Langit malam itu tetap saja kelam meski bertabur jutaan bintang. Rembulan mengintip malu-malu dari balik mega kelabu yang membuat sinarnya menjadi redup. Angin malam di bulan penghujung musim gugur bertiup cukup kencang. Pria yang sedang berdiri di balkon sambil tengadah itu pun segera mendekap diri dan mengelus-elus lengan.
Satu embusan napas panjang dia lontarkan, seolah ingin
menghempaskan segala beban yang selama ini menghimpit jiwanya. Sudah empat tahun berlalu sejak dia memilih pergi meninggalkan rumah demi hidup bersama pria yang sangat dicintainya. Akan tetapi, rasa bersalah karena telah menikah tanpa restu dari kedua orang tua, masih terus bergelayut di hati, dan ada kala di mana akan terasa semakin mencekik hingga rasa-rasanya sukar bernapas.Apakah rumah tangga yang telah dia jalani selama empat tahun ini tidak berjalan baik? Apakah dia tidak
bahagia?Tentu saja tidak seperti itu. Dia bahagia, sangat bahagia malah. Sang suami, Wang Yibo, sangat menyayanginya. Memperlakukan dirinya dengan sangat baik bahkan terkadang terkesan sangat
berlebihan.Ya. Wang Yibo memanjakannya. Bagi Wang Yibo, Xiao Zhan adalah hadiah terindah dari semesta. Karena Xiao Zhan, dia bisa berdamai dengan mamanya sebelum sang mama meninggal dunia karena kanker hati. Saat Wang Yibo minggat dari rumah dan terpuruk, Xiao Zhan dengan tangan terbuka memberinya tempat tinggal, padahal waktu itu Wang Yibo masih berandalan, dan sangat tidak ramah padanya.
Wang Yibo merasa bahwa Xiao Zhan sudah terlalu banyak memberi. Membuatnya merasa nyaman dan merasa diterima. Ketika rasa di hati mereka semakin hari semakin dalam, dia tidak gentar melamar Xiao Zhan. Yah, walau berakhir dengan penolakan, setidaknya dia sudah berusaha. Bahkan sampai rela berlutut di depan rumah dan terkubur salju.
Waktu itu Xiao Zhan masih patuh pada papanya karena takut. Dia diam di kamar tidak berani menemui Wang Yibo, tetapi ketika Wang Yibo tumbang di bawah tumpukan salju, rasa takutnya sirna. Saat itu juga Xiao Zhan yang biasanya berperilaku seperti kucing jinak, berubah menjadi singa. Mendobrak pintu, lalu membawa Wang Yibo pergi.
Wang Yibo yang tidak pernah memiliki niat untuk membawa Xiao Zhan kabur, sampai sekarang masih merasa memiliki hutang. Walaupun sudah menikah di luar negeri dan hubungan selalu harmonis, tetapi di dalam hati tetap merasa ada yang kurang, karena bukan kemenangan cinta seperti ini yang dia inginkan.
Lima bulan yang lalu mereka kembali ke Tiongkok, dan sempat berkunjung ke rumah orang tua Xiao Zhan. Akan tetapi, ditolak oleh sang ayah dan malah diusir. Bukan hanya sebuah pengusiran yang terlontar lewat mulut, melainkan disertai tindakan. Wang Yibo ditendang hingga terkapar di lantai teras.
Ingatan akan kenangan buruk itu membuat dada Xiao Zhan terasa sesak, hatinya berdesir miris. Malam semakin larut, tetapi dia masih betah berdiri di balkon dengan kepala tetap tengadah. Titik-titik kecil bercahaya yang berserak di permukaan langit itu, membuatnya teringat akan nyala lilin yang menghiasi kue ulang tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINALLY
Fanfiction[🥇JUARA 1 THE RAINBOW OF JUNE WATTPADLGBTQID] PROMPT 3 Love wins, bertemu denganmu adalah kemenangan terbesar dalam hidupku. Bukan tentang apa yang telah kau beri, atau apa yang telah kau lakukan. Tapi tentang bagaimana kamu mengajarkanku menerima...