Knock knock
Mataku terbuka mendengar suara ketukan yang cukup mengganggu tidurku dan berasal dari jendela kamar.
Mata yang tadinya tertidur dengan lelap menjadi terbuka meskipun aga sayup-sayup.
Berjalan dengan lunglai menuju jendela kamar dengan pandangan yang sedikit blur dan kepala yang cukup pening.
"halo?" aku berulang kali mengucap, tetapi tidak ada yang merespon ataupun menjawab.
Hanya ada pepohonan dan jalan yang sudah sepi, dan tidak ada satupun manusia disana.
Berulang kali aku bergumam tetapi tetap saja tidak ada siapapun, ku tutup jendela kamari dengan pelan.
ting!
Suara itu berasal dari nada dering handphone ku.
Dengan rasa malas yang menggebu-gebu, ponsel yang tadinya ada di atas nakas sekarang berada dalam genggaman.
Aku berfikir mungkin itu hanya sebuah sms layanan internet semata, tetapi bukan.
Sial, dugaanku meleset ternyata.'siapa ini' seketika alis ku menyatu
Siapa yang mengirimkan pesan malam-malam begini? Dan lagi pula nomor tersebut sangatlah asing.
"loh?" Aku mengernyit kaget
Chat yang dikirim sang anonim ini sepertinya adalah sebuah foto yang diambil ketika aku membuka jendela.
Suhu hawa kamarku yang tadinya tenang seketika menjadi agak sedikit berbeda.
Keringat dingin membasahi keningku dengan amat deras dan tanganku juga menjadi gemetaran.
'sialan, kambuh lagi'
Aku langsung beranjak menuju kotak yang berada di atas meja belajar.
Dengan tergesa-gesa ku buka kotak nya dengan gemetaran hingga kotak tersebut jatuh ke lantai.
Serangan panik yang menjadi-jadi karena tak kunjung menemukan obat.
'ya tuhan ya tuhan, tolong' teriak batinku
Pada akhirnya aku menemukan obat tersebut.
Kubuka wadah obatnya, lalu
'mungkin 3 butir cukup' hei, bukankah 3 butir itu terlalu banyak?
Dia sepertinya terlalu panik sehingga tidak sadar akan apa yang dilakukannya tersebut.
Tangan yang tadinya gemetaran semula menjadi lebih tenang, ku usap keringat di pelipis ku dengan pelan.
Dengan rasa takut yang menghampiri, ku beranikan untuk membalas chat dari anonim yang mengirimkan foto ku tadi.
For : anonim
maaf, ini siapa ya?Pesan tersebut langsung dibaca oleh sang anonim. Kugigit kuku jari ku dengan gigi.
'ya tuhan semoga tidak sesuai seperti apa yang aku pikirkan' batinku resah
From : anonim
kamu akan segera mengetahuinya'astaga, ya tuhan' sebenarnya siapa ini?
Dengan kesal ku lempar kan hp ku ke kasur tanpa membalas chat tersebut.
Aku sepanjang malam tidak bisa tidur, terus memikirkan siapa dalang dibalik anonim tersebut.
Pikiranku terpenuhi oleh bayangan cerita yang ada di film-film.
Di film tersebut ada yang menguntit seseorang yang disukainya. Hingga berakhir terbunuh karena seseorang yang disukainya tidak menyukai balik penguntit tersebut.
'tidak mungkin'
Tidak mungkin kan aku mempunyai seorang penguntit? Lagian, untuk apa juga orang tersebut menguntitku.
Aku jelek, badan depan belakang sama rata, dan juga dompet ku tidak cukup tebal.
Sepertinya aku terlalu banyak menonton film, sehingga aku menjadi agak parno.
Tanpa adanya perintah dan ketidaksadaran, mataku pelan-pelan tertutup. Di susul dengan dengkuran dengkuran halus.
o0o
Hi. Jangan lupa tinggalkan jejak ya!
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hotter Than Hell
Teen FictionHai!! Sowrry, if it's still random. This is my first time writing. Happy reading! Btw. This story is purely from my mind. So, don't copy my story okay. Maaf, aku belum menemukan cover yang cukup bagus:(((