Chapter 3

261 24 4
                                    

Hoseok mengetuk pintu rumah tabib tersebut dengan hati-hati. Tidak lama kemudian seorang gadis cantik membukakan pintu untuk mereka.


"Permisi nona, kami mencari Tabib Erot"


Gadis cantik tersebut berjalan mendahului mereka. "Silahkan ikut aku"


Dengan takut-takut, Hoseok dan Namjoon mengikuti gadis cantik tersebut. Mereka kemudian tiba disebuah ruangan, yang bisa dibilang mirip seperti ruangan seorang paranormal. Ruangan tersebut dipenuhi oleh berbagai jenis tabung dan cairan didalamnya.


Belum selesai mereka mengamati ruangan itu, suara serak seorang perempuan tua mengagetkan mereka.


"Ada yang bisa kubantu, kurcaci muda?"


"A-Apakah kau Tabib Erot itu?" tanya Namjoon, takut-takut.


"Ya anda benar sekali, kurcaci muda" jawab Tabib Erot dengan seringai di wajahnya. "Oh jangan takut, aku tidak akan berbuat aneh-aneh"


"Tabib, bisakah kau menolong eum, manusia yang keracunan oleh cincin batu akik yang beracun?"


Tabib Erot tertawa keras membuat Hoseok dan Namjoon sedikit tersentak. "Tentu saja! Itu perkara mudah, kurcaci manis. Tunggu disini"


Tabib Erot kemudian meninggalkan Hoseok dan Namjoon yang masih kebingungan. Belum sampai 10 menit Tabib Erot meninggalkan mereka, dia sudah kembali lagi dengan sebuah ramuan ditangannya.


"Kalian hanya tinggal minumkan ramuan ini ada manusia yang keracunan itu, dengan satu syarat"


"Apa syaratnya?"


"Kalian harus memberikan ramuan ini tepat tengah malam, tidak boleh lebih atau kurang. Kalau tidak, sesuatu yang buruk akan terjadi! Kalian mengerti?"


Hoseok dan Namjoon mengangguk dan segera mengambil langkah seribu untuk pergi dari klinik Tabib Erot yang sedikit angker. Kini mereka sudah tidak sabar untuk memberikan ramuan pada Snow White.


Sementara itu di pondok, 5 kurcaci yang tersisa menjaga Snow White secara bergantian sembari menunggu Hoseok dan Namjoon pulang.


Matahari sudah nyaris tidak nampak tetapi mereka juga belum kelihatan batang hidungnya.


"Kemana saja mereka? Apakah mereka tersesat disana?" Seokjin berjalan kesana-kemari dengan gelisah didepan pintu, sambil sesekali mengintip jendela.


"Mereka pasti akan kembali, aku sudah membawakannya kompas" sahut Yoongi, yang muncul dari kamar.


Sudah 2 hari Snow White terbujur kaku diatas tempat tidur. Kulitnya yang putih berubah menjadi sangat pucat begitu pula dengan bibirnya yang tadinya semerah darah menjadi seputih salju.


Disisi lain, Snow White masih bernafas secara teratur walaupun sudah terlihat seperti mayat hidup.


"Snow White jadi terlihat seperti Yoongi hyung" ujar Jimin yang sedang bersandar pada tembok kamar.


Jimin dan Taehyung sedang dalam patroli untuk menjaga Snow White, untuk antisipasi kalau Snow White siuman.


"Kasihan puteri cantik harus menderita seperti ini" ujar Taehyung sambil memerhatikan sisi wajah Snow White. "Sejujurnya, aku masih penasaran dengan cincin batu akik ini"


"Hei hei! Jangan disentuh!"


PLAK


Sebuah pukulan mendarat di tangan Taehyung. "Hei kau ini kenapa Jim? Aku 'kan hanya ingin menyentuhnya"


Jimin menggeleng kuat-kuat. "Pokoknya jangan! Aku punya firasat buruk tentang cincin itu dan aku tidak mau kau terkena juga Tae"


"HOSEOK,NAMJOON, AKHIRNYA KALIAN KEMBALI!!"

Teriakan Seokjin dari lantai bawah mengejutkan Jimin dan Taehyung yang berada di kamar. "Hoseok hyung dan Namjoon hyung pulang!"


***


"Bagaimana? Berhasilkah?"


Tanpa banyak bicara, Namjoon mengeluarkan sebuah botol kecil berwarna keunguan. Melihat botol itu, seluruh kurcaci berteriak kegirangan.


 "Tunggu apalagi? Ayo hyung, kita berikan ramuan itu pada Snow White!"


Namjoon menggeleng. "Tidak sekarang! Ada syaratnya! Ramuan itu harus diminum tengah malam"


"Kalau tidak, akan ada sesuatu yang buruk terjadi" tambah Hoseok


"Ah, persetan dengan syarat itu! Mungkin tabib itu hanya mau menakut-nakuti kalian"


Setelah dibujuk oleh kelima saudaranya, Namjoon akhirnya menuang ramuan tersebut kedalam mulut Snow White dengan hati gelisah. Sedangkan sisanya menunggu dengan tidak sabar.


"Nah, sudah selesai. Kita tinggal menunggu besok pagi"


"Aku mendadak tidak sabar untuk esok hari!"


Namjoon menyesali dirinya yang termakan bujukan saudaranya. Dia hanya bisa berharap sesuatu yang buruk itu tidak benar-benar terjadi dan hanyalah mitos atau bualan belaka.


***


Esok harinya, seluruh kurcaci bangun lebih awal dari biasanya. Tujuannya hanya satu, mereka ingin melihat kesembuhan Snow White.


Namun, mereka mendapati tempat tidur yang ditempati Snow White sudah kosong dan tertata rapi. Mereka saling melempar pandang, apakah Snow White benar-benar sudah sembuh?


Ketujuh kurcaci langsung melompat turun dari tempat tidur dan berlari menuju dapur. Dugaan mereka benar, didapur terlihat seorang wanita sedang sibuk dengan peralatan dapurnya.


"SNOW WHITE!!"


Merasa dipanggil, wanita tersebut membalikkan badannya dan...


"HAH?! ITU 'KAN... D-DI-DIJ..."


"APA YANG KUBILANG BENAR 'KAN? SESUATU YANG BURUK ITU BUKAN BUALAN BELAKA!"

END

Snow White and the 7 Dorkies  {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang