Bab 1

2 0 0
                                    

Namaku Aletha Diandra. Tahun ini aku memasuki usia 27 Tahun. Terlahir dari keluarga yang latar belakang ekonomi Pas. Pas untuk makan sudah Alhamdulillah. Perjuanganku untuk mencapai titik seperti ini tidak lah mudah. Saat semua anak bermain dan belajar, Berjuang bersama Sang Fajar mengais rupiah agar bisa melanjutkan sekolahku. Bertemu orang baik yang memberikanku pekerjaan. Pernah suatu ketika saat tidak ada yang bisa dimakan, aku dan kedua adikku memakan sebungkus mie instan bersama-sama. Perjuanganku tidaklah mudah mencapai gelar sarjana. Terhenti selama 2 tahun karena harus bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga. Aku adalah anak pertama yang menanggung beban keluargaku. Aku adalah tulang punggung kedua setelah ayahku. 

Banyak problema ketika memasuki usia 27 tahun. Segala cacian bahkan hinaan yang mengatakan jika aku adalah perawan tua. Tidak terhitung berapa puluh bahkan ratus kali pertanyaan "kapan menikah?" terlontar dari orang-orang terdekatku. Ada apa dengan mereka? Bahkan banyak diatas usiaku yang belum bahkan memutuskan tidak menikah. Hati orang tua mana yang tidak sedih ketika putri pertamanya masih asik dengan kejombloannya. Aku pernah menjalani hubungan dengan seseorang selama 10 tahun. Hubungan kami tidak pernah ada yang mengetahui alias backstreet. Sebulan kemarin hubungan itu berakhir karena kenyataan yang harus membuatku mengikhlaskan orang yang aku cintai menikah dengan orang lain. Yang lebih menyiksa lagi adik perempuanku terpaksa menikah karena insiden yang tidak pernah diharapkan. Seketika hati, raga, dan jiwaku hancur bersamaan. Aku gagal menjadi kakak sekaligus teman untuk adikku. Jika aku boleh meminta kepada Tuhan, Aku tidak ingin hari itu hadir. Hari dimana fakta menampar dan membunuhku secara sadis. Hati seorang kakak mana yang tidak akan terluka menerima kenyataan adiknya hamil diluar nikah. Dunia seakan ikut runtuh bersama tubuhku yang rapuh. Belum seminggu kejadian itu terjadi, aku harus merasakan hancur lagi ketika adikku melahirkan seorang putri tanpa ada status pernikahan diusia kandungannya memasuki 8 bulan. 

Terlintas dalam benakku ingin menyudahi saja hidupku. Namun bayangan kesedihan kedua orang tua terlintas. Jika bukan aku yang menguatkan mereka siapa lagi. Kami terasingkan dari keluarga bahkan saudara. Pindah dari satu rumah ke rumah lain demi menutupi aib keluarga. Hari di mana kami sampai pada titik menyerah. Kami menutup mata dan telinga kami dari segala cemohan orang. Kami kembali ke rumah dengan membawa putri kecil dalam gendonganku. Kami lalui hari dengan saling menguatkan satu sama lain. Pernikahan adikku berlangsung ketika sehari kami keluar dari rumah sakit. Pernikahan yang hanya dihadiri ayah, ibu, dan kakak tertua ayahku. 

Di penghujung tahun, aku berkenalan dengan seseorang yang saat ini menjadi suamiku. Perkenalan kita sangat singkat. Awalnya aku hanya sekedar perkenalan saja sama seperti laki-laki yang dekat denganku selama ini. Pernyataan yang sama aku katakan ke dia "Aku tidak mencari seorang kekasih, Aku mencari calon suami". Dari sekian banyak laki-laki yang dekat denganku mereka memilih mundur. Bukan mundur sih lebih tepatnya aku yang menjauh karena tidak ada kesungguhan dari mereka. Hanya dia yang nekat melamarku langsung ke hadapan orang tuaku. Aku tau latar belakang percintaan dari laki-laki itu. Tapi Janji adalah janji. Apapun yang menjadi pilihan orangtuaku maka ia adalah patner hidupku nanti. 25 hari pendekatan sampai acara lamaran itu terjadi. Cukup singkat bukan. Tidak ada pacaran. Bulan 4 statusku resmi berubah menjadi seorang istri. Entah apa yang ada dalam otakku, Aku menikah dengan laki-laki yang tidak aku cintai. 

Namanya Reynandra, Usiannya terpaut setahun di atasku. Laki-laki yang gagal menikah 2 kali dengan orang yang berbeda. Laki-laki yang pernah menjadi kekasih adik sepupu serta sahabatku. Entah kegilaan apa yang ada dalam otakku sehingga mengabaikan latar belakang stories dari seorang Reynandra. Terlepas dari cinta atau tidak kenyataannya dia adalah suamiku. Sudah menjadi tugas dan kewajibanku memberikan seluruh hidupku untuknya. Dulu aku selalu berharap siapapun yang nantinya menjadi suamiku mencintaiku lebih daripada aku mencintainya, Menjadikanku bukan sekedar istri tapi patner sekaligus sahabat karibnya. menghiasi rumah tangga dengan canda, tawa serta cinta dan kasih di dalamnya. 

Tiga tahun pernikahan kami berjalan dengan liku-liku. Bahkan sempat beberapa kali aku menyerah dan ingin menyudahi hubungan ini. Namun Egoku lagi-lagi mengalah. Aku bertahan hingga hari, jam,menit dan detik ini. Segala usaha telah aku lakukan demi hadirnya seorang anak dalam rahimku. Namun Tuhan menginginkan kami untuk bersabar kembali. Hati wanita mana yang tidak hancur ketika semua tuntutan mengatakan aku mandul. Dokter bahkan mendiagnosa aku dan suamiku itu normal. Tapi tetap saja masih saja ada cibiran tentang itu. Bicara anak, Putri yang terlahir 3 tahun lalu karena tidak di inginkan sekarang tumbuh sehat dan cantik. Sejak menatap matanya pertama kali, aku sudah mengatakan pada dunia bahwa dia adalah putriku. Adiba Askayra putri pertamaku yang tidak lahir dari rahimku. Tawa Adiba yang menguatkanku bahwa perjuanganku belum berakhir. Di luar sana bahkan ada yang 5,10,20 bahkan di hari tuanya belum memiliki anak. 

Reynandra adalah suami yang baik. Tapi entah mengapa aku merasa aku dan dia begitu asing. Ada tembok menghalang diantara kami yang sulit untuk kami tembus. Selama 3 tahun mengarungi rumah tangga bersamanya aku telah mencintainya bahkan sangat mencintainya. Tapi entah mengapa perasaanku mengatakan dia tidak mencintaiku. Ada seseorang yang memenuhi hatinya dan itu bukan aku. Tapi aku tetap diam dan mengatakan akan baik-baik saja. Aku ini istri bukan temannya, Bahkan aku tidak bisa menjadi sahabat karibnya. Terlalu tinggi tembok penghalang itu sehingga sulit untukku menggapainya. Aku istri hanya sekedar memenuhi kewajibanku saja tidak pernah menjadi alasannya untuk tertawa. Komunikasi kita sangat singkat. Bahkan waktu bersama yang bisa dihitung jam dalam sehari. Apa salah jika aku berharap lebih kepada suamiku?. Apa aku salah mengharapkan cinta darinya? 

=============================================================================

Huaaaaa..... Part dan judul baru. Sekian lama vakum akhirnya bisa nulis lagi. Thanks untuk semua yang sudah membaca cerita sebelumnya. Entah kenapa pengen banget nulis ini. Semoga ada inspirasi lebih buat bisa lanjut cerita ini. Bantu like dan comment ya guys. Oh ya jika ada kesamaan cerita, nama mohon dimaafkan ya. Karena cerita ini ngalir begitu aja diketik oleh tangan tak berdosa ini. hehehehe.... Bantu support ya biar bisa lanjut. 

Selamat menunggu.......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Patner HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang