02

297 25 9
                                    

Saga melihat Awan yang termenung di meja belajar nya. Ia sedikit sedih semenjak kakak angkatnya itu selalu menyalahkan keponakannya, Awan menjadi pendiam daripada biasanya. Bahkan saat sarapan saja tidak mau kalau tidak di paksa oleh Saga.

Awan yang sekarang bukanlah Awan yang dulu yang periang dan banyak bicara, namun lama kelamaan sifatnya berubah menjadi anak yang nakal. Tak segan-segan mengecat rambutnya menjadi warna merah terang, tindikan di alis, bibir, hidung, maupun kedua telinga nya. Bahkan Awan memiliki beberapa tattoo di tubuhnya. Saga jadi kecewa dengan Jai, bodoh dalam mengurus anak. Mana kakak angkatnya itu masa bodoh lagi dengan anak nya sendiri.

Saga meringis kecil mengingat semua hal yang di lakukan oleh Jai kepada Awan. Tak lupa jika Saga itu saksi bisu dari luka-luka yang didapatkan Awan oleh Jai. Dia ingin menolong Awan namun disisi lain dia juga takut. Jai jika marah seperti orang kesetanan. Entahlah, mungkin di suatu saat nanti Saga akan membawa Awan pergi jauh-jauh dari Jai. Semoga saja ia tidak terlambat.

Saga perlahan menghampiri Awan, lalu menepuk pundaknya pelan. "Sayang, jangan bengong gitu. Ayo siap-siap, bentar lagi Jai datang" Awan menggeleng lemah. Sebenarnya dia malas banget buat ketemuan sama Ganendra, apalagi minta maaf duluan ke dia.

"Om Saga ikut?" Tanya Awan. Saga menggelengkan kepalanya, ia ada urusan penting dengan seseorang. Sama sekali tidak bisa ditinggal karena urusan ini bersangkutan dengan Awan. Walaupun Saga sendiri tau kalau di pertemuan itu Awan membutuhkan dirinya untuk menjadi tameng Awan.

"Om ada urusan, penting! Percaya sama om, everything will be fine. Kalau papi kamu bicara yang nggak-nggak ke kamu, lapor om. Paham?" Awan mengangguk mengerti lalu pergi meninggalkan Saga yang tengah memijat pelipisnya.

Tak lama kemudian Jai datang tepat setelah Awan sudah rapi. 'Ayo semangat, Awan! Pasti kamu bisa menghadapi situasi memuakkan satu ini' batin nya menyemangati diri sendiri. Saga mengantar Awan sampai ke teras dan melihat bajingan satu itu sudah selesai dari pekerjaannya.

"Ngapain lo natap sinis kek gitu?" Tanya Jai.

"Ya suka-suka gua lah, yang punya mata juga gua kok lo yang sewot" jawab Saga dengan judes. Awan menatap keduanya yang terlihat sama-sama emosi. Dengan cepat Awan menarik tangan Jai untuk pergi daripada ribut lagi dengan om nya. Sedangkan Saga menatap Jai dengan rasa menantang, membuat yang ditatap naik pitam.

Jai memberontak agar bisa pergi menemui sang adik angkat dan memukul nya tanpa ampun. Namun sayangnya Jai kalah dengan tenaga putranya. 'Bangsat ih si om, bikin papi ga mood aja' batin Awan kesal. Ia membuka pintu mobil lalu mendorong Jai dengan kasar dan menutup pintu nya dengan bar-bar. Bukannya ikut masuk kedalam mobil, Awan malah mendekati Saga dengan tatapan tengil nya. "Om, ini terakhir ya buat papi kesel di pagi-pagi buta kek gini. Om Saga Awan persilahkan buat ribut mau jam 3 subuh, tapi selagi ga ada Awan lho ya!" Ucap nya dengan penuh penekanan, yang di nasehati hanya terkekeh geli melihat tingkah kekanak-kanakan keponakannya satu ini, ia mengerusak rambut merah terang Awan lalu mencubit pipinya dengan gemas sehingga membuat sang empu kesakitan. Awan langsung pergi meninggalkan Saga yang kini tersenyum senang.

"Nanti om kenalin mantan selingkuhan om ya Awan!!" Teriak Saga kala Awan menutup pintu mobil dan mulai pergi meninggalkan rumah besar milik Jai.

Sementara, Mahendra dan Sean sudah berada di rumah sakit. Menunggu Jai dan Awan datang. Sebenarnya Sean sudah tidak sabar ingin melihat Ganendra, namun Mahendra melarang Sean sehingga membuatnya tidak bersemangat seperti tadi. Dan ya, putranya kembali kesal. Duduk menjauh dari Mahendra, membuat nya pusing setengah mati. Bahkan di ajak bicara pun Sean sama sekali mengacuhkannya. Hingga ketika mereka bertemu dengan Jendra yang baru saja membeli beberapa minuman, Sean tetap diam seakan-akan tidak ada Jendra. Tetapi ia tak mempermasalahkannya, karena Jendra tau kalau anak puber itu punya mood swing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beautiful Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang