16: Rapuh

184 77 680
                                    

Anyong! Memudar comeback.

Ngga ada Nathan dsni.. adanya mawar sama Zoya.. siap siap aja ya.. hehe.

Tandai typo ‼️

____♡♡____

"Rasa sakit tidak berlaku bagi mereka yang mati rasa."
—Zenia Queen Azalla.

Suasana pemakaman terlihat sepi. Udara sejuk menusuk kulit Altezza. Matahari belum memunculkan diri. Bahkan, langit masih terlihat gelap. Tetapi, Altezza menghampiri pemakaman umum yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Cowok itu berhadapan dengan gundukan tanah yang penuh dengan rerumputan liar. Tangan Altezza juga mencabut rumput-rumput kecil di pemakaman Rihana—Mama Altezza.

"Ma.. Alta datang. Alta kangen Mama." Lirihnya.

Dia masih membersihkan area pemakaman Rihana. Sudah lama juga Altezza tidak berkunjung ke makan Rihana. Altezza akan datang jika sedang banyak masalah. Dia sengaja melampiaskan semuanya disini, walaupun tidak ada respon dari Rihana. Yang jelas, menumpahkan isi hatinya di makam Rihana, itu lumayan sedikit lega.

Selesai melaksanakan sholat subuh, Altezza ingin sekali berkunjung ke makam Rihana. Dia merindukan sosok ibu yang selalu ada di dekatnya. Dia merindukan kasih sayangnya, merindukan masakannya, merindukan semua perhatian yang di berikan oleh Rihana. Sebelum wanita itu benar-benar pergi dari dunia.

"Papa mau nikah lagi, Ma. Alta belum siap Nerima Tante Sella jadi Mama kedua Alta. Mama masih tahta tertinggi di hati Alta. Nggak bisa tergantikan." Ucapannya dengan suara bergetar.

Tangan kekarnya mengusap nisan Rihana. Sudah tiga bulan Altezza merasakan kesepian tanpa kehadiran Rihana. Sudah tiga bulan juga Altezza dan Dirga renggang. Setelah kepergian Rihana, Altezza benar-benar hancur. Bukan hanya Altezza, begitupun dengan Dirga sama hancurnya.

"Alta nggak mau punya Mama lagi. Alta nggak bisa terima Tante Sella sebagai Mama sambung Alta. Alta cuma mau Mama, Alta cuma mau di sayang sama Mama." Mulut Altezza terus mengeluarkan kata-kata yang mewakili isi hatinya. Walaupun mustahil akan di jawab, cowok itu tetap terus berbicara di depan gundukan tanah.

Altezza menyeka air matanya yang menempel di bagian pipi. Cowok itu kembali tersenyum menatap makam Rihana. "Ma, Alta udah punya pacar lagi. Dia cantik banget kaya Mama. Dia juga orangnya lemah lembut. Alta nyaman ada di dekat dia. Nanti Alta kenalin ke Mama ya? Kalau dia siap." Altezza tersenyum getir. Ntah ini rasa bahagia atau sebaliknya.

Wajah Altezza kembali sendu. Tatapan yang semula ceria kini berubah menjadi lesu. "Besok acara pernikahan Papa, Ma. Alta nggak siap sama semua itu." Altezza memeluk nisan tersebut sambil memejamkan matanya. Sesekali air matanya terjatuh begitu saja. Rasa sesak di dadanya semakin sakit. Bayangkan saja, kematian Rihana belum mencapai satu tahun, tapi mengapa Dirga ingin menikah lagi? Apakah Dirga tidak pernah memikirkan perasaan Altezza? Ah sepertinya Dirga dan Altezza itu sama-sama keras kepala.

Kamu harus bisa terima Tante Sella, Alta. Tante Sella itu baik, Mama yakin Tante Sella juga sayang dan perhatian ke kamu. Bikin Mama bahagia disini dengan cara menerima Tante Sella di kehidupan kamu ya?

Deg!

Kedua mata Altezza terbuka cepat. Itu seperti mimpi, tapi Altezza tidak sedang tidur. Ia hanya memejamkan matanya merasakan kehangatan di balik nisan yang ia peluk. Cowok itu juga masih sadar karena posisinya masih berjongkok. Tidak mungkin 'kan tidur dengan posisi berjongkok sambil memeluk nisan? Serasanya itu memang bukan mimpi. Suara Rihana benar-benar jelas di telinga Altezza.

SERPIHAN LARA || Jake Sunghoon EnhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang