Yoongi hanya memandang dari tempat duduknya di balik kemudi pada Jimin yang tengah meneguk langsung soju dari botolnya. Mendecak lidah dan menggeleng kepala saat lelaki yang lebih muda selesai meminum beberapa teguk.
"Agak aneh, ya. Pait gitu. Nyengat lagi. Tapi entah kenapa gue suka." Jimin menyipitkan indera penglihatannya, memfokuskan pandang pada botol berwarna hijau yang isinya sudah berkurang setengah.
"Satu botol abis, kita pulang." Yoongi berucap pendek. Memiringkan posisi duduk menghadap Jimin. "Nggak usah nambah. Udah gue bolehin ngabisin satu botol itu udah cukup banget ya, Jimin. Ngerti?"
"Iyaaaaa, ngertiiiii." Tawa mengiringi ucapannya yang panjang-panjang. Wajahnya tak lepas dari senyum dan kekehan. Sedikit tipsy.
Namun Yoongi tak protes.
Sebab ia sekarang berusaha memahami bagaimana posisi Jimin saat ini. Terlalu disetir oleh sang ayah. Tak diberi ruang gerak bebas, seolah seekor hewan peliharaan yang hidup di dalam kandang. Masih beruntung Jimin mempunyai Yoongi, sebab ayah Yoongi dan ayahnya merupakan teman dekat. Sehingga hanya Yoongi yang bisa ia jadikan sebagai alasan untuk sejenak keluar dari lingkar hidupnya yang menjemukan. Dan kepada Yoongi seorang Jimin bisa mencurahkan segala keluh dan kesahnya.
"Yoongiii!" Suara Jimin yang keras menyeruak ke dalam lamunan sesaat Yoongi. "Gue tiba-tiba jadi kepikiran soal chat lo yang tadi." Telunjuk Jimin menuding wajah Yoongi tanpa segan.
"Chat yang mana?"
"Yang ngeweee."
"Kenapa?"
"Nggak kenapa-kenapa sih, gue keinget dan sering heran aja kenapa orang-orang kok suka ribet banget ngurusin soal ngewe tuh. Kayak Taehyung sama Jungkook, kalo mereka berdua lagi ada masalah, ujung-ujungnya bisa akur lagi diselesein pake ngewe. Menurut gue sih itu nggak masuk akal, ya