Aku memakan sup buatan Ibu di tengah musim panas, bersama bayang-bayang di sekelilingku. Mereka membisikkan nada-nada piano rumpang yang terletak di loteng.
Paman Sam menatapku lekat-lekat, pipinya pucat, tak hangat seperti biasanya. Rambutnya di kepang oleh tikus-tikus rumah yang selalu ia bawa, untuk diberi uang.
Ia menjijikan.
Tubuhku kusam, dan berlumpur. Ibu bilang tubuhku jauh lebih bersih dari paman Sam, namun mataku menatap layang tubuku, penuh lumpur, basah di sekujur tubuh. Menutupi rambutku.
Aku lebih menjijikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siang Tadi Ibu Beritahu Aku Bahwa Aku Mati
FantasyEdward, could you feel a life from the duct that you made with the bottom of your stomach? -A surealism poet- ⚠- Contains sensitive, dangerous thoughts. Be wise, thank you.