1

2.8K 258 19
                                    

Kediaman Uzumaki nampak tenang malam itu, malam musim semi yang terasa sejuk dan menyenangkan. Di desa, nyaris semua orang menikmati malam menyenangkan di festival, sekedar menikmati waktu atau berburu makanan lezat di sepanjang jalan.

Namun lain halnya dengan keluarga Uzumaki, mereka memilih beristirahat dan tidur lebih cepat malam ini.

Hinata yang kelelahan merawat bayi dan Naruto yang kelelahan karena baru kembali dari misi di luar desa.

Ya, ketiganya berbaring di atas ranjang besar di kamar utama. Terlelap nyaman memeluk satu sama lain. Tepatnya Naruto dan Hinata memeluk hangat bayi mereka di tengah ranjang.

"Uzumaki Naruto sudah kembali dari misi, kita terlambat." Seorang pria berpakaian hitam berdiri di balik jendela kediaman Uzumaki, dia nampaknya bicara melalui komunikasi tak kasat mata dengan orang lain.

"Pergilah sebelum chakramu dirasakan olehnya." Ucap seorang lain melalui radar itu.

Pria berjubah hitam itu melompat ke luar pagar dan berjalan mengikuti arus semarak festival untuk menyamarkan jejak.

Hanya selang beberapa detik sejak kepergian pria berjubah hitam itu, bayi di tengah ranjang yang tadi terlelap nyaman itu bergerak gelisah dan membuka mata, kemudian terisak pelan sambil menendang selimut yang dia gunakan.

Hinata membuka kelopak matanya saat merasakan putranya bergerak dengan gelisah. Dia beranjak sedikit dari posisi berbaringnya dan memeriksa bayinya, menyentuh pipi gembil dan bokongnya, entah dia lapar atau mengompol lagi. "Lapar lagi hm?" Dia mengusap tubuh anak itu untuk menghentikan isakannya.

Naruto terjaga dengan sentakan mengejutkan saat mendengar putranya terisak, entahlah sejak Boruto lahir dirinya jadi selalu terkejut kalau mendengar bayi menangis. "Ada apa?"

"Boruto lapar." Hinata bangkit duduk dan bersandar pada kepala ranjang.

Naruto dengan sigap mengangkat tubuh bayinya ke dekapan Hinata untuk disusui selagi wanita itu membuka dua kancing pakaiannya dan bersiap.

Boruto berhenti menangis saat dia akhirnya didekap ibunya sambil disusui. Kelopak matanya kembali terpejam meski bibirnya sibuk menyesap susu.

Naruto menundukan tubuhnya dan mengecup pipi gembil bayi itu. "kau membuat Ayah terkejut lagi."

Hinata mengusap lembut tubuh bayinya dan membuainya agar kembali tertidur. "Kembalilah beristirahat, Naruto-kun."

Naruto kemudian duduk bersandar pada kepala ranjang tepat di samping Hinata. "Aku akan menunggumu selesai menyusui." Dia pernah janji pada Hinata, kalau mereka akan mengurus bayi bersama-sama, jadi dirinya sering menemani wanita itu terjaga saat malam untuk menyusui atau membantunya mengganti popok.

"Kau lelah baru kembali dari misi, tidurlah." Hinata tidak apa-apa kalau tidak ditemani malam ini.

"Aku akan berbaring saja kalau begitu." Karena Hinata memaksanya tertidur, Naruto memilih jalan tengah untuk tetap terjaga meski sambil berbaring.

Naruto mendekap pinggul wanita itu dan memejamkan mata, aroma bayi menguar kuat dari ranjang mereka dan tubuh Hinata.

Entahlah, terkadang Naruto merasa ini seperti mimpi saja. Dirinya dan Hinata menikah lalu punya bayi. Sungguh dirinya dua tahun lalu tak akan pernah bisa berpikiran sejauh ini.

Namun di sinilah mereka hari ini.

Hinata kemudian bersenandung pelan sambil mengusap tubuh mungil bayi di pangkuannya itu.

Naruto jadi ikut mengantuk mendengar suara lembut wanita itu bersenandung. "Hinata, aku ikut mengantuk mendengarnya."

Hinata terkekeh, dia lalu mengusap bahu lebar pria itu "tidurlah."

Our SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang