Chapter 11

112 14 38
                                        

Sekarang Hyunsuk sudah kembali masuk ke sekolah. Awalnya, Hyunsuk ragu karena takut jadi bahan bully anak anak lain karena kondisi dirinya yang sekarang harus memakai kursi roda. Namun feeling nya salah.

Justru seluruh siswa malah berbuat baik padanya. Memberikan perhatian kepada Hyunsuk. Tapi, Hyunsuk tidak senang. Kenapa? Karena perlakuan mereka itu membuat Hyunsuk seolah orang paling lemah di dunia. Hyunsuk juga benci tatapan iba atau rasa kasian.

Saat ini Hyunsuk berada di kantin dengan teman temannya. Jeno sudah memesan cookies kesukaan Hyunsuk di kantin favorit. Jadi, mereka semua sama sama memesan cookies.

"Nih, ayo makan"

Jeno menyodorkan cookies nya tepat di depan mata Hyunsuk.

"Kenapa suk?" Tanya Ni-ki.

Hyunsuk menunduk. "Pengen cookies buatan bunda" jawabnya lirih.

Jungwon tersenyum. "Iya, sekarang makan cookies ini dulu. Lo harus makan banyak biar Ndut lagi. Tu pipi biar berisi lagi" tutur Jungwon lembut.

Hyunsuk mengerucutkan bibirnya membuat Keempat temannya memekik gemas.

"Bawa gue ke dokter jantung" pinta Beomgyu.

"Lah? Si anjing kenapa lu?" Tanya Ni-ki.

"Palingan jantungnya berdisko gara gara liat Hyunsuk yang lucu" celetuk Jeno.

Pletak.

"Bolo'on. Nyaho teu sia bolo'on naon?" Tanya Beomgyu.

"Bolo'on bego is tolol. Bener kan?" Tanya Jungwon.

"Si anjing malah di perjelas"

Hyunsuk sedikit tertawa melihat perdebatan kecil temannya. Terima kasih kepada takdir yang sudah mempertemukan Hyunsuk dengan teman sebaik mereka. Bahkan seperhatian mereka.

••••

Huekkk!

"Kamu kenapa? Mau ke rumah sakit aja?" Tanya Junkyu sekaligus mengajak Nadila.

Entah sudah berapa kali Nadila bolak balik ke kamar mandi karena mual mual. Padahal yang di keluarkan juga hanya cairan bening bukan muntahan.

"Enggak ah, aku gapapa lagian juga aku cuman kecapean mungkin" tolak Nadila.

Junkyu seketika berfikir. Ia baru teringat. Biasanya orang mual mual itu sedang berisi kan? Junkyu lantas pergi ke dapur untuk mengambil sesuatu dan meninggalkan Nadila yang tengah duduk di kasur sambil memijit pelipisnya.

Junkyu kembali dengan sebuah testpack.

"Coba kamu cek pake ini. Siapa tau ada Dede bayi di perut kamu" titah Junkyu sambil menyodorkan testpack tersebut.

Nadila mengernyit. "Kamu yakin mas? Kok aku takut ya?"

Junkyu memutar bola matanya malas. "Ngapain takut? Lagian kalo iya ada Dede bayi nya juga justru aku seneng. Kalo enggak ada bapak an aja baru kamu boleh takut. Kan ini mah ada aku, ngapain takut?" Tutur Junkyu lembut.

Nadila mengangguk ragu. Ia lantas pergi ke kamar mandi untuk memeriksanya. Sedangkan Junkyu menunggu di kasur sambil memainkan ponselnya. Beberapa menit, Nadila keluar dengan senyum yang mengembang.

"Gimana?" Tanya Junkyu penasaran.

"POSITIF MASS!!" Seru Nadila yang langsung berhambur ke pelukan Junkyu.

Junkyu tersenyum senang. Tuhan, memang benar prediksi itu. Junkyu lantas melepas pelukannya. "Aduhhh bentar lagi jadi bunda nih" goda Junkyu.

Nadila memukul bahu Junkyu. "Kan udah jadi bunda. Bundanya Hyunsuk" jawab Nadila seadanya.

BERANDALAN || Choi Hyunsuk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang