Tape 2 : Waited

506 50 5
                                    

Elle memandangi wajah Viviene di hadapannya, mereka duduk dimeja makan dengan saling berhadapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elle memandangi wajah Viviene di hadapannya, mereka duduk dimeja makan dengan saling berhadapan. Namun bocah kecil itu tidak merasa terganggu dengan tatapan Elle, malah ia sedang asik memakan pancake untuk sarapan pada pagi hari ini.

Viviene adalah anak yang baik dan penurut, dia juga tidak pernah menuntut Elle dalam hal apapun, bahkan jarang sekali merengek minta dibelikan sesuatu. Sudah dua tahun Elle bekerja menjadi kupu-kupu malam dan selama itu Viviene tidak pernah seperti ini sebelumnya, apa karena Viviene telah tumbuh menjadi gadis berusia enam tahun sehingga ia sudah cukup mengerti dengan perasaan dan terutama tentang kecemasannya?

Kini perasaan Elle kembali berkecamuk, ia berpikir untuk menyudahi pekerjaan malam itu dan fokus untuk mengurus Viviene. Menjadi guru privat juga bisa menopang kehidupannya walaupun tidak banyak, tetapi hal itu dapat membuat dirinya mempunyai waktu yang lebih banyak bersama dengan Viviene sepanjang malam dan ia bisa membacakan dongeng pengantar tidur untuknya. Karena Viviene hanya butuh seorang ibu yang mampu berada disisinya, ia hanya ingin perhatian dan kasih sayang yang penuh. Namun Elle malah menyia-nyiakan hal itu.

Apakah Elle akan berhenti jadi kupu-kupu malam dan fokus mengajar saja? Atau menambah pekerjaan baru lainnya yang lebih fleksibel sehingga kehidupan bersama Viviene tidak terganggu?

"Mom...MOM!!!” Teriakan Viviene menyadarkan Elle dari lamunannya.

“Kenapa sayang?!”

“Kenapa mom liatin Viene begitu? Viene panggil, tapi mom tidak menjawab.” Ucap Viviene sambil mempoutkan bibir padahal disekitar bibirnya belepotan krim dan remahan pancake, hal itu membuat Elle tersenyum gemas.

Mom lagi liatin Viene makan, cantik sekali.”

Gadis itu kembali menyuapkan pancake terakhir ke dalam mulutnya. “Hari ini Viene belajar menggambar di sekolah.”

“Oh ya? Viene mau gambar apa?” Tanya Elle dengan antusias.

“Tidak tahu, Viene akan menggambar apa yang Viene bisa.”

“Kalau begitu, Viene harus kasih gambar Viene ke mom ketika selesai, okey?!”

Viviene mengganguk mengiyakan, setelah itu ia meminum secangkir susu cokelat kesukaannya.

“Baiklah, cepat habiskan susu cokelat itu lalu kita berangkat sekolah.”

Viviene mengangguk lagi sambil menenggak susunya hingga habis, setelah itu ia merapikan sendiri gelas dan piring yang habis dia pakai dan menaruhnya di wastafel cuci piring. Elle mengajarkan hal-hal kecil seperti itu agar Viviene bisa mandiri dan disiplin. Kemudian gadis kecil itu berlari menuju kamar untuk mengambil tas sekolahnya.

Elle meraih ponselnya dan mengetuk aplikasi 'Getxx', ia meratapi aplikasi tersebut yang sudah menjadi sumber penghasilan terbesarnya. Kini keputusannya sudah bulat, Elle menekan akun itu lalu menekan kembali fitur hapus akun permanen tanpa pikir panjang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FelicityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang