Chapter 01. Hello New York

129 20 0
                                    

WARNING
BXB
JAEDO
JAEHYUNxDOYOUNG

sorry for all typos.
don't forget to vote and comment.

happy reading!

---

"Lo yakin bakal pergi ke New York?"

Doyoung menghela napas panjang sekali lagi. Ditatapnya Ten—sang sahabat dengan jengah. Sungguh, ini sudah kali kesepuluh Ten bertanya tentang hal yang sama. Jika dari sembilan pertanyaan sebelumnya sudah Doyoung jawab dengan sabar, sepertinya kali ini dia tidak akan bersabar lagi.

"Sekali lagi lo nanya kaya gitu gue usir lo sekarang juga!"

Cengiran lebar menjadi balasan Ten. Sebenarnya Ten juga ingin ikut Doyoung berlibur, tetapi apa daya pekerjaan menahan semua keinginannya untuk berlibur. Berbeda dengan Doyoung yang kerjaannya freelance sesuka pemuda itu.

Mungkin kalau Doyoung berlibur ke luar kota saja Ten masih bisa ikut, oleh karena itu sedari tadi Ten bertanya untuk menggoyahkan keinginan Doyoung pergi ke New York. Siapa tahu Doyoung tiba-tiba mengubah rencananya menjadi ke Bali.

Tetapi harapan hanyalah harapan. Doyoung baru saja menyelesaikan pembayaran untuk tiket pesawat serta memesan hotel untuk ditempati selama di New York nanti. Dengan sombong Doyoung menunjukkan layar laptopnya ke Ten, mengundang dengkusan malas dari Ten.

Merasa Doyoung terlalu sombong Ten meraih bantal terdekat lalu melempar hingga mengenai muka Doyoung. "Sebel banget gue liat muka lo!"

Bukannya kesal Doyoung justru tertawa keras. "Makanya ambil cuti terus liburan. Gak capek apa lo ketemu bos lo tiap hari?"

Mendengar kata 'bos' terucap dari mulut Doyoung, ekspresi Ten berubah ceria. "Kalo bisa gue pengen lihat dia tiap bangun tidur juga," balas Ten semangat.

Ah, Doyoung lupa kalau sahabatnya itu sedang gencar-gencarnya mendekati sang atasan. Ya walaupun sampai saat ini progresnya masih minus karena Ten selalu tertolak. Doyoung sendiri tidak tahu seperti apa rupa sang atasan yang Ten gadang-gadangkan itu. Ia hanya heran, secakep dan sekeren apa sang atasan sampai membuat Ten pantang menyerah meski berkali-kali mendapat penolakan.

Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadamu meski kau tak cinta kepadaku.

Lagu itu sering Doyoung dengar dari Ten saat mereka berdua tengah membicarakan sang atasan. Dari yang Doyoung tidak tahu itu lagu apa sampai Doyoung sekarang hafal.

Sudahlah, Doyoung tidak mau memberikan nasihat kepada Ten perihal percintaan karena dirinya juga selalu gagal dalam hal ini. Sebagai sahabat Doyoung hanya akan mendengarkan ketika Ten membutuhkan dirinya untuk bercerita dan berkeluh kesah.

"Gue tunggu kabar baiknya dari lo sama atasan lo itu setelah balik dari New York."

***

Sebagai freelancer, Doyoung mempunyai kendali atas jam kerjanya sendiri. Tidak seperti pekerja kantoran atau Ten yang jam 6 pagi harus bangun agar tidak terlambat ke kantor, jam 6 pagi Doyoung masih bergelung di dalam selimut hangatnya. Bangun sejenak untuk mematikan AC kamarnya, lalu melanjutkan tidur lagi. Kemudian baru benar-benar bangun jam 9 pagi. Seperti itulah Doyoung setiap pagi.

Namun berbeda dengan hari ini. Jam dinding masih menunjukkan pukul 4 pagi tetapi Doyoung sudah bersiap untuk mandi. Padahal dirinya saja baru tidur jam 2 dini hari. Ya salahkan Doyoung yang terlalu buru-buru memesan tiket pesawat hingga tidak sadar yang ia pesan tiket keberangkatan pagi.

Sebenarnya bisa saja dia berangkat lebih siang, tetapi berhubung ia hidup di ibu kota yang notabennya macet di mana-mana jadi untuk berjaga-jaga ia berangkat lebih pagi. Ditambah tiket Jakarta-New York tidak semurah tiket kereta Jakarta-Bandung. Sampai tertinggal, sudah lah habis Doyoung.

Untungnya Doyoung sampai di bandara masih punya banyak waktu jadi dia tidak perlu terburu-buru. Mengingat nanti di pesawat akan mendapat makanan, Doyoung mengurungkan niatnya untuk membeli makanan berat. Jadi ia hanya mengambil beberapa makanan ringan untuk mengganjal perutnya.

Doyoung menarik kopernya menuju boarding lounge. Sambil berjalan Doyoung memikirkan hal-hal yang akan dia lakukan di New York. Huh, baru membayangkan saja sudah terasa menyenangkannya. Doyoung jadi tidak sabar sampai New York padahal berangkat saja belum.

Sesekali Doyoung berhenti saat menjumpai tempat yang menurutnya bagus untuk berfoto. Mengambil satu dua foto lalu melanjutkan langkahnya lagi. Sebelum berangkat Doyoung memang sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk mengambil banyak foto untuk kenangan.

Tidak menunggu waktu lama Doyoung sudah duduk nyenyak di pesawat. Dalam dua jam ke depan akan ia gunakan untuk tidur karena memang Doyoung masih mengantuk. Selain menghilangkan kantuk, Doyoung juga menyiapkan energi untuk mengelilingi Changi International Airport nanti.

Sebagai seorang yang aktif di sosial media, tentu Doyoung tidak akan melewatkan keindahan bandara milik Negeri Singa begitu saja. Ia harus banyak-banyak mengambil gambar untuk ia posting ke sosial media nanti.

Setelah memasang earphone dan memilih lagu yang tepat, Doyoung mulai memejamkan matanya.

***

Waktu transit selama dua jam di Changi International Airport benar-benar Doyoung manfaatkan dengan baik. Mencari makanan berat, ke toilet, dan tidak ketinggalan mengambil foto di tempat-tempat yang menurutnya bagus.

Setelah masuk kembali ke pesawat yang akan mengantarkannya menuju New York, Doyoung melihat hasil foto yang diambilnya tadi. Banyak sekali. Belum sampai New York saja ponselnya sudah bertambah banyak foto, apalagi beberapa hari di New York nanti. Bisa-bisa Doyoung perlu membeli ponsel baru sebab ponselnya yang sekarang sudah penuh.

Puas memilih foto yang menurutnya bagus, Doyoung mempostingnya ke sosial media. Sedikit pamer agar teman-temannya yang lain tahu kalau dia sedang berlibur. Yang sebenarnya saja Doyoung tidak punya teman lagi selain Ten.

Sejujurnya memang target pamer Doyoung nomor satu itu Ten sih.

***

Hampir 15 jam perjalanan yang Doyoung tempuh hingga pesawat yang dinaikinya mendarat di Bandara Internasional John F. Kennedy New York. Doyoung tertegun sejenak, ini kali pertamanya menginjakkan kaki di New York. Sendirian pula. Tetapi tidak masalah, sendirian tidak perlu menunggu orang lain dan itu yang Doyoung inginkan.

Setelah mengambil kopernya, Doyoung berjalan santai menuju ruang tunggu bandara. Tanpa sengaja matanya melihat orang dengan paperbag restoran kesukaannya. Karena yakin setelah sampai hotel nanti Doyoung akan tidur seharian tanpa sempat membeli makan, jadi Doyoung memutuskan untuk mencari McDonald's yang ada di bandara.

Memang Doyoung dan McDonald's adalah dua hal yang sulit untuk dipisahkan.

Seringkali Ten memarahinya karena terlalu sering makan junk food. Tetapi apa peduli Doyoung? Tentu saja omongan Ten ia abaikan.

Meskipun suasana McDonald's sekarang sangat ramai, Doyoung tidak peduli. Dia rela menunggu asalkan mendapatkan McChicken kesukaannya. Sambil menunggu pesanannya, Doyoung mengamati sekitarnya. Sejenak Doyoung menyesali keputusannya liburan ke New York sendiri.

Doyoung tidak lancar berbahasa inggris. Lantas bagaimana nanti dia hidup di sini?

Harusnya memang Doyoung membawa Ten mengingat sahabatnya itu menguasai berbagai macam bahasa.

Ngomong-ngomong soal Ten, Doyoung belum memberi kabar kalau sudah sampai di New York. Nanti saja lah, Ten sekarang pasti sedang sibuk bersiap berangkat kerja. Di Jakarta masih pukul 6 pagi. Mungkin saja Ten belum bangun.

Setelah mendapatkan pesanannya, Doyoung langsung berjalan menuju tempat taxi. Semoga saja tidak salah caranya memesan. Doyoung sudah belajar cara memesan taxi di sini bermodalkan internet.

Doyoung diam sebentar mengamati ramainya bandara. Dirinya benar-benar di New York sekarang, bukan sekadar mimpi yang hilang ketika dirinya terbangun.

Oh, hello New York! Semoga liburan kali ini menyenangkan.

tbc...

Hai, balik lagi dengan cerita jaedo dari akun doieburger. Semoga tidak membosankan ya.

Yuk berikan dukungan kalian berupa vote dan komen biar makin semangat update.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello New YorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang