Chapter 2 - Alasan

2.2K 220 15
                                        

"Ini semua juga gara-gara kelakuan gila lo ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini semua juga gara-gara kelakuan gila lo ya.. jadi gue keseret segala" Luna bicara sambil berjalan menuju kantin, diikuti oleh Reva.

"Sorry lun.. tapi sebenernya lu suka juga kan gue cium" ucap Reva berbisik tepat di telinga Luna, lalu ia pun langsung berlari meninggalkan Luna dengan wajah yang sudah memerah.

"REVAA ANJINGG" Luna berteriak, sedangkan Reva tertawa mendengarnya.

•••

Kini kedua insan itu tengah duduk di kantin sekolah mereka, duduk sambil menyeruput minuman dingin yang keduanya pesan sebelumnya. Menunggu waktu jam pelajaran selesai karena ada aturan di sekolah ini dimana murid tidak diperbolehkan untuk menginterupsi jam belajar jika itu sudah dimulai apapun alasannya.

Awalnya mereka hanya diam dan menghabiskan waktu masing-masing. Pandangan Reva kosong, tidak ada Reva yang tengil seperti biasa. Setidaknya itu yang Luna lihat saat ini.

Sepertinya ia sedang banyak pikiran dan Luna jadi khawatir, bukan.. bukan khawatir karena masalah Reva, tapi khawatir takut orang yang ada di sebelahnya ini kesurupan karena banyak melamun.

Lalu karena rasa 'khawatir' dan penasaran Kaluna yang semakin besar, ia pun lantas menyuarakan isi pikirannya dan memulai percakapan dengan Reva.

"Gimana ceritanya?" tanya Luna singkat, tapi berhasil membuat hati Reva kembali berat.

"Mulai dari mana ya.." Reva menjawab, jujur banyak hal yang sudah terjadi dan akan panjang jika diceritakan.

"Mulai dari awal.. gue bakal dengerin semuanya.. toh waktu kita banyak sampe pulang sekolah" Luna kembali bicara, seakan tau pikiran Reva membuat kini Reva pun menghembuskan nafas berat sebelum ia memulai ceritanya.

Reva pun menceritakan kisahnya dengan Ashely. Kisah yang mungkin terlihat indah dan sempurna dari luar, namun kenyataannya tidak juga karena ada banyak hal yang harus Reva tahan dari awal dan ia tidak ceritakan oleh siapapun karena begitu sayangnya ia dengan 'Mantan Kekasihnya' itu.

Cerita bagaimana Ashel selalu menuntut Reva untuk menjadi seperti apa yang ia mau, bagaimana Ashel akan marah jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginannya, bagaimana Ashel kerap menekan Reva dan Reva hanya diam menerima karena ia selalu anggap itu sebagai bentuk perhatian dan juga kasih sayang dari Ashel untuknya.

Tapi itu tidak juga cukup, diamnya Reva ternyata membuat Ashel terlena. Membuat gadis itu berpikir kalau apapun yang terjadi Reva akan selalu ada di sampingnya. Membuat Ashel menjadi lebih seenaknya dengan cara mencari yang lain selain Reva.

Awalnya Reva hanya diam dan melihat sejauh apa Ashel akan bertindak. Mengawasi dari jauh sampai-sampai Ashel bahkan tidak sadar kalau Reva sebenarnya sudah tau semuanya. Tapi semakin lama, bukanya Ashel berhenti. ia malah terlena dan semakin menjadi. Puncaknya tadi pagi, dimana ada salah satu sahabat Reva yang bernama Kiya memergoki Ashel sedang berciuman dengan sahabatnya yang lain di tempat dimana tongkrongan Reva sering menghabiskan waktu.

Dan kali ini, kesabaran Reva sudah berada di ujung. Ia sudah tidak bisa mentolerir semuanya. Perselingkuhan dengan orang lain mungkin bisa ia hiraukan kemarin, tapi kali ini dengan sahabatnya sendiri? ia tidak terima dan tidak akan ia maafkan.

•••

Semua cerita Reva, Kaluna dengarkan dengan baik. Ia sendiri tidak menyangka kalau Ashel, sahabatnya tega melakukan hal itu. Apalagi kepada Reva yang Luna tau adalah seorang pacar yang baik.

Iya, walaupun Luna merupakan sahabat Ashel. Tapi gadis itu tidak benar-benar dekat dengan Ashel. Dibandingkan dengan Luna, Ashel memang lebih sering bercerita dengan Mima sahabatnya yang lain, tapi Luna sangat yakin Mima juga tidak tau mengenai ini, karna Mima tidak mungkin mendukung Ashel melakukan perselingkuhan.

Cerita Reva membuat Luna iba, bagaimana tidak. Sudah diatur sedemikian rupa, dimanfaatkan, lalu diselingkuhi lagi. Kalau kata pepatah mungkin Reva sudah jatuh ketiban tangga lalu ditimpuk durian. Sakitnya bertubi-tubi.

"Bego.." ucap Luna setelah mendengar cerita panjang Reva.

"Dih gitu amat respon lo" Reva protes.

"Ya terus lo mau gue respon gimana? Lo harus mengakui kalo lo itu bulol" balas Luna.

"Tunjukin simpati dikit kali" Reva menunduk setelahnya.

Lalu karena iba, Luna mendekatkan jaraknya dengan Reva, lantas merangkul gadis yang lebih tinggi darinya itu.

"Cinta boleh, bego jangan.. lo harus tau lo berharga dan nggak pernah pantes dapet perlakuan kayak gitu" Luna menasehati dengan lembut membuat kini kristal bening berjatuhan dari mata Reva dan itu membuat Luna semakin iba.

Lalu, tanpa aba-aba Luna langsung saja menarik Reva kedalam pelukannya. Lantas mengusap lembut rambut Reva yang terurai, sambil membisikkan sebuah kalimat yang berhasil membuat tangis Reva luruh. "Berat banget ya rev nahan semuanya, diam dan berharap semuanya akan kembali menjadi baik.. tapi emang kadang kita dipaksa untuk menerima keadaan rev, melepas sesuatu yang berharga untuk hal yang lebih baik kedepannya.. nangis aja rev sekarang.. karena sekarang lo udah nggak perlu nahan semuanya.. lo nggak akan sendiri karena banyak orang yang akan nemenin lo"

Luna membiarkan Reva menangis dalam dekapannya, walaupun kini ia harus merasakan seragamnya mulai basah karena tangisan Reva. Ia hanya diam sambil menepuk-nepuk pelan punggung gadis itu, berharap kalau itu membantu menenangkan.

Pelukan itu cukup lama, mungkin karena rasa sesak yang ditahan Reva sudah lama. Lalu tanpa terasa bel pulang pun berbunyi. Membuat mereka kini melonggarkan pelukkan itu dan dengan cepat Reva menghapus kedua pipi dan matanya yang basah karena air mata.

"Makasih" ucap Reva singkat tapi berhasil membuat Luna tersenyum manis.

"Sama-sama.. Gimana udah lebih lega?" tanya Luna lembut.

Mendengar itu entah kenapa perasaan Reva menghangat, membuat ia mengangguk dan menatap balik Kaluna lalu tersenyum cukup lebar.

"Oke kalo gitu, semangat ya rev.. kalo butuh teman cerita nomor gue selalu sama dan nggak pernah ganti, tinggal call aja.. gue mau balik ke kelas dulu mau ambil tas" Luna pun bangun dari duduknya, namun belum sempat ia melangkah tangannya kembali ditahan oleh Reva.

"Balik bareng gue yuk!" Ajak Reva kepada Luna. membuat gadis itu jadi bingung harus apa.

"Sebagai permintaan maaf dan makasih" lanjut Reva membuat Kaluna mengangguk, mengiyakan. Lumayan menghemat ongkos pikirnya.

"Kalau gitu, sampai ketemu di parkiran lun!" ucap Reva sebelum akhirnya ia melepaskan genggaman itu dan membiarkan Luna berjalan sendiri ke arah kelasnya, tanpa mengetahui ada keributan yang akan datang.

•••

Kalo kalian jadi Reva apa yang akan kalian lakuin?

Maaf kalo ada typo atau penulisan yang ngga sesuai kbbi! Semoga kalian tetap suka dan mau tunggu kelanjutannya🫶🏼

After Rain [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang