jiwoong terbangun saat merasakan panas di tubuhnya. keringat juga mengucur di sekitar. aneh pikirnya, kenapa tubuhnya berkeringat dan panas? ia tidak merasakan tanda-tanda lemas karena sakit. begitu dirinya membuka mata, hanbin sedang tidur di dalam pelukannya dengan gelisah. jiwoong menyentuh dahi hanbin, suhu tubuhnya benar-benar tinggi. hanbin sedang sakit sekarang.
dalam pelukannya, jiwoong melakukan puk-puk di badan hanbin, berusaha membangunkan pacarnya, "sayang," tetapi, hanbin tidak kunjung bangun. jangankan bangun, hanbin bahkan beberapa kali menggertakan giginya, menunjukkan bahwa ia sedang menggigil.
jiwoong melepaskan pelukannya dari hanbin dan bangun dari kasur. hanbin masih belum bangun jadi baiknya sekarang ia membeli obat di apotik dan memasak sup. "sayang, kakak keluar sebentar ya?" jiwoong mengecup pipi hanbin pelan sebelum keluar dari unit apartemennya.
tidak sampai sepuluh menit, jiwoong sudah kembali lagi. hanbin sekarang sudah bangun dan duduk di kitchen bar sambil menundukan wajah. suaranya terdengar seperti mengerang, "kak.. abis dari mana..?" hanbin secara otomatis memeluk jiwoong saat pacarnya berjalan mendekat.
"kakak beli obat tadi, sayang. kamu lagi sakit kan?" hanbin mengangguk dalam pelukan jiwoong. "aku buatin sup ya? kamu tunggu sini." dengan berat hati, hanbin melepaskan pelukannya pada jiwoong. tadinya jiwoong mau langsung memasak tetapi, saat melihat hanbin tidur dengan kepalanya yang ditaruh di kitchen bar, jiwoong tidak tega. begitu terbangun nanti pasti hanbin akan merasakan pegal-pegal di leher.
"sayang, pindah ke sofa yuk. aku gendong." jiwoong mengangkat tubuh hanbin dan menggendong pacarnya ala koala. sewaktu jiwoong ingin menempatkan hanbin di sofa, hanbinnya menolak. hanbin justru mengeratkan pelukannya pada jiwoong. "kakak..." suaranya terdengar manja mengaung di telinga jiwoong. tersenyum mendengar pacarnya yang manja, jiwoong menepuk-nepuk pinggul hanbin pelan. "kakak masak buat kamu sebentar. kamu tunggu yah." lagi-lagi dengan berat hati, hanbin harus melepaskan pelukannya dari jiwoong.
jiwoong memasak sup untuk hanbin sembari menelepon teman sekelasnya untuk titip absen. untung mata kuliah hari ini cuma satu. setelah mendapatkan kabar dari sang teman yang sudah menitipkan absennya, jiwoong lanjut memasak. sup yang dimasak oleh jiwoong cukup simpel. bumbu yang digunakan pun hanya irisan bawang putih dan bawang merah yang di tumis lalu ditambahkan air. isi dari sup tersebut adalah sayuran pokcoy yang dipotong bite-sized, baso daging, jamur kuping, serta tahu. ini makanan favorit hanbin saat sakit.
selesainya memasak, jiwoong mengambil apel dari kulkas dan memotongnya. jiwoong juga merebus air dan memasak teh untuk hanbin. pacarnya sangat suka meminum teh hangat manis saat sakit.
hanbin yang sedang duduk menyender di sofa, dengan matanya yang setengah terbuka, sayup-sayup melihat jiwoong membawa nampan berisi makanan. "kak banyak banget.." hanbin mengeluh saat melihat nampan yang dibawa jiwoong terdapat mangkuk yang berisi sup, apel potong yang ditempatkan di piring, dan teh.
"banyak darimananya, yang? ini nggak banyak. kamu aja tuh yang keseringan diet makan sedikit." hanbin merengutkan bibirnya, lagi sakit pun masih kena marah jiwoong.
namun, bukan hanbin namanya kalau tidak cari pembelaan, "aku kan mau diet.. biar lebih.. hmm... cakep? biar kamu makin suka kan..?" kata-kata yang keluar dari mulut hanbin terdengar seperti rambling bai jiwoong. antara sadar atau tidak sadar saat mengatakannya, jiwoong tidak paham. namun, mendengar hanbin sampai berpikir sejauh itu, membuat jiwoong sedih.
"cakep? kamu bukan cuma cakep tapi cantik juga tau. lagian, kenapa harus diet? menurut aku, kamu yang kayak gimanapun tetep cantik kok." jiwoong mengelus kepala dan mengecup pipi hanbin pelan. tangannya juga mengusap-usap belakang tangan hanbin, meyakinkan pacarnya bahwa hanbin tidak perlu diet.
"makan dulu ya, sayang? abis itu minum obat." dengan telaten, jiwoong menyuap sedikit-sedikit sup ke mulut hanbin. kadang-kadang, jiwoong harus sedikit memaksa karena hanbin sering bilang 'udah kak, udah. kenyang.'
saat hanbin akhirnya menyelesaikan satu porsi sup, jiwoong kembali menyuapinya dengan apel potong. "kakak.. aku udah kenyang." hanbin menggelendot di pundak jiwoong. berharap mode manjanya sekarang mengubah pikiran jiwoomg untuk tidak menyuapi hanbin lebih banyak makanan lagi.
"makan satu atau dua aja yaa? nanti sisanya aku yang makan."
"kakak ngomong kayak gitu, tapi nanti ujung-ujungnya aku yang abisin." jiwoong tertawa mendengar protes dari hanbin. melihat pacarnya yang kembali merengutkan bibir dengan gemas, ia mengecup bibir ranum tersebut dengan cepat. secara subtil, jiwoong mengangkat tubuh hanbin dan memangkunya. hanbin masih merengut dan memalingkan wajah sekalipun sekarang sedang ditatap sayang oleh jiwoong.
"sayang.. aku itu khawatir sama kamu. sebetulnya dari pas kamu kepengen diet dan lumayan ekstrim, aku udah berapa kali larang kan? tapi kamu tetep lanjutin. aku nggak seneng liat kamu sakit kayak gini." jiwoong mengusap pipi merah hanbin, suhu tubuhnya yang tinggi mempengaruhi kulit hanbin. sebetulnya, hampir seluruh wajah hanbin sekarang merah karena panas badannya. "aku mau kamu balik makan yang bener kayak dulu... aku seneng liat hanbin yang suka makan. aku seneng liat hanbin yang abis makan selalu tambah buah. aku seneng hanbin yang nikmatin makanannya. aku seneng hanbin yang ceria."
jiwoong menatap hanbin serius, "aku.. sedih banget liat hanbin yang pas aku makan, hanbin nggak ikut makan. aku sedih liat hanbin yang cuma liatin aku makan doang sambil neken perutnya. aku nggak mau liat hanbin yang kayak gitu lagi. balik makan yang bener lagi ya, sayang?"
hanbin yang mendengar ucapan jiwoong malah menangis sekarang. pipinya sudah basah. jiwoong juga merasakan bajunya basah karena hanbin menangis di pundaknya. "cup cup sayang, dah makan yaa?"
"hu'umh." hanbin menjawab rayuan jiwoong dengan suara yang samar, tetapi jiwoong tetap mampu mendengarnya. jiwoong tersenyum. tangannya menepuk-nepuk punggung hanbin, masih berusaha menenangkan pacarnya yang tersedu-sedu.
pelan-pelan, hanbin pun memakan apel potong dari jiwoong. terkadang, hanbin mengambil sendiri salah satu apel potong dan menyuap ke mulut jiwoong. walalupun sedang sakit, hanbin menikmati momennya bersama jiwoong. dalam hati, ia panjatkan syukur banyak-banyak karena sudah dikirimkan pacar yang betul-betul perhatian seperti jiwoong.
"kak jiwoong, aku tuh cinta banget tau sama kamu." jiwoong tertawa mendengar ucapan random hanbin, karena tidak biasa hanbin mengatakan cintanya seperti ini. menurut jiwoong, hanbin itu tipe jual mahal. namun, jiwoong tetap senang mendengar hanbin yang mau jujur seperti sekarang, "kakak juga cintaaaaaa banget sama kamu."
hanbin memeluk jiwoong erat-erat, melesakan kepalanya di pundak jiwoong dan tersenyum dalam dekapan jiwoong.
KAMU SEDANG MEMBACA
love letters [jyungbin / woongsungz]
Romancelove letters is a compilation of jyungbin oneshot fics written with non-designated plot. ❤️