Rose melangkahkan kakinya masuk ke markas great glory tak jarang gadis itu membungkukan badannya dan melempar senyum, saat berpapasan dengan beberapa anak buah great glory, tentu saja dengan senyuman palsu karena semua orang yang hadir disini tidak jauh beda dengan atasan mereka,sama-sama manusia busuk.
Menjijikan.
Ditangan gadis itu terdapat beberapa bunga yang ia ambil di taman dekat dengan gudang belakang hutan ia berniat menghias sisi kamarnya dengan beberapa tangkai bunga rose, melati juga anggrek.
Gadis itu menaiki anak tangga dengan tenang, sebelum langkahnya terhenti setelah menangkap beberapa barang yang berserakan diruang tamu, jantungnya berdebar kencang, mereka sudah pulang? matanya dengan awas menelisik ke setiap penjuru ruangan.
BRUK!
"Akh!!"
Ia sangat terkejut mendapati eunwo menghentakkan badannya ke dinding sehingga tubuhnya terkurung diantara kedua tangan kekar pria itu, gadis itu langsung memalingkan wajah tidak berani melihat ke wajah eunwo.
Ia sangat takut, takut jika eunnwo kembali memperkosanya.
"Jadi kau disini hm? aku mencarimu kemana-mana" bisik eunwo ditelinga gadis itu membuat rose dengan reflek menundukan wajahnya mencoba menghindari eunwo yang kini menghirup aroma tubuhnya.
"Kau tidak boleh pergi tanpa seijinku" Ujarnya.
"Ma-af"
Eunwo membuang nafas kasar dan menjauhkan diri dari gadis itu. "Kau seharusnya bersyukur aku yang menemukanmu" Ucapnya dingin
Rose dengan gerakan pelan akhirnya mendongkak menatap pada manik hitam itu sehingga keduanya saling menatap sesaat, sebelum akhirnya eunwo lebih dulu memutuskan kontak mata dengan rose. ia membenci mengatakan ini, tapi mata teduh itu selalu bisa menghipnotisnya.
"Masuklah, sebelum mereka datang dan kunci kamarmu itu sebelum aku masuk dan memperkosa mu lagi" Peringat eunwo pemuda itu menaiki sudut bibirnya saat rose langsung lari masuk kedalam kamar dan mengunci pintunya.
Eunwo pun melanjutkan jalannya kepalanya menunduk saat tidak sengaja kakinya menginjak beberapa tangkai bunga, ia berjongkok tangannya terulur meraih salah satu bunga mawar merah yang masih segar. Senyuman kembali terukir dibibir tipisnya.
"Sekarang aku benar-benar yakin kau memang bukan rachel" gumamnya.
Eunwo tidak menyadari bahwa saat pria itu kembali berlari ke markas jaehyun pun sudah mengikutinya dari belakang dan pria itu hanya menatap datar eunwo yang masih menapilkan wajah sumringah dilorong kamar.
Entah kenapa hatinya merasa sangat kesal melihat interaksi keduanya tadi, terlebih saat eunwo menghirup aroma tubuh rose, seakan dirinya merasa tidak terima, karena dari awal jaehyun sudah menargetkan rose sebagai wanitanya.