Setangkai indah sakura dekat jendela yang masih terbuka lebar sejak tadi malam menyapa sang pemilik kamar. Entah sengaja atau memang lupa untuk menutupnya– menjadikan hembusan angin dingin dimusim semi ini masuk tanpa permisi. Bagai disengaja untuk membangunkan perempuan yang masih berbaring di atas teman tidurnya, setangkai sakura yang tadi hanya menyapa dari luar kamar kini ikut lepas landas dari tangkainya dan jatuh tepat di mata sang pemilik.
Tak terganggu dengan hal tersebut, ia memilih berbalik lalu menarik selimut musim semi kesayangannya. Meski suhu lebih dingin dibandingkan kemarin, tak menghalangi Kim Miho memakai pakaian yang pendek. Dia memang menyukai cuaca dingin, bahkan saat musim bersalju dia sesekali menggunakan pakaian yang tipis atau pendek seperti saat ini. Kepekaannya pada suhu panas membuatnya sulit untuk merasakan rasa dingin. Tubuhnya mudah berkeringat bahkan di saat suhu rendah.
Pernah sekali saat ia pergi ke pegunungan di malam hari bersama kekasihnya, banyak orang-orang yang menggunakan pakaian hangat termasuk pasangannya sendiri. Ia malah hanya pergi dengan menggunakan celana jeans bersepatu, lalu kemeja couple dan jaket biasa pemberian pasangannya.
Bahkan kekasihnya itu khawatir ia akan terkena demam atau flu karena pakaian yang dipakainya.
"Tidak dingin?!" Tanya kekasihnya khawatir.
"Untuk sekarang tidak, ini menyejuknya bagiku." Jawabnya ringan. Sementara itu kepulan asap keluar dari mulutnya.
"Jangan terlalu lama. Lima menit lagi kita masuk, hm?"
"Cih, nee, chagiya."
Bombastic side eyes keluar begitu saja tanpa ditahan. Tadinya dia ingin pergi sendiri ke pengunungan ini, pemikiran pasal kebahagian tentang sejuknya udara gunung yang dipenuhi salju membuat Miho tak bisa melunturkan senyumannya. Tapi tak disangka, ternyata bidadari kesayangan alias ibunya menelpon kekasihnya untuk menemani Miho pergi. Dia hanya berpikir, bagaimana bisa kekasihnya yang begitu sibuk bisa menyempatkan diri menemani Miho yang hanya ingin berfoya-foya? Cinta memang membutakan segalanya.
Pantas saja saat ia meminta ijin untuk pergi, kali ini Miho tak perlu memohon seperti sebelumnya. Ternyata sang ibu sudah memiliki siasat tersendiri.
Dan berakhirlah dia dan kekasihnya menonton film horor di dalam vila yang dia sewa—bukannya menikmati sejuknya udara luar.
Kali ini pun sama, di hari minggu yang dikabarkan akan memiliki suhu udara hingga 10 derajat celius atau bahkan lebih rendah karena cuaca harian di Korea bisa berubah-ubah. Seorang Kim Miho lebih memilih tetap menggunakan pakaian pendek favoritnya.
Pukul tujuh pagi sudah berlalu, kini jarum pendek jam sudah menunjuk angka delapan. Angka dimana sang pemilik suara petasan tahun baru akan berbunyi.
"MIHO!" Suara panggilan diambang pintu ini membangunkan Miho dalam sekali hentak. Ia tau bagaimana harus bertindak bahkan saat nyawanya masih tertinggal di alam mimpi. Lari menuju kamar mandi merupakan kebiasaan serta alarm yang sudah di setel sedemikian rupa di seluruh tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
And U 're My Lover-
Fanfiction[-MB♡] "Kau cocok menggunakan wig seperti saat di syuting TODO." Kim Miho terkekeh saat melihat kekasih kesayangannya itu menggunakan rambut palsu untuk menutupi surai yang saat ini berwarna merah. Yang diejek hanya mengacak-acak rambut Miho gemas...