Saat itu adalah pagi pertama setelah pendaftaran sekolah menengah atas yaitu masa orientasi. Aku duduk termenung di dalam kelas sambil menunggu informasi yang akan diberikan oleh SMA ini. Entah mengapa, langit dan suasana yang terlihat di sini terasa berbeda dari yang biasanya. Beberapa saat kemudian, tibalah seorang pria berkumis yang memakai pakaian serba hitam. Ia tersenyum dan membawa sebuah koper. Di saat pria itu berdiri di depan kelas suara obrolan dari murid murid sekitar menjadi sunyi.
"Selamat datang di Cloudcrest High School. Kalian bisa memanggil saya Pak Taro, saya disini sebagai wali kelas kalian semua. Pertama tama saya ucapkan selamat........."
Ucapan selamat datang itu membuatku merasakan kantuk dan tidak fokus, hingga tiba-tiba.
"Ren."
"Ion Ren."
"Arion Ren."
"Karion Ren."
"Saya absen lagi apakah Karion Ren hadir ?" Pak Taro berteriak dengan lantang.
Aku mengangkat tangan secara intuitif.
"Iya Pak. Saya hadir," kata Karion.
Raut wajah tersenyum terlihat dari Pak Taro ketika aku menjawab absensi itu.
"Ah, Karion. Tolong didengarkan baik-baik ya segala informasi yang akan saya berikan. Jika tidak bisa, kelak kamu akan menyesalinya," kata Pak Taro.
Aku juga mendengar suara ketawa kecil dari teman teman sekitar ketika suara Pak Taro terabaikan barusan, tetapi itu tidak masalah bagiku.
****
"Baiklah. Karena semua dua puluh tiga murid telah di absen dan tidak ada yang tidak hadir. Kali ini, kita akan melakukan pemilihan ketua kelas. Barangkali di sini ada orang yang mencalonkan dirinya atau dicalonkan oleh temannya bisa angkat tangan ya. Seperti biasa, ketua kelas kurang lebihnya nanti akan mendapatkan beberapa kerja tambahan, dengan balasan nilai tambahan," kata Pak Taro.
Setelah beberapa saat, tidak ada yang ingin untuk menjadi ketua kelas sehingga Pak Taro memerintahkan masing dari kami untuk melakukan pemungutan suara. Di sini aku terheran mengapa banyak perempuan yang memilihku untuk menjadi ketua kelas, ditambah lagi laki-laki yang duduk di samping bangkuku mengapa mukanya tertawa bahagia.
"Karion Ren mendapatkan 13 suara ya. Ini artinya selamat untuk Karion, kamu akan memimpin kelas ini selama 1 tahun ke depan. Sebelum itu silahkan untuk maju ke depan dan memberikan sepatah kata yang akan kamu sampaikan ke teman-teman lainnya," kata Pak Taro
Menurutku hal Ini sangat menyebalkan dan entah mengapa tetap ada secercah kebahagiaan ketika aku dipilih menjadi ketua.
"Oke. Terimakasih atas kepercayaan kalian. Cukup sekian," kata Karion berwajah datar
Ketika berdiri di depan, ada beberapa orang yang aku perhatikan yakni, seorang perempuan yang tidur di bangku belakang, dua orang laki laki berwajah penuh semangat, dan seorang perempuan di bangku depan yang sedang tersenyum.
"Cukup dari saya. Selanjutnya akan diambil alih oleh guru yang bersangkutan. Namun, sebelum itu aku ingin memastikan kepada Karion, apakah kamu tau makna lonceng bel di sekolah ini?" tanya Pak Taro.
Aku terdiam dan berpikir bahwa ini merupakan informasi yang aku lewatkan di awal.
"Mungkin saya akan bantu jawab, Pak. Perkenalkan sekali lagi nama saya Frescila Prism. Untuk Lonceng bel sekali artinya panggilan ketua kelas, lonceng bel dua kali artinya pergantian jam pelajaran, dan lonceng tiga kali artinya waktu belajar telah selesai," ujar Prism sambil tertawa kecil.
"Terimakasih Prism atas bantuannya. Karion, selamat menjalankan tugas ya," ujar Pak taro
Setelah keluar kalimat 'Karion, Selamat', suasana langit di luar mulai hujan badai. Di saat Pak Taro meninggalkan kelas, terdengar suara petir yang sangat kencang dan cahayanya terasa sangat tajam di mata. Di tengah-tengah kekagetan ini, ada jendela pesan yang memiliki desain layaknya papan tulis hitam yang modern muncul di depan mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daedalus Game
Детектив / ТриллерSeorang raja iblis berwujud manusia yang hilang ingatan bertujuan untuk bertahan hidup dalam serangkaian permainan mematikan yang ternyata dibuat oleh para Demigods sebagai bentuk hiburan semata.