Ayo, datanglah padaku
Renggut aku, rengkuh aku
Buanglah takutmu
Reguklah kekuatan baru
Jalani takdir sejatimu
Bondan Prasetyo
Suara itu lagi, menyeruak di sela-sela lamunanku.
Suara merdu gadis remaja, merayu, membuaiku.
Terus dan terus ia datang, walau jawabanku selalu “tidak”.
Tiba-tiba suara lain mengejutkanku. “Oi, Bon! Makanan lo, nih! Reog!”
Aku berbalik, rambut gimbalku ikut melambai.
“Mana, mana?” seruku.
Mataku terpaku ke arah yang ditunjuk sobatku. Di layar televisi terpampang sebentuk topeng berwajah hijau dengan urat-urat hitam menyeramkan.
Teriring suara penyiar berita. “Topeng Reog, pusaka bersejarah dari Ponorogo dicuri dari Museum Nasional pagi ini. Pihak museum menyatakan tak ada penjaga yang terluka...”
Tayangan beralih pada seorang wanita berkacamata yang sedang mengamati pecahan lemari kaca tempat topeng itu semula tersimpan.
Seorang reporter mewawancarainya. “Agen Rania, apa ada petunjuk tentang pelakunya?”
“Saya belum tahu pasti,” jawab Rania sambil mengibas rambut pendek hitamnya. “Dilihat dari pecahan kaca ini, si pelaku pasti amat kuat.”
“ADUH!” Mendadak kepalaku dijitak. Aku menoleh. “Apaan sih lo, Ton?”
Tono, sobatku yang bertampang kumal berseru, “Muke lo tuh, liat yang cakep langsung kesambet!”
“Kayak lo nggak aja!” Kujitak balik dia.
Sambil mengusap kepalanya yang sakit Tono berceloteh lagi, “Lagian apa hebohnya sih? Topeng di Tari Reog bukan itu tapi Barongan yang segede orang, kan?”
“Lo bener. Penemuan Topeng Reog tiga bulan lalu itu emang bikin geger. Dari hasil penelitian gue, topeng itu punya salah satu Warok, namanya Reog. Konon, dia itulah yang ngalahin Raja Singabarong saat mengawal Raja Kelana Suwandhana di hutan dalam perjalanan ke Kerajaan Kediri. Nggak lama kemudian, secara misterius dia menghilang, sampai itu topeng muncul.”
“Lho, Reog itu ‘kan nama keseniannya?”
“Ya iya lah, tapi bisa aja asalnya dari nama orang, toh?”
“Tetap aja itu gak ada di legendanya.”
“Jelas gak ada. Gue tau ini dari almarhum kakek gue yang penari Reog.” Aku nyengir.
Tono malah menguap. “Ya udah, gak usah didebatin lagi. Gue ngantuk, mau ngimpi dulu.” Sambil bergaruk-garuk ria ia meninggalkan ruang utama rumah kos di bilangan Depok ini.
Aku menoleh ke jam yang tergantung di dinding bercat kusam. Ini masih jam sembilan malam, masih terlalu dini untuk berangkat ke alam mimpi. Dasar Tono.
KAMU SEDANG MEMBACA
REOG - Fantasy Fiesta 2011
FantasyBagaimana jadinya bila Reog, Barong, Warok dan Rangda - para tokoh legenda Indonesia - bertemu dan bentrok di masa kini? Inilah ceritanya.