Narasi prihal Ayah

44 6 0
                                    

Adiwara duduk diam dibawah malam, dipeluk dingin juga penasaran. Adi kepalang pusing untuk terus pikirkan hidup, jadi ia pilih diam dan dengarkan hembusan angin malam. Tanpa diduga Ayah datang tawarkan sandaran.

"Adi, putra Ayah. Dingin nak, kamu nggak mau masuk?"

Adi balas dengan senyuman, dengan lihai ia tanyakan apa yang selalu dipikirkan.

"Ayah, kepalaku pusing kalau selalu simpan keingintahuan ini, Ayah kenapa pilih pisah dari Ibu dan bawa Adi untuk dibesarkan sendirian?"

"Putra Ayah ini nggak bahagia ya hidup dan dibesarkan sama ayah?"

Adiwara menggelengkan kepala nya cepat, bukan.... Bukan itu maksud dia.

"Nggak gitu yah, Adi malah lebih dari bahagia hidup sama ayah, tapi selama ini Adi nggak pernah tau alasan Ayah dan Ibu pilih pisah-𝘈𝘥𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘵𝘪" Cicitnya di akhir.

Johan-𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘈𝘺𝘢𝘩. Pundaknya yang banyak beban, buat ia ketakutan tidak bisa beri bahagia untuk putranya. Dia hanya pria kesepian dengan banyak khawatir jika salah beri arah untuk putranya.

Johan sendirian dan dihukum atas keserakahan yang ia lakukan, dulu jika tidak paksakan ikatkan ikrar untuk wanita yang tidak tahu apa-apa, mungkin dirinya tidak perlu bawa duka dan nelangsa untuk putranya.

"Dulu, Ayah putuskan menikah dengan niat lupakan masa lalu yang belum selsai, Ayah terima dengan sembarang saat Ibu kamu tawarkan cinta dan ikatan, Ayah lupa kalau bermain-main dengan ketulusan bakal buat akhir yang kelam, Ayah buat Ibu kamu sakit hati dan larut dalam kesedihan. Maaf ya Adi, Ayah nggak bisa jadi lelaki baik yang mampu muliakan Ibu kamu"

Ayah hancur dijurang penyesalan.

Disana, dimata sang putra tersirat rasa kecewa. Ayah maklumi itu, Ayah terima itu.

Malam makin dingin dengan suasana hening, akhirnya dipecah dengan kalimat yang buat hangat hati Ayah.

"Nggak apa-apa yah, namanya manusia. Ayah selalu menjadi seseorang yang hebat bagi aku, terimakasih sudah bawa aku pada hidup Ayah"

Kalau saja Adiwara tahu segala takut yang Ayah punya, apa ia tetap akan surarakan kalimat tadi? Ayah selalu berdoa pada Tuhan diatas sana, supaya Adiwara mudanya diberikan segala bahagia yang ada di alam semesta ini, 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘥𝘪𝘢.

Ayah pernah lupa diri, sampai-sampai ia salahkan dunia.

Ayah sempat hilang arah, sampai akhirnya ia punya Adiwara muda sebagai tujuannya.

Johan yang banyak takut ini, sedang merasa bangga untuk pertama kalinya menjadi seorang Ayah.

Menyangkut Ibu yang sudah bahagia dengan keluarga barunya, buat hati Ayah lega. Rasa sakit yang ia berikan mungkin saja sudah terkubur dan digantikan, Ayah harus berterima kasih kepada tuhan. Tidak apa biarkan Ayah disini hidup dengan kusam, biarkan Ayah tanggung perbuatan kelam nya, biarkan Ayah terus besarkan Adiwara sendirian.

"Adi bilang sama Ibu, kalau Adi suka musik, kemarin Ibu bilang mau belikan gitar, Adi iya kan atau jangan yah?"

Johan mencelos, ternyata prihal ia ingin besarkan Adiwara sendirinya nyatanya ditampar fakta bahwa ia tidak tahu apa-apa.

Adiwara mudanya suka musik, adiwara mudanya suka menyanyi.

Maaf, ternyata Ayah masih awam pada segala hal tentang kamu nak.

"Kamu maunya bagaimana?"

"Mau"

Johan menyugar rambut putranya yang ternyata sudah lumayan panjang, umur 21 tidak lantas buat putranya pandai sembunyikan rasa. Johan menyadari sadari awal, bahwa putranya ingin kasih sayang seorang Ibu yang selama ini dirinya buat hilang.

"Buat kenang-kenangan" Lanjut Adi, buat kembali telapak tangan Ayah usapkan sayang.

Meraka sudahi obrolan dan balut malam dengan rasa lega atas penerimaan.

Meraka sudahi obrolan dan balut malam dengan rasa lega atas penerimaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adiwara Danar Sujana

Adiwara Danar Sujana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Johan Sujana

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Prihal Kehidupan | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang