prologue.

223 27 3
                                    

Barcelona, Spain.
3.22 PM.

jalanan kota barcelona sibuk sama hiruk pikuk aktifitas di hari minggu sore. ada yang asik makan di cafe ataupun belanja baju di gerai toko.

kebetulan festival musim panas sekarang lagi hangat-hangatnya jadi perbincangan penduduk kota. jadi, setiap orang tumpah ruah di pusat kota menikmati euforianya.

bunyi alat musik cuba-putumayo menggelegar ke seluruh permukaan kota romantis. percaya deh, pas denger lagunya pasti pengen ikut joged juga. berani jamin.

oh, jangan salah, ada banyak orang asing yang ikut bergabung joget ke tengah buat nikmatin lagunya, seakan bahagia aja ngelupain masalah hidup untuk sejenak. emang hal lumrah.

wendy son,

cewe yang solo pelesiran dari jam 2 siang ikut hanyut menikmati suasananya. ga berniat ngeganggu, dia cuman ngeliatin aktifitas di negeri orang. dia kagum banyak sama perbedaan kultur disini-yang jelas beda sama tanah kelahirannya di korea-, makanya dia belajar banyak hal disini.

untung cuacanya cerah, jadi langitnya cantik nunjukin warna pink menuju oranye. maklum, udah menjelang sore.

sayup-sayup menuju malam, wendy memutuskan duduk di sebuh cafe yang berada ga jauh dari pusat hiburan cuba.

pinter juga dia pilih spot, kalo duduk disitu otomatis bisa nikmatin langit, musik, sama bir. perfect combo.

ga mau kelewatan momen, wendy keluarin buku kecil dari tasnya. kemudian dia ambil pulpen berinisial S.S. sebelum nulis kepingan kejadian yang ia tangkap seharian ini.

pikirannya mulai bekerja, mengingat pengalaman hari kedua di kota ini.

jangan salah, wendy jago urusan interpretasi, hanya saja dia sering ngelibatin subjek lain agar tulisannya terasa 'bernyawa'. jujur, nyaris ga pernah dia pake point of view sendiri. karena sifatnya itu loh, dia seneng jadi pengamat. dan menurutnya terlalu berlebihan kalo nge-ekspos diri sendiri.

sedikit bingung nentuin subjeknya, wendy natap ke sekeliling buat cari inspirasi.

setelah merhatiin orang disekitar, pilihan wendy jatuh kepada seorang wanita berambut panjang hitam di depan musisi cuba.

gadis itu belum keliatan wajah, tapi mengundang rasa penasaran. tubuhnya kecil tapi lincah ngikuti tempo dari lagu yang berubah-ubah. the real penarik perhatian.

soalnya dia diliatin semua orang, bukan wendy doang.

wendy yakin dia ga peduli sama tatapan sekitar, dia memilih tenggelam di dunianya sendiri.

ga lepas pandangan, wendy menerka-nerka sampai wajah wanita itu nampak jelas menghadap ke arahnya.

wendy terkesiap sama kecantikan naturalnya.

demi tuhan, dia ga pernah mengira bakal ketemu gadis asia ditanah kota barcelona. perasaannya senang bukan kepalang.

sampai tatapan mereka tanpa sengaja saling bertumbuk.

gadis itu menyadari pandangan yang dikasih wendy, tapi lama kelamaan dia memilih menikmati musiknya.

terkesan angkuh, wendy nangkep cewe ini emang susah dideketin.

'interesting.' gumam wendy.

sejak saat itu wendy tatap kertas buku yang masih kosong dengan senyuman tipis. sambil menuangkan pikiran, dia perhatiin gadis itu berulang kali. dia perhatikan pakaian casual yang digunakan, ga berlebihan dan cocok sama karakternya.

sampai tangan wendy mulai bergerak di atas kertas, merangkai sebuah kata demi kata.

"una dama con hermoso perfil lateral"
(a lady with beautiful side profile).

~"~

si·gnó·ra.Where stories live. Discover now