Katanya jangan terlalu dekat, takutnya terpikat.Zxvly megazine
Hari ini Pemotretan di majukan jadi jam 4 sore ya, mohon maaf sangat mendadak, have fun zavi, di tunggu kehadirannya.
15.10.pmAku membuka mata kaget, membaca ulang pesan yang masuk beberapa detik lalu itu dengan setengah nyawa belum terkumpul, apa-apa an itu? Kenapa begitu mendadak? Pemotretan yang seharusnya di lakukan jam 7 malam, kini di majukan menjadi jam 4 sore ini. Aku melirik arlojiku, sudah pukul 15.10. dan 5 menit lagi bel pulang berbunyi. Masih ada sekitar 30 menit untuk bersiap-siap. Tapi tunggu, sudah beberapa jam aku tidur?
Aku melirik Amora yang ada di samping ku, sepertinya Gadis itu tengah serius memperhatikan Bu Sena yang sedang menjelaskan trigonometri di depan sana.
Kenapa gadis itu tidak membangunkan aku? Hari ini diriku terlewat beberapa mata pelajaran. Dan yang lebih mengherankan, guru-guru itu tidak menegur bahkan tidak membangunkan ku.
"Mor, ko Lo ngga bangunin gue sih," aku menepuk pundaknya pelan, sekaligus heran.
Amora menoleh, belum sempat gadis itu menjawab, Bu Sena di depan sana sudah menutup pembelajaran pada hari ini, kemudian keluar kelas begitu saja tanpa memperhatikan ku yang baru saja melewatkan mata pelajaran beliau hari ini.
Anak anak kelas ku satu persatu keluar, sepertinya tidak sabar untuk pulang dan bertemu dengan kasur sang sahabat sejati setelah beraktivitas seharian di sekolah yang menyesakkan ini.
"Lo tidurnya nyenyak banget anjir, ga tega gue bangunin, gue ngga sengaja liat jadwal harian Lo hari ini, kayaknya padet banget tuh jadwal, jadinya engga gue bangunin deh." Jawab gadis itu sembari membereskan buku-buku pelajaran nya,
"Terus kok guru-guru ngga negur gue?"
"Itu karena Lo di kira ghoib," celetuk Aquila ngawur. Sepertinya Gadis itu sudah rapi dan bersiap pulang, soalnya tas kesayangannya yang katanya di beri kakaknya itu sudah di cangklong rapih di punggungnya.
"Apasih quil serius ah,"
"Gue bilang Lo sakit," jawab Amora mencegah keributan antara aku dan Aquila. Dan apa katanya tadi? Haha, emang paling the best seorang Amora ini.
"Thanks ya mor, emang sahabat gue paling the best lo."
"Eleh, sok iye lu."
Aku menatap Aquila nyalang, siap menerkam gadis itu hidup-hidup, bodo amat dengan persahabatan kami.
Tapi sepertinya aku lebih mencintai persahabatan ini sih, sehingga aku tidak jadi melempar kotak pensil ku ke kepalanya. Lebih sayang kotak pensilnya juga dari pada Aquila sebenarnya.
"Sumpah temen gue sekarang cuma Amora, Lo jauh-jauh dari gue." Ucapku memeluk lengan Amora. Gadis itu hanya diam, lelah dengan perdebatan tidak ada faedah ini.
"Idih kagak mau juga gue temenan sama Lo, banyak hatersnya." Gadis itu mencibir, dan apa katanya tadi? Aku kemudian melepaskan sepatuku, bersiap melemparkan nya kepada gadis itu.
"AQUILA ANJIR SINI YA LO!!!"
tapi sebelum sepatu Converse ini mengenai kepalanya, Aquila sudah berlari keluar kelas, mengindari sepatu yang siap mengenai kepalanya itu.
Aku hendak mengejarnya, tapi kemudian tangan Amora menahan ku, aku menoleh kepadanya.
"Mau kemana Lo? Udah ga usah di ladenin, mending Lo siap-siap buat pemotretan sore ini, takut ga keburu."
![](https://img.wattpad.com/cover/290568167-288-k121775.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beautiful Journey
Teen FictionKisah kecil tentang arti sebuah luka. Arti sebuah kegagalan, dan arti sebuah kekecewaan. Zaviera Aluna belajar itu semua dari sosok Bumi angkasa Ariestya. Laki-laki dengan sejuta misteri di dalamnya. Laki-laki dengan beribu luka di hidupnya. Laki-la...