Prolog.

7 0 0
                                    

Hari itu adalah hari dimana semester baru dimulai. Aku telah menjadi siswa SMA tahun kedua, dan sekarang aku bisa memanggil diriku "kakak kelas."

"Pagi Ar." ujar teman-teman ku. Aku juga menyapa mereka kembali.

Aku dan beberapa temanku masuk ke dalam kelas, karna pelajaran pertama akan segera dimulai. Di kelas, mataku tertuju pada gadis yang ku kenal. Dia adalah teman SD hingga SMA ku, tapi kami tidak terlalu dekat.

Bel istirahat berbunyi, aku dan teman se-geng ku berpikir untuk main kartu uno saja di kelas. Saat kami tengah bermain kartu, sebuah lingkaran sihir seperti di cerita fiksi berada di sekitarku.

"Arkan lihat di sekitar lu!" teriak temanku. Aku melihat ke sekitarku, lingkaran sihir?

Saat cahaya itu mengelilingi ku, gadis itu.. Devina terlihat berlari ke arahku dengan wajah khawatir. Kenapa kau berlari ke arahku? Aku ingin bertanya seperti itu kepadanya..

~ ••• ~

Aku membuka mataku, terlihat ada seorang raja tua seperti di komik isekai berdiri di hadapanku. "Selamat datang para pahlawan."

Para pahlawan? maksudnya.. tunggu, bukankah ini seperti chapter satu di komik isekai?!

"Kalian pasti bingung, maka akan ku beritahu. Kalian adalah pahlawan yang dipilih oleh dewi untuk mengalahkan raja iblis." lanjutnya.

lihat? sungguh klise.

Setelah beberapa saat, aku dan orang lain yang dipanggil oleh ritual itu disuruh memegang batu suci untuk mengukur kekuatan. Saat aku menyentuh batu itu, aku terlihat sangat over power.

"Selamat tuan pahlawan, anda memiliki elemen api, es, petir dan cahaya." ujar penjaga yang memegang batu suci.

Tiga orang lainnya selain diriku yang dipanggil mendekatiku. "kau hebat punya 4 elemen, namamu siapa?"

"Arkan Dirgantara." balasku. Orang itu terlihat mengangguk.

"Namaku Satoshi Iruka." ujarnya.

Alisku berkedut, apakah pemanggilan ini dari berbagai negara?

"Orang Jepang?" Tanyaku.

Dia mengangguk, "ya! aku orang Jepang, kau orang mana? logat dan namamu tidak terlihat seperti orang Jepang."

"Aku dari Indonesia."

Setelah itu aku juga berkenalan dengan Kana dan Muira. Mereka bertiga berasal dari Jepang dengan prefektur yang berbeda-beda. Dan entah kenapa kami bisa memahami bahasa masing-masing, bagiku kami berbicara dengan bahasa Indonesia, namun bagi mereka kami berbicara bahasa Jepang.

Saat kami berempat berjalan ke ruangan masing-masing yang dipersiapkan oleh raja. Namun mata terpaku oleh seorang gadis yang kukenal itu, Devina. Dia juga kena panggil?

"Hei Arkan, apa yang kau lihat?" tanya Iruka. Aku terdiam, mataku masing memandang Devina yang semakin menjauh.

"..kenapa dia berbeda tempat dengan kita?" tanyaku kepada Iruka.

Iruka mengangkat bahunya, bertanda tidak tau juga. "namun kalau tidak salah, itu karna kekuatan gadis itu lemah, dia hanya pengguna elemen angin dan seorang healer."

"Bukankah healer sangat dibutuhkan?" aku bertanya bingung. Siapapun pasti membutuhkan support.

"Duh kau ini, di kerajaan ini para petualang juga punya kekuatan penyembuh. Jadi ya dia tidak dibutuhkan, tapi putri kedua menginginkan nya jadi dia dijadikan pelayan dari putri kedua."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Hero Has Turned Into A Demon KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang