Moudy adalah junior high di sekolah menengah Prince Valley Los Angeles California, dia anak kedua dari tiga bersaudara, berzodiak Capricorn, artsy, kreatif dan visioner
Sedangkan Nick berusia sembilan belas tahun, dropout school, enterpreneur/drug dealer, baik, ramah dan mudah disukai orang. Nick adalah seorang kriminal so seramah dan sebaik apapun kriminal, mereka tetap mengundang bahaya.
Moudy mengenal Nick karena semua teman Moudy membeli obat-obatan dari Nick. Moudy tidak pernah memakai obat-obatan terlarang tapi melihat semua teman-temannya yang adalah anak-anak muda penggila pesta Moudy sudah tidak asing dengan semua hal yang berhubungan dengan narkoba, dia justru merasa tertarik dengan kehidupan seorang drug dealer sampai pada suatu pesta di rumah teman sekolahnya, Moudy bertanya kepada Nick tentang awal mula Nick menjadi pengedar obat-obatan terlarang, kemudian mereka mengobrol sangat lama. Nick kagum dengan kecerdasan Moudy, dia menilai Moudy adalah gadis yang luar biasa, sejak saat itu mereka berdua berteman.
Sabtu siang itu Nick dan Moudy hangout di rumah Nick. Dia tinggal berdua bersama ayahnya yang terkena stroke dan hanya bisa berbaring di ranjang kamarnya.
Mereka berdua menonton film favorit Moudy. Moudy memperhatikan Nick yang terlihat terpukau dengan ending film yang mereka tonton "Nick, kau menangis?" Katanya. Nick tersenyum malu dan menahan air matanya
"ya itu sangat indah, aku terharu Mod, katakan padaku kau tidak menangis juga?"
Moudy tertangkap basah menghapus air matanya kemudian mereka berdua tertawa. Moudy menatap layar televisi dengan penuh kekaguman
"sutradara film ini benar-benar genius. apakah menurutmu aku bisa menjadi sutradara hebat Nick? kau tahu kan sejak dulu aku selalu ingin membuat filmku sendiri? pasti akan sangat keren kalau aku bisa melakukannya"
Nick berjalan ke arah kulkas dan berniat mengambil sekaleng minuman soda
"tentu saja kau bisa Mod, kau adalah orang paling pintar yang pernah kukenal"
Moudy mengernyit dan bicara dengan sedikit kekecewaan pada nada suaranya
"itu bisa jadi kata-kata pujian seandainya aku tidak mengenal semua circle pergaulanmu"
Nick meletakkannya tiga kaleng minuman soda di meja yang ada di hadapan mereka
"yah apapun itu aku percaya kau bisa melakukan apapun yang kau impikan Mod"Moudy tersenyum dengan perasaan hangat yang menjalar di seluruh tubuhnya mengetahui bahwa temannya benar-benar mendukung dan percaya kepada kemampuannya adalah hal yang sangat dia butuhkan saat ini, terutama setelah ibu dan ayahnya menolak membelikan kamera baru untuk project filmnya. Ayahnya terlalu sibuk untuk mendengarkan proposal Moudy sedangkan ibunya hanya peduli pada kejuaraan renang kakak perempuannya serta kewalahan menghadapi adik laki-lakinya yang terus-menerus berulah
"kau benar-benar percaya itu Nick? aww, thanks Nick you are the best"
Mereka berangkulan di sofa melanjutkan menonton kredit list di akhir film. Lima menit kemudian bel pintu berbunyi. Moudy berlari ke arah pintu depan dan membukanyaAdam pemuda berusia dua puluh dua tahun, dropout dari bussines school NYU, pintar, mudah bergaul, cepat belajar dan tipe yang bisa dibilang sangat patuh
"hai apakah benar ini rumah Nicky"
"kau siapa?" Moudy bertanya
"Adam, apakah Nicky ada?"
"yah akan kupanggilkan"
Moudy berbalik dari pintu sampai dia ingat sesuatu dan kembali menghadap Adam
"eh maaf aku lupa bertanya siapa nama belakangmu?"
"oh katakan saja Adam dari New York"
Dengan mata berbinar Moudy tersenyum
"kau dari New York? Aku sangat suka New York. Aku belum pernah ke New York maksudku aku selalu ingin pergi kesana"
"oh ya? Kenapa?"
"I don't know, kurasa aku selalu membayangkan New York adalah tempat yang akan memberikan banyak inspirasi untuk karyaku Eh by the way aku seorang seniman"
"benarkah? Tapi kau terlihat seperti baru lima belas tahun?"
"Sebenarnya tujuh belas, aku akan berumur delapan belas November nanti. Maksudku bukan seniman secara profesional. Aku hanya mengatakan aku suka seni"
"what kind of art?"
"semuanya melukis musikal, movie, theater. I direct my school play last month"
"wow sangat mengesankan, umm maaf sebelumnya tapi bisakah kau panggilkan Nicky"
"oh sorry, tunggu sebentar"
KAMU SEDANG MEMBACA
First Encounter
RomanceMoudy sangat suka New York dan kebetulan Adam baru pindah dari New York, Moudy seketika menyukai Adam karena Adam tidak seperti kebanyakan teman laki-lakinya, Adam berbicara dengan bahasa formal dan bersikap sangat sopan, mungkin karena Adam lebih d...