Kepikiran

20 2 2
                                    

Sempet kepikiran gasih waktu tahun '83, ada anak lelaki yg mengalami kecelakaan. Konon katanya dia dicium (?) dengan animatronic populer yg bernama Freddy Fazbear, animatronic itu tiba tiba ga berfungsi sehingga melahap kepala lelaki itu dan meninggal.

Well, ya... Itu beneran.

Jadi, ulang tahun dia, Evan Afton, dihentikan secara tiba tiba. Lelaki itu dengan cepat dipindahkan ke rumah sakit. Gila, bayangin, kepalanya hampir aja hancur.

.... Seram.

Dan kalian tau apa?

Ya.

Riel disini, hai, duduk didepan pintu ruangan Pasian, memeluk salah satu plushie dari Freddy Pizzeria yg dicolong(gak).

Waktu itu saya masih bodoh banget, gatau apa apa, awalnya saya kira dia pingsan doang. Eh ternyata sekarat.

Sebagai teman yg baik dan Budiman, saya tungguin dia noh didepan pintu. Sama Rei, adikku yg berjarak 2 tahun.

Tangannya tidak bisa berhenti memeluk Abang pertamaku, Aether. Dia konconya kak Michael. Mukanya memang agak ketakutan, bisa dilihat wajahnya yg berkeringat dan tubuhnya yg agak tegang. Apa dia takut? E cie takut, cupu (astaga).

Mata coklat tuanya terlihat bergetar, dia terlihat merasa bersalah karena mengusulkan idenya saat itu. Tapi waktu sudah tidak bisa diputar kembali, apa yg terjadi, sudah terjadi.

Aku melihat ke sisi lain, dimana ibu Evan sedang menangis. Dia menutupi wajahnya dengan telapak tangannya, dia tak bisa menutupi dirinya yg sedang terlihat sedih. Untungnya, ibuku berada disisinya. Dia berusaha menghibur teman dekatnya.

....Kak Michael dan paman William menghilang.

Aku tidak bisa melihatnya disekitar ruangan pasien.

Apa yg sedang terjadi dengan mereka?

"Riel."

Oh, ada yg memanggilku. Aku menaikkan kepalaku untuk melihat siapa yg memanggilku itu, ternyata dia kak Eurus.

Kak Eurus, ternyata kak Eurus.

Kak Eurus memberikan isyarat padaku untuk mengikutinya, dia menawarkan tangannya untuk digandeng. Dan aku terima.

Dia membawaku keluar dan duduk ditaman.

Ya... Kak... Eurus. Harusnya baik baik saja kan?

"Evan? Bagaimana?" Tanya Kak Eurus, suaranya agak lemah.

Aku yg mendengar itu hanya menggeleng, mau bagaimanapun aku ga tau kondisinya. Karena tidak ada yg memberitahuku. Mereka menganggap bahwa aku yg masih kecil tidak akan mengerti. Tapi Evan temanku, teman Rei juga. Harusnya aku berhak tau kondisinya.

"Kak. Apa Evan akan baik baik saja?"

Kak Eurus hanya mengangguk dan mengelus kepalaku dengan lembut. Dia berakting bahwa tidak terjadi apapun. Padahal sebenarnya dia habis dipukul, aku tau. Pipi kirinya, agak merah. Apa ayah memukulnya? Tapi kan kak Eurus tidak salah apapun.

Ga adil.

"Evan pasti akan baik baik saja, tidak mungkin dia akan meninggalkan kalian." Katanya.

Justru itu yg aku takutkan.

Kenapa?

Apa yg salah coba?

Kami berbincang untuk beberapa saat, disana aku tau. Kak Eurus, walaupun dia anak kedua. Dia cukup dewasa, bahkan jauh lebih dewasa. Karena selama di rumah sakit, hanya dia yg mencoba untuk menghibur kami semua.

...jadi anak 8 tahun yg masih dianggap ga tau apa apa itu ga enak ya. Ini baru 8, belum 6 tahun kaya Rei.

⏳⏳⏳

DUARWhere stories live. Discover now