Bab 1

364 22 7
                                    

• • •

***

Jennie terkejut mendengar kabar jika kakak perempuan kabur disaat hari pernikahan yang sebentar lagi akan dilaksanakan.

Ia melihat para anak buah ayahnya yang sibuk keluar untuk menemukan sang kakak. Ayahnya yang terus menerus menelpon seseorang yang Jennie tak tau itu siapa? Ia melihat ibunya juga sedang memarahi seseorang melalui telpon.

Jennie ingin beranjak dari tempat duduknya. Ketika seseorang pemuda datang yang diketahui sebagai asisten keluarga mereka. Membisikan sesuatu kepada ayah dan ibunya yang tak terdengar sama sekali oleh Jennie. Jennie ingin mendekat tetapi adik laki-lakinya masuk dan langsung menarik tangannya keluar dari ruang tersebut.

"Kak ada apa? Semua tamu telah banyak mengeluh dan juga keluarga Lee sudah datang." Ucap Jeno cemas dan panik.

Jennie menarik adik lelaki itu untuk menjauh dari sana dan mengajaknya untuk masuk salah satu ruangan.

"Ada apa kak?"

"Jeno. Apa kak Sonya mengatakan sesuatu padamu?" Tanya Jennie.

"Maksud kakak?"

"Maksud kakak. Sebelum kak Sonya kabur. Apa dia-"

"Kak Sonya kabur. Bagaimana bisa ia kabur hari pernikahannya? Lalu ayah dan ibu,"
Jennie menggeleng. Ia tidak tau, bagaimana mungkin kakaknya bisa kabur sedangkan penjaga yang ayahnya suruh untuk menjaga kakaknya sangat ketat.

"Kakak bagaimana jika keluarga mereka tau kalau kak Sonya kabur. Mereka akan sangat marah kepada keluarga kita."

Jennie kembali mengeleng. Jennie menegang pundak Jeno. "Jeno ayo kita bantu cari kak Sonya."

Jeno mengeleng. "Jangan kak. Kakak tetap disini biar aku yang mencari Kakak Sonya. Kakak tenangkan ayah dan ibu saja."

"Tapi Jeno—"

"Kak. Ayah dan ibu akan sangat marah jika kita berdua tidak ada. Sekarang kakak tenangkan diri. Lalu tenangkan ibu dan ayah. Aku pamit pergi. Kurasa Kak Sonya belum terlalu jauh jika dia belum lama pergi."

***

Suasana di dalam ruangan tersebut sangat kacau dengan barang-barang pecah berserakan. Jennie melihat sekeliling tidak menemukan ayah dan ibunya.

Dimana mereka? pikir Jennie.

"Jennie, Dari mana saja kamu!" Seru Nyonya Kim sembari menarik lengan Jennie sedikit kasar. Gadis itu sedikit meringis. "Bu..,"

"Sudahlah kita tak banyak waktu." Ujar Tuan Kim cepat. "Kau." Tunjuknya kepada orang disampingnya. "cepat dandani dia." Kata Tuan Kim sembari menunjuk Jennie mengunakan bibirnya.

Seorang Mua tersebut mengangguk. Dengan cepat langsung mengajak Jennie duduk disalah satu bangku yang menghadap ke arah cermin. Jennie jelas bingung. "Ada apa ayah? kenapa aku yang harus— aku tidak mau di rias lagi." Tolak Jennie.

"Diam Jennie!" Tegas Tuan Kim. "Kita tidak punya waktu lagi. Keluarga Lee telah menunggu lama. Kau yang akan mengantikan Sonya. Anak kurang ajar itu entah kemana?"

"Ayah. Maksud ayah aku mengantikan kak Sonya?"

"Iya, apa lagi! Sudah Jangan banyak tanya. Ayah tunggu diluar." Ucap Tuan Kim sembari beranjak keluar.

"Ayah!" Panggil Jennie.

"Bu..," ucap Jennie kepada wanita setengah abad yang masih satu ruang dengannya.

"Sudahlah Jennie kau diam saja, agar dia lebih cepat mengerjakan pekerjaan nya."

"Tapi Bu. Aku tidak mau menikah."

Shadow Bride Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang