"Pergilah! Untuk apa kamu masih bertahan di sini!!"
Loki berteriak dengan sisa-sisa kekuatan yang ia miliki. Sang dewa pada akhirnya menanggung hukuman dari semua kelicikan yang telah ia perbuat selama ini. Manipulasi yang ia lakukan pada Hod untuk membunuh Balder membuatnya diincar oleh para dewa, dan berakhir terikat di dalam gua yang dingin nan lembap.
Bukan hanya Loki seorang, kedua putranya pun ikut menanggung beban. Para dewa kaum Aesir mengubah Vali menjadi seekor serigala dan seketika itu pula ia menyerang saudaranya, Nari. Vali yang tidak sadarkan diri menyerang Nari secara bengis, merobeknya sampai ke tulang. Dengan isi perut Nari itulah, para dewa mengikat Loki. Tubuhnya ditelentangkan dengan posisi wajah tepat di bawah ular raksasa yang menggantung dengan mulut menganga, meneteskan bisa tepat ke wajah.
"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu! Tidak akan!"
Betapa setianya Sigyn, istri Loki yang selama ini penurut dan pendiam itu. Bahkan sampai menjelang Loki sekarat, Sigyn tetap setia, menampung bisa ular yang terus menetes di atas wajah suaminya. Sang dewi mewadahi cairan tersebut dengan sebuah mangkuk. Ia mengangkat mangkuknya hingga berada di atas wajah Loki, agar tidak terkena tetesannya. Sigyn bahkan mengorbankan kedua tangannya sendiri karena terkena cipratan-cipratan kecil dari bisa tersebut.
Namun, tentu saja mangkuk di tangan Sigyn memiliki kapasitas. Bisa ular raksasa telah memenuhi volume hingga mencapai bibir mangkuk. Sigyn tak dapat lagi menampung tetesan dengan baik. Tak dapat terelakkan, wajah Loki pun akhirnya terbakar karena saking ganasnya racun yang terkandung dalam cairan tersebut.
"Larilah ... kumohon ... sejauh mungkin dari Asgard ...."
Usai mengucapkan kalimat permintaan tersebut, Loki mengembuskan napas terakhirnya.
Tak ada lagi yang dapat dilakukan oleh Sigyn. Air matanya mengalir deras tanpa suara. Ia memandang ke sekeliling gua. Ia menatap kedua mata ular raksasa yang membunuh suaminya. Ular tersebut mulai turun ke bawah, menggerayangi badan Loki.
Kini semuanya telah tiada. Suami dan kedua anaknya telah dibinasakan. Sigyn tahu, Loki memang telah berbuat kejahatan. Seumur hidup, Loki memang seperti itu, selalu berbuat kelicikan, entah karena apa alasannya.
Selama ini, Sigyn selalu setia mendampingi tanpa banyak bicara dan protes. Ia hanya berusaha menjadi istri yang penurut, juga ibu yang baik bagi kedua putranya. Saat Loki mendapat hukuman, jauh di lubuk hati paling dalam Sigyn merasa bahwa Loki pantas mendapatkan hukuman.
Akan tetapi, begitu melihat Vali dan Nari juga dilibatkan, Sigyn mulai mempertanyakan kebenaran.
Mengapa kedua putraku juga harus ikut dihukum? Apakah kesalahan mereka? Apa hanya karena mereka berdua adalah putra Loki? Kenapa kaum Aesir begitu kejam?
Air mata Sigyn tak dapat mengering, meski ia berlari keluar gua, menembus tiupan angin kencang. Tiap teriakan kesakitan Loki sebelumnya mengundang guncangan dan awan mendung. Saat Sigyn keluar, udara Asgard yang biasanya dipenuhi kehangatan, mulai mengembuskan angin dingin. Beginilah yang terjadi ketika salah satu dewa terpenting Asgard tiada.
Sigyn berlari dan terus berlari. Ia tak tahu harus pergi ke mana. Loki berpesan agar ia pergi dari Asgard. Tapi, ke mana?
Sigyn tak tahu. Ia tak dapat berpikir jernih. salah satu jalur keluar dari Asgard adalah jembatan pelangi Bifrost, yang membentang dari Asgard sampai Midgard. Begitu sampai di gerbang Asgard, nyala Bifrost menyambut langkah kaki Sigyn, berkilau dalam tiga warna.
Sigyn tak menaiki kuda atau kendaraan apa pun. Ia hanya berlari. Berlari. Kulit di kedua tangannya mulai mengelupas. Racun yang sama yang telah menggerogoti wajah suaminya kini juga menyerang tangan lembut sang dewi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loki's Wife Once Again (TAMAT - Republish)
FantasySigyn - sang dewi kelembutan dan kesetiaan - harus turut mati mengikuti suaminya, Loki, dalam hukuman yang diberikan oleh para dewa. Saat sekarat, Sigyn meratapi nasib di hadapan para raksasa Norn yang menguasai takdir seluruh makhluk. Salah satu No...