Prolog

2 0 0
                                    

"Reno Gotcha kelas 11 Ips 2" Seru salah satu laki-laki yang dari tadi berkutat dengan laptopnya. "

"Seret ke taman belakang" Timpal salah satu dari perkumpulan itu dengan tatapan nyalang seakan akan siap menerkam mangsanya. Lelaki itu segera berdiri dan berjalan keluar dari ruang kelas diikuti oleh lima orang lainnya. Aura menyeramkan tidak main-main bahkan seisi kelas merasa terintimidasi dengan aura lelaki tadi dan semua orang yang melihatnya pasti tau bahwa siapapun yang sedang bermasalah dengan nya tidak akan selamat hari ini.

Taman belakang sekolah merupakan area kosong yang sudah jarang digunakan dan jarang di datangi orang. Area ini bisa di pakai jika akses tangga utama sedang dibersihkan atau jika ada kerusakan. Maka dari itu tempat ini menjadi tempat The Outlaws mengeksekusi mangsanya. Siapa itu The Outlaws? Kalian akan melihatnya sebentar lagi.

"Apasih nama geng nya? Kepoin? " Tanya Reno

"Deathtoid bodoh" Timpal langit

"Ye lagian geng jelek berani-beraninya ngusik The Outlaws"

Setelah ucapan terakhir itu, terdengar langkah kaki mendekat dengan tergesa-ges. "Gue udah dapet--" Ucapannya terpotong, suaranya tercekat setelah menyadari apa yang ada di depan nya "Fuck! " Serunya lalu mencoba berlari untuk kabur. Tapi tentu saja tidak semudah itu.

Genta dengan cepat mengambil balik kayu dan melayangkannya tepat ke arah punggung Malik.
Saat Malik terjatuh kesakitan Genta dengan cepat menangkap dan menyeretnya ke tengah-tengah.

"Malik Wijaya lo beruntung banget bisa berurusan sama top socious The Outlaws langsung"
Ucap Genta tersenyum miring dengan anggota lain dibelakangnya. Lalu Renzo maju mencengkram kearah seragam Malik.

"Malik Wijaya, lahir di Medan 23maret, anak dari keluarga wijaya. Keluarga Wijaya yang sekarang lagi di ambang kebangktutan karena tuan Dimas Wijaya yang terhormat melakukan korupsi. Dan nyali lo gede banget cari masalah sama The Outlaws? Gue kira backingan lo kuat ternyata lo cuma calon gelandangan"
Tambah Renzo sambil tersenyum meremehkan.
Jangan kaget kalo informasi pribadi kalian akan dengan mudah diketahui oleh anggota The Outlaws.

"Padahal gue mulai klop sama lo, bias kita sama.
Kasian deh Lisa disukain orang kaya lo" Ucap Langit geleng-geleng kepala

Malik panik, ia mengamati sekitar berusaha mencari pertolongan. Lalu mendesah pasrah saat menyadari ia sedang berada di taman belakang.

"Wanna say something?" Mereka semua menoleh ke arah Jorel, Dia Jorel pemimpin Dari The Outlaws. Jorel melangkah maju dengan wajah datar dan aura mengintimidasi yang sangat pekat.

"BUGH"

Jorel menonjok pelipis Malik sangat kencang

"Lo tau kesalahan lo apa?"

"BUGH"

Tonjokan kedua di pipi Malik

"Lo tau Golden Rules The Outlaws? Outlaws benci penghianat"

"BUGH"

Darah mulai merembes dari hidung dan pelipis Malik. Hanya dengan tiga pukulan darah di wajah Malik sudah berceceran di mana-mana kalian bisa membayangkan bukan sekuat apa pukulan nya.

"Aaa... ammpun, ampun Joo" Ringis Malik kesakitan

Jorel mengeluarkan sebuah pisau kecil dari saku celananya dan mulai menggoreskan di lengan Malik.

"Arghhhh" Ringis Malik kesakitan

Anggota The Outlaws lain nya tersenyum miring menyaksikannya. Renzo mengambil handphonenya mengabdikan momen itu.

Pisau itu mulai bergerak ke arah leher Malik dan menggores leher Malik dengan mulus. Darah segar merembes keluar dari sana.

