•4•

24 2 0
                                    

Halooooo, hai" gimana nih kabar kalian? Baik kan?
Maafkan authornya yaa, baru bisa up hari ini.
Ya udah ga usah berlama-lama lagi langsung aja ya guys.

HAPPY READING GUYSSS




Sabtu, 9 Januari 2021

Sebuah deruan suara motor terdengar nyaring, mana kala seorang remaja 16 tahun memasuki pekarangan sebuah rumah. Ia memberhentikan motor sportnya tepat di depan pintu utama kediaman Basundara.

Remaja itupun membuka helm dan mulai beranjak memasuki rumah itu, pintu utama terbuka sebuah aura yang amat ia kenali begitu terasa sekarang.

Sama seperti apa yang sudah ia duga, sebuah tamparan yang amat keras hingga membuat wajah lelaki itu tertoleh, tak hanya sebuah tamparan melainkan sebuah Bogeman yang dilayangkan kepada lelaki itu membuat darah mengalir dari sudut bibir lelaki itu.

" Apa ini? Lihat Idan! Lihat!" Suara dengan nada tinggi memenuhi ruangan itu, Surya mengambil map yang berlogo SMP Bakti Nusa.

" Kenapa peringkat kamu bisa turun? Mau jadi apa kamu, hah! Dasar bodoh!" Imbuh Surya dengan makian yang ia ujarkan pada Idan sembari melemparkan map bersisi nilai-nilai Idan.

" Jawab Papa, Idan! Jawab! Kamu bisu hah?" Cecar Surya dengan emosi yang tinggi.

Tak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut remaja itu, hanya sebuah tatapan yang tak tahu berupa apa tatapan itu. Tatapan kecewa, marah, bahkan sedih tergambar dari mata elang itu.
Sebuah kepalan tangan yang Idan ciptakan untuk mengontrol emosi yang kian ingin memuncak.

" Alihkan tatapan kamu! Papa bilang alihkan Idan!"

Idan mengacuhkan perintah sang Papa, bahkan tatapan itu sedari tadi tak berubah sama sekali. Surya yang tak tahan pun kini melayangkan sebuah Bogeman untuk Idan. Idan yang tak siap pun terbanting, tubuhnya menghantam sebuah sofa ruangan itu.

Surya menghampiri Idan, ia mengangkat tubuh Idan menggunakan Krah baju lelaki itu.
Sebuah Bogeman akan segera Surya layangkan, namun suara dari arah timur yakni dari arah dapur.

" Papa stop!" Teriakan dari Tanaya, yang baru saja memasuki ruang tamu. Dikejutkan oleh adegan perkelahian antara anak dan suaminya sendiri, kini Tanaya berlari menghampiri dua lelaki yang berbeda usia, ia berusaha memisahkan suami dan anaknya.

Tanaya berhasil memisahkan mereka, dengan emosi yang masih belum reda dari Surya terbukti dengan nafas lelaki 36 tahun itu terlihat masih memburu.

" Papa harap semester depan kamu berada di peringkat pertama, Idan! Jika tidak kamu pasti paham akan apa yang Papa lakukan untuk kamu," tuntut Surya dengan melempari Idan menggunakan kertas yang semula berada di meja.

Lelaki baruh baya itu meninggalkan ruangan itu. Sungguh Idan merasa ia hanya sebuah boneka yang selalu harus menuruti majikannya, jika tidak hanya sebuah siksaan yang ia dapatkan. Seperti saat ini.

" Idan! Sayang," panggil Tanaya yang langsung berlari memeluk sang putra, air mata Tanaya pun sudah meluncur sedari, tadi tak tega rasanya melihat sang putra mendapatkan kekerasan dari rumah yang seharusnya bisa menjadi tempat istirahat nya.

" Ma! Idan pamit," hanya kata itu yang mampu Idan keluarkan, selepas mencium punggung tangan Tanaya, Idan pun beranjak meninggalkan kediaman Basundara.

SECERCAH KEPASTIAN (On Going!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang