"Hyera-ya~~ jika ada yang mencariku, aku pergi menemui kekasihku di Caffe dekat toko tadi." Miho berseru dari arah lorong teras tempat menyimpan sepatu di hotel yang sekarang mereka tinggali. Meski tak terlalu jauh, tapi teman satunya ini sulit untuk dipanggil jika sudah terlalu fokus dengan ponsel genggamnya.
Tapi kali ini sepertinya dia sedang menonton televisi jadi dia menyahut, "Andwe! Kau harus izin langsung pada ketua!"
"Tak perlu! Kau saja! Oke, aku berangkat!"
Setelah menyerukan kalimat itu, Miho pergi dengan tergesa-gesa. Dia tahu tak akan ada habisnya jika berurusan dengan ketua galaknya ini, makannya dia pergi saat ketua juga pergi. Dengan menitipkan pesan pada orang yang diam di hotel, Miho pamit pergi untuk menemui kekasihnya. Sangat jarang mereka berdua bisa bertemu diluar seperti ini. Saling bertemu pun, paling mereka akan bertemu dua kali dalam sebulan. Bukan karena mereka sibuk, hanya saja karena lelahnya bekerja, di hari libur Miho memilih diam di rumah dari pada berkencan, begitupun pasangannya.
Setelah berlari cukup lama untuk menjauh dari hotel. Miho menghentikan langkah kedap suaranya di dekat liang listrik dan bersembunyi di baliknya. Entah apa yang dilakukan Miho, hanya saja ia tidak ingin tertangkap basah oleh ketua. Mencegah lebih baik dari pada memperbaiki, bukan? Itu yang kini dia lakukan. Bahkan saking sepinya jalan yang dia lalui, suara detak jantung Miho sampai terdengar—yang kini berdetak lebih cepat karena kelelahan.
Hingga tiba-tiba pompa jantungnya seperti berhenti sesaat—gara-gara getaran ponsel yang ada di saku jaket. Ia mengambil benda pipih tersebut, terpampang di panel notifikasi nama kekasihnya di sana.
MB♡
Kau dimana? Aku sudah berada di Caffe.Mee
Ahh, maaf. Aku baru bisa keluar setelah menunggu ketua ku pergi.MB♡
Ada apa dengan ketua mu?Mee
Jika aku meminta izin padanya, akan lebih lama lagi urusannya. Jadi tadi aku menunggunya pergi, kebetulan dia juga ada sedikit urusan.MB♡
Ouh, baiklah. Aku akan menunggumu sembari memesan minuman. Hati-hati ya, karena ini bukan Korea.Mee
Yee, chagiya.
MB♡
Hmm♡♡♡Miho menyimpan kembali ponsel miliknya ke dalam saku jaket. Menghela nafas untuk mengatur keluar masuknya udara ke dalam paru-paru, masih melelahkan namun apa lagi yang harus ia lakukan selain berlari. Sebelum melangkah keluar, Miho melihat ke belakang lagi demi melihat keadaan sekitar. Setelah dirasa aman, dia melanjutkan langkahnya dengan sedikit terburu-buru. Terus berlari hingga sampailah dia di persimpangan.
Berbelok ke arah kiri yang katanya itu adalah jalan pintas menuju Caffe. Tidak terlalu ramai tapi di sini banyak sekali toko yang menyuguhkan jajanan khas Jepang. Sembari berjalan santai dia melihat sekeliling, banyak makanan yang ingin dia beli namun mengingat kekasihnya yang menunggu sendari tadi, membuat Miho mengurungkan niatnya untuk membeli.
KAMU SEDANG MEMBACA
And U 're My Lover-
Fanfiction[-MB♡] "Kau cocok menggunakan wig seperti saat di syuting TODO." Kim Miho terkekeh saat melihat kekasih kesayangannya itu menggunakan rambut palsu untuk menutupi surai yang saat ini berwarna merah. Yang diejek hanya mengacak-acak rambut Miho gemas...