Setelah perjalanan 12 jam yang memuakkan, Mr. Hard kini bersantai menikmati secangkir kopi americano dengan sepotong crosaint dengan taburan bubuk kayu manis tersaji di hadapannya menjadi menu sarapannya kali ini.
Perjalanan bisnisnya kali ini sungguh melelahkan, jarak antara Amerika dan Indonesia sudah 12 jam lamanya belum lagi jarak antara bandara I Gusti Ngurah Rai dan Denpasar itu sudah 13 KM.
Memikirkan hal itu Mr. Hard merenggangkan badannya yang besar dan berotot. Jelas hasil pelatihan militer tahun lalu membuat tubuhnya terbentuk dengan sempurna dan itu membuat para perempuan tergiur olehnya. Beberapa pasang mata jelas melihatnya terang-terangan, dan Hard merasa itu sudah biasa.
Hard memotong crosaint nya sedikit cepat dan memasukkan ke mulutnya. Rasa renyah kulit luar crosaint bercampur dengan manisnya bubuk kayu manis. Ini lezat dan Hard sudah menghabiskan setengah potong, namun ketika akan memotong sisa crosaint miliknya Hard mendengar Jay sang asisten memanggil namanya lalu menunduk tanda hormat kepadanya, Hard melihat seorang perempuan di belakang Jay pun melakukan hal yang sama.
"Jay, duduklah."
Jay mengambil kursinya dan duduk di sana, Hard meneliti perempuan yang tadi sempat Jay perkenalkan padanya, namanya Salma, hanya Salma perempuan asli Indonesia, kulitnya putih, rambutnya hitam legam dan panjang sepunggung, matanya besar, hidungnya tidak kecil maupun besar, tidak pesek maupun mancung, istilah Jay yang keturunan indo-australia hidungnya bangir, serta bibirnya yang mungil berwarna pink dan basah.
"Salma, kau juga boleh duduk."
Salma yang di minta duduk pun mengambil kursi yang tersisa lalu duduk langsung menghadap Hard dan Jay.
"Baiklah, mungkin langsung saja, karena kita sama-sama baru tiba di Bali dan pasti lelah, jadi kita langsung ke kontraknya saja." Ucap Jay membuka percakapan di antara mereka. Hard yang mendengar itu terlihat santai berbeda dengan Salma yang jelas gugup terlihat dengan cara ia menggesakan kedua jempol tangannya bersamaan.
"Mr. Hard disini hanya empat hari, jadi Salma selama empat hari ini kau harus menuruti semua perintah Mr. Hard, jadwal sudah ku siapkan dan itu tidak bentrok dengan pekerjaan maupun kebutuhan biologis Mr. Hard.."
Hard melihat Salma mengangguk pelan.
"Sesuai kesepakatan selama Salma berada di sini, semua kebutuhan dari makan sampai tiket pulang Mr. Hard yang akan tanggung, dan pembayaran Salma akan di kirimkan setelah tugasnya selesai atau setelah Mr. Hard meminta mu pulang bila dalam jangka sebelum empat hari Mr. Hard tidak suka dengan Salma."
Hard mengangguk dan Salma pun melakukan hal yang sama.
"Oke, tugas Salma terhitung mulai besok, jadi untuk malam ini mohon maaf Mr.Hard anda harus menahan diri meskipun Salma sudah satu ruangan dengan anda." Ucap Jay dengan senyuman di wajahnya, Hard menghela nafasnya pelan, "aku juga merasa lelah dan hanya ingin istirahat saja, Jay."
"Bagus." Jay bertepuk tangan sekali, "jadi Salma kau bisa ikut mobil Mr. Hard, setelah sampai di villa kau sudah milik Mr. Hard sepenuhnya, kau mengerti."
"Aku mengerti." Ucap Salma membuat Hard menaikkan sebelah halusnya ketika mendengar suara Salma yang entah mengapa menggelitik di telinganya.
"Baiklah kalau begitu, silahkan berjabat tangan atas sepakatnya perjanjian selama empat hari ini."
Hard menjulurkan tangan kekarnya, Salma pun membalas uluran tangan itu. Jelas perbedaanya tangan Salma yang mungil langsung tenggelam dalam genggaman Hard.
"Mr. Hard, selamat bersenang-senang, dan akan saya kirimkan jadwal untuk besok hari melalui email seperti biasanya. Saya pamit undur diri." Ucap Jay lekas menutup perjanjian tersebut dan mengantar Mr. Hard dan Salma menuju mobil mereka yang sudah menunggu di depan bandara sejak tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Hard Menginginkan ku
Lãng mạnMr. Hard mempunyai hasrat yang besar maka dari itu dia sering meminta perempuan di setiap perjalanan bisnisnya, namun Mr. Hard selalu berakhir kesal karena setiap perempuan yang di siapkan untuknya selalu tipe perempuan yang suka ikut campur. Namun...