Opening

5.8K 891 70
                                    

Selamat membaca

Jangan lupa taburan bintang dan komen, Bestie! 🤌🏻🤣




YANG FOLLOW AKU DI INSTAGRAM PASTI SUDAH TAHU, KALAU AKU MENERBITKAN KISAH INI UNTUK MENDUKUNG PODCAST WATTPADXSPOTIFY. NGGAK AKAN PANJANG KAYAK YANG LAIN, HANYA NOVELA YANG BAB-NYA SAMA KAYAK EPISODE POSCAST. Mohon didukung yaaaa. :(((

.

.

AKU DITUGASKAN MENJADI BRIDESMAID Dira, sahabatku sejak SMP. Alih-alih ikut larut dalam euphoria pesta pernikahan bersamanya, aku diam-diam berharap acara bahagia ini berantakan. Yah, di dalam kepalaku, aku berhasil menghancurkan acara paling ditunggu Dira sedari empat bulan lalu. Namun, di sepanjang acara berlangsung aku mempersembahkan senyum terbaikku sebagai pelengkap dokumentasi yang terus berputar di sekitarku, bahkan aku juga memberikan speech untuk kedua mempelai.

"Chiko, you better take care of her. Jagain Dira baik-baik ya," ucapku tenang di depan dua ratus tamu undangan. "Dan Dir, gue pengen lo tahu kalau lo baru aja nikah sama sahabat sekaligus kakak yang paling gue sayang dan banggain seumur hidup gue. I am so proud of the person that he has become and the life that he has chosen for himself—especially the woman he's chosen to spend the rest of him life with."

Dira melemparkan ciuman dari tempatnya duduk, lalu mengecup pipi Chiko yang setia memperhatikanku berdiri di panggung. Mata hitam cowok itu mengunci mataku dan membentuk senyum lembut, Chiko juga memegangi dada bidangnya dengan ekspresi terharu.

Wah.

Hingga di titik ini, aku nggak tahan buat mengagumi diri sendiri karena mampu bersikap seprofesional ini. Ketika aku turun dari panggung, tepuk tangan meriah dan sorot lampu yang berpusat di tempatku tadi berdiri membelah kegelapan malam. Kedua orang tersebut sedang, sebelum melakukan dance pertama sebagai pasangan suami-istri.

Dengan darah yang terus mengucur dari hatiku, aku menghabiskan wine putih dalam sekali tegukan. Kemudian, aku lanjut menyembunyikan kekalahan yang menyedihkan ini.

Setelah acara berakhir aku menemui orangtua Dira dan Chiko. Aku memeluk secara bergantian dua Ibu berkebaya nude bersanggul modern hasil keriwilanku kepada petugas hair do sore tadi. Aku sekali lagi mengucapkan selamat berbahagia karena cita-cita mereka bebesan terkabul, sekaligus berterima kasih beliau-beliau tersebut sudah mau mengurusku sejak kanker perut mengambil Mama dari duniaku di umur 16 tahun.

"Kamu beneran mau langsung berangkat ke Jakarta, Gem?" tanya mama Dira, sembari merangkum wajahku.

Aku mengangguk, dan bunda Chiko mengelus-elus rambutku dengan penuh kasih sayang. "Hati-hati ya. Langsung kabarin kami, kalau udah sampai. Gemma. Gemma. Padahal habis acara panjang gini, harusnya kamu ikut nginep di hotel, besok baru pergi."

Aku memeluk bunda Chiko sekali lagi, lalu berpindah ke dua Bapak yang bergantian menjagaku seperti harta karun yang berharga di saat Papa kandungku membuangku dan Mama begitu saja. Kami nggak banyak bertukar pesan. Aku meminta kedua Bapak untuk jaga kesehatan, mereka pun memintaku berhati-hati hidup sendiri di Jakarta.

"Kamu yakin nih mau malam-malam begini nyetir ke Jakarta?" Bunda Chiko sekali lagi mencoba membujukku.

"Aku harus meeting penting jam sembilan, Bun," kataku. Atau aku bisa nekat mabuk, terus ngancurin malam pernikahan anak-anak kalian. Hanya berani kuucapkan dalam hati, bisa gawat jika terdengar. "Kalau besok macet gimana? Bisa nangis kejer aku kalau tawaran kerjanya lewat gitu aja, mana rumah di sini udah dikontrakin setahun terus aku juga udah bayar sewa apartemen setahun di Jakarta."

"Ya udah, balik Bandung, tinggal sama Bunda." Bunda Chiko terdengar bersemangat akan ide tersebut, mama Dira juga mengangguk.

"Kamu juga belum pamit ke Chiko dan Dira 'kan?" tembak mama Dira.

"Ssst!" Aku menyandarkan kepalaku manja ke bahu mama Dira. "Kalau mereka sampai dengar aku berencana kabur malam ini, bisa gawat. Besok pagi-pagi aku telepon mereka."

Kedua Ibu mengadu tatapan dan terlihat menyusun rencana untuk melakukan hal-hal yang biasanya dikerjakan Dira; menahan dan membujuk Gemma. Untungnya, kedua Bapak membukakan jalan untukku kabur dengan alasan semakin malam akan semakin bahaya untukku berada di jalan. Kedua orangtua ingin mengantarku ke bawah, tetapi aku berhasil meminta mereka untuk beristirahat dan buru-buru keluar dari kamar.

Aku menelusuri lorong menuju lift sembari mengepalkan kedua tangan, merengangkan jemari, lalu mengepalkannya lagi. Nggak ada masalah di hatiku, hanya saja nyeri di hatiku pelan-pelan mulai tak terelakkan. Aku sepersekian detik berhenti di kamar Chiko dan Dira, dalam hati bertanya apa yang sedang dilakukan dua orang itu. Beristirahat atau ... tolol, bukan urusan lo, Gem!

Aku kembali berjalan. Kali ini lebih cepat, hingga sampai di depan lift.

Selagi menunggu jemputan lift, aku mengamati pantulanku di pintu lift. Gaun panjang nude bermodel sabrina pilihanku, yang akhirnya diterima pendamping pengantin lain sebagai seragam, make up simple tetapi elegan di wajahku, sanggulan berkepang yang lagi-lagi kupilih dengan hati-hati supaya nggak mencuri perhatian dari pengantin perempuan. Sejenak aku merenungkan situasi hari ini, bagaimana hebatnya aku berperan bagaikan saudara dan sahabat yang baik bagi Dira.

Dan ini, terasa sangat menyebalkan hingga aku ingin ... menangis.

Ternyata akibat dari menyukai seseorang secara diam-diam jauh lebih menyakitkan daripada yang kubayangkan. Mungkin nggak akan sesakit ini, jika Dira bukan pengantin perempuannya.

Di saat aku nyaris masuk ke lift, panggilan ayah Chiko menahanku.

"Kenapa, Yah? Ada yang ketinggalan di mobil aku? Bawaan Bunda tadi pagi?" Beliau nggak langsung bicara, meski aku terus melemparkan pertanyaan. "Ih, Ayah, jangan nakutin aku deh."

Ayah Chiko mengulum senyum, yang astaga ... Demi Tuhan mirip banget sama senyum Chiko. Aku membalas tatapan ayah Chiko yang terus melembut setiap detiknya, hingga tepukan hangat mendarat mulus di puncak kepalaku.

"Nak, kalau kamu bukan seseorang yang diinginkan, jadilah seseorang yang nggak bisa dimiliki ..."


Terima kasih sudah menyempatkan diri membaca.

Seperti biasa buat kalian yang mengintip spoiler, mencari tahu tentang naskah-naskah aku yang lain. Kalian boleh follow akun2 berikut

Instagram : Flaradeviana

Tik-tok : Flaradeviana

LOVE, FLA! EHEHEHE

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Broken Heart ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang