Reynov datang ke kantor Robby Consultant. Melihat Erik berusaha menabrak Amara membuatnya takut. Ia benar-benar harus menurut pada Robby, atau Robby akan terus mencelakai Amara.
"Wise decision! Selamat datang kembali di Robby Consultant, Reynov." Robby menyambut Reynov yang kembali bergabung di firma detektif swasta itu.
"Tapi, kamu masih belum bisa menangani kasus Ali Sandi. Buktikan bahwa kamu masih loyal!" Robby memberikan sebuah undangan pesta pada Reynov "Datang ke acara ini nanti malam. Tuan rumah acara ini adalah pengusaha berlian yang minta kita handle kasusnya. Urus kasus pengusaha itu, dan jangan menyentuh kasus Ali Sandi sebelum Papah memutuskan!"
"Baik, Pah!" Reynov menurut.
Robby senang sekali aset terbaiknya itu kembali bersikap patuh. Amara adalah kunci yang tepat untuk mengatur Reynov. Dan, sebenarnya Robby masih belum membolehkan Reynov terjun di kasus Ali Sandi karena ia belum menerima uang pelunasan dari klien pentingnya. Bukan karena hal lain. He's a money grabber!
*****
Reynov mengerjakan misi terbarunya dengan bad mood. Ia tidak tertarik sama sekali. Apalagi ia masih harus mencari tahu siapa Jenderal Tak Berpangkat itu. Ia bad mood sekali. Lantas saat di kafe ia bertemu Amara, tiba-tiba ia terpikirkan suatu ide. Sepertinya mengajak Amara ke pesta nanti malam bisa memperbaiki mood-nya.
"Heh, kamu! Nanti malam temenin saya ke pesta bisnis kolega Papah. Jam 7 malem. Jadi sore ini kafenya tutup. Siap-siap, ya!" katanya jutek. Bad mood.
Melihat Reynov datang dan langsung memberi perintah tanpa memperhatikan sopan santun, Amara jadi kesal. "Kamu nyuruh-nyuruh seenaknya gini, kamu pikir saya bakalan mau nurutin perintah kamu? Kemarin waktu nungguin saya sakit, kamu baik banget. Waktu Lala kecelakaan, kamu juga baik banget. Giliran sekarang nggak ada yang sakit, kamu balik ke setelan pabrik. Galak. Ngeselin. Suka nyuruh-nyuruh. Sok banget jadi bos. Apa saya harus sakit dulu biar kamu jadi baik?"
Reynov cuek saja. "Saya hitung lembur, deh. Tenang aja!"
Amara berdecak. "Nggak mau! Ajak aja Cassie pacar kamu yang dokter itu!"
"Cassie? Saya nggak pacaran sama dia, Amara." Reynov capek harus menegaskan status hubungannya dengan Cassie. "Pokoknya, kamu harus nemenin saya ke acara ini nanti! It's an order! Itung-itung ini balasan berterima kasih kamu karena saya udah bayarin rumah sakitnya temen kamu. Deal?"
Reynov si kapitalis made in USA itu mulai beraksi; membeli seseorang dengan uang. Biar cepat selesai. Money talks. Sedangkan Amara, ia kesal terpaksa menurut. Ia tidak suka acara pesta-pesta begini, takut bertemu ayahnya.
******
"Paket!" Seorang kurir tiba-tiba masuk ke kafe. Ia membawa sebuah box pink dengan pita-pita emas dan mutiara-mutiara indah.
"Paket? Dari siapa, Pak?" tanya Amara.
"Dari Mas Reynov, untuk Mbak Arina Rosalin."
Amara terkejut. Dari Reynov? Setelah bersikap menjengkelkan, tiba-tiba mengirim paket begini? Dan Reynov menyebut nama aslinya. Hatinya mendadak menjadi hangat. Sudah lama sekali ia tidak mendengar ada yang memanggil nama aslinya. Itu suatu hal yang menyentuh. Ia membuka tutup box itu, dan dilihatnya sebuah gaun pink pastel terlipat rapi lengkap dengan anting serta kalungnya.
"Apa-apaan dia? Habis bikin jengkel, sekarang ngasih hadiah gini? Sogokan? Atau mau minta maaf tapi gengsi?" Amara heran. Ia membentangkan gaun itu. Kedua matanya berbinar takjub. "Bagus banget," katanya. Bagaimana pun ia juga wanita yang senang jika diberi hadiah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiasco Kafe (END lengkap)
Teen FictionAmara, mahasiswi drop out yang sekarang menjadi barista di Fiasco Kafe. Ia senang bisa bekerja di sana. Tapi, Reynov si pemilik Kafe mulai mencurigai Amara karena Amara bisa berbahasa Belanda, tahu nama senjata, dan tahu hal-hal medis. Siapa Amara...