Tidak juga, Minji

1K 70 8
                                    

Terinspirasi dari videoklipnya lagu Ariana Grande yang berjudul Into You, cerita ini mengandung unsur vulgar yang kurang layak untuk dibaca oleh kelompok umur dibawah delapan belas tahun. Bagi yang masih berusia dibawah delapan belas tahun tidak disarankan untuk melanjutkan membaca. Anyway, have fun!


"I now understand that the way we fell into each other's lives would also be the way we left ... you left. "

Senja belum merekah sempurna ketika kalimat tersebut mencuat diantara ribuan kata dan frasa yang beramuk di ruang pikir Danielle ketika ia dan kawannya, Minji asyik bersepeda motor ria. Sepenggal kalimat yang didapatnya dari fiksi rekaan seseorang bernama Reuben itu mampu menghadirkan kembali kegundahan yang beberapa hari terakhir menghantuinya.

Semuanya bermula ketika Danielle mendengar desas-desus bahwa mantan kekasihnya berpacaran lagi dengan seseorang yang dikenalnya lewat game online.

Konon katanya, percikan api itu telah tercipta ketika ia dan sang mantan masih berkencan. Begitu hubungan mereka kandas, mantannya pelan-pelan melanjutkan percintaan dengan sang selingkuhan lalu memacarinya.

Puncaknya adalah pagi itu, ketika Danielle berlari tergesa-gesa menuju ruang kelas, secara tak sengaja matanya menangkap bagaimana sang mantan menggenggam mesra lengan seseorang yang merupakan kekasih barunya.

Ia bisa merasakan bagaimana hatinya yang masih terluka hancur bak botol kaca yang dihempaskan ke dinding. Retak dan remuk , beramuk menjadi pecahan-pecahan beling yang tak berbentuk.

Detik itu juga ia berikrar kepada dirinya untuk tak akan lagi memberikan hatinya secara utuh kepada siapapun.

" Hahaha sial.."

Sekonyong-konyong ia tertawa dan mengumpat. Luka hatinya kembali bergelora ketika kilas balik menyakitkan itu bermain lagi di ruang matanya. Sungguh ingin ia mencabik-cabik kedua orang itu dengan tangannya.

" Memikirkan orang itu lagi?"

Gumaman Minji mengantarnya kembali pada kenyataan.

" Begitulah."

Ada kiranya jeda satu atau dua menit sebelum ia menjawab pertanyaan Minji. Sebenarnya ia enggan menyibak kembali lembar-lembar memori akan pengkhianatan itu. Namun rasa sakit yang tidak terperi membuat tragedi tersebut tiada kunjung enyah dari ingatannya.

" Lupakan dia Danielle, pria brengsek itu tak layak menodai ingatanmu. "

"Haha, andai saja semudah itu.",pikirnya.

Tak disanggahnya saran Minji. Ia memilih untuk beralih pandang kepada mega merah bata yang menyepuh angkasa. Di kejauhan, di horizon sana kemilau emas sang Surya mulai menenggelamkan diri. Pertanda senja beranjak sirna dan kepekatan malam akan segera menjelma.

" Kau tahu Danielle, aku juga baru saja putus dari pacarku.."

Lagi-lagi suara Minji memecahkan kesyahduan diantara mereka. Meski ia sudah tahu dari bisik-bisik temannya beberapa hari lampau, ia tetap memberi tanggapan.

" Kenapa?"

"Hm? Dia bosan karena aku selalu sibuk."

Minji mengedikkan bahu. Seseorang sepertinya bukanlah si Tanaka dari cerpen Kompas yang rela mengubankan seluruh rambut untuk menunggu seseorang. Bukan juga Seno Ajidarma yang bersusah payah mencuri sepotong senja untuk kekasihnya.

Minji bukanlah sosok yang romantis, tak pernah berkomitmen dengan orang-orang yang silih berganti mengisi ruang hatinya. Di matanya, seseorang seindah Minji mungkin terlalu cantik, terlalu sukar didapat, dan terlalu mudah untuk hilang.

Husseyz Oneshots [ Newjeans Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang