siapa yang datang. Ia berlari dan menubruk tubuh kekar sosok lelaki yang membuka pintu barusan.
"Kak Hwan.."
Junkyu menenggelamkan wajahnya di dada bidang Junghwan. Junghwan paham, ia mengusak lembut surai Junkyu.
"Sudah makan? Kakak bawa sesuatu untuk kita makan" tanya Junghwan lembut.
Junkyu menunduk kemudian menggeleng.
"Yasudah, ayo makan. Oh iya, dimana ayah? Kakak kangen sama kakak sendiri" tanya Junghwan lagi.
Junkyu lagi lagi menunduk. "Ayah sakit. Dari semalem ayah demam kak. Ajun juga sudah kasih obat penurun panas, sudah di kompres tapi panasnya enggak turun turun" jelas Junkyu.
Junghwan sontak membulatkan matanya. "Astaga, kenapa adek enggak bilang ke kakak? Yaudah, ayo ke kamar" ajak Junghwan.
••••

KAMU SEDANG MEMBACA
BERANDALAN || Choi Hyunsuk [END]
Fanfic⚠️HARAP BACA "RUMAH SEBENARNYA" TERLEBIH DULU UNTUK TAU ALURNYA⚠️ "Rasanya punya kakak gimana si, won?" Yoon Hyunsuk. lelaki asal Korea yang di cap sebagai anak ternakal di sekolah, bahkan Jaehyuk (sang ayah) saja sudah kewalahan menghadapi tingkah...