"Arghh ammpunnn tolong ampun ini gue, gue cuma disuruh sama deathroid arghhhh"
Ucap Malik sambil meringis kesakitan

Jorel lalu menendang keras tubuh Malik hingga terkapar jatuh di tanah "lo bego? Lo mau di suruh sama geng gajelas buat ngelawan the Outlaws? Ucapnya penuh amarah

" Tolonggg ampunn ampuninn gue"Guman Malik lemah

Jorel menatapnya nyalang lalu menginjak tubuh Malik.

"ARGHHHHHH"

Anggota Outlaws lain nya hanya bisa menatap iba karena Malik harus tau konsekuensi dari perbuatan yang di lakukan nya. Outlaws tidak mengenal kata maaf apalagi penghianat seperti Malik ini. Outlaws tidak akan segan-segan menghabisi musuhnya. Maka dari itu Outlaws menjadi yang terkuat dan tidak ada yang bisa mengalahkan nya.

Satu pukulan lagi maka Malik akan langsung tidak sadarkan diri tetapi sebelum itu semua terjadi----

"HEHH APA YANG KALIAN PERBUAT DISANA? "
Teriak sebuah suara dari kejauhan

Keenam anggota Outlaws membelalakan mata mendengar teriakan familiar itu. "BANGSAATT NGAPAIN TU KAKE TUA KEMARI" Seru Aldino kesal

"LAST HIT DULU LAH INI ANJING TANGGUNG"
Ucap Renzo melihat Malik yang terkapar di tanah.

Jorel mendesah kesal "kita kabur lewat pagar belakang,bawa manusia ini sekalian" Ucap Jorel memberi perintah sambil menendang tubuh Malik. Masalahnya bakal panjang kalo sampai di bawa sama pihak sekolah maka dari itu mending cari jalan yang aman ajaa.

"BERHENTI GA KALIANNN" Teriak guru tadi berusaha mengejar mereka

Semua mengangguk mendengar perintah Jorel lalu bergegas pergi menggotong tubuh Malik.
"Berat banget kebanyakan dosa ni orang" Seru Langit saat ingin membopong tubuh Malik.

"IBUU JANGAN LARI-LARI IBUU JAMBUL IBU BERANTAKAN KASIANN" Teriak Aldino masih sempat-sempat nya meledek.

"WASEMMM KAMU YA"

Untuk keluar dari pagar belakang mereka harus memanjat, untungnya tidak terlalu tinggi.
Pertama Devon dengan lincah menaiki pagar dan loncat turun. Diikuti dengan Renzo. "Woi ini si Malik gue lempar ya" Seru Langit yang membopong tubuh Malik bersama Genta

'BRAK'

Tubuh Malik di lempar ke terjun bebas dari atas pagar. Malik yang masih setengah sadarkan diri ingin menangis 'BUNUH AJA GUE SEKALIAN SIALAN'

Aldino dan Genta segera melompat pagar dengan lincah. "Cepet Jo" Teriak Genta dari luar.

Jorel berada paling belakang menunggu giliran terakhir. Ia akan memastikan dulu anggotanya selamat, urusan diri nya selamat atau tidak urusan belakangan. Tapi kecil kemungkinan ia tidak selamat, iya kecil berarti masih ada kemungkinan.

'PLETAK'

"Anjir kena" Seru seorang gadis di belakang bu Desi

"Sialan" Ringis Jorel saat sebuah batu tepat menghantam kepalanya.

Bu Desi guru, tadi pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung menjewer telinga lelaki itu. "Nah dapet kamu ya Alaric sini ikut ibu! "
Bu Desi menyeret lelaki itu.

"Alaric siapa si bu saya bukan Alaric" Protes jorel jengkel mengikuti langkah bu Desi pasrah.

"Suka suka saya " Jawab bu desi. "Oh iya nak kamu tunggu di tangga ya saya nanti panggilin pak Gilang" Kata bu Desi pada seorang murid yang berada di belakangnya.

Murid itu menggunakan masker dan tas yang masih bertengger rapih di punggung nya. Jorel yakin bahwa murid ini yang melempar batu ke arah nya.

Mata biru Jorel terbuka lebar, menajamkan tatapan nya pada gadis itu tatapan tajam nya itu seakan mengatakan 'Awas lo ya'.

Part awal akan berisi tentang perkenalan tokoh. Semoga kalian betah disini❤
Jangan lupa vote and komen
Tagar nya

#jorcas
#theOutlaws

JORCASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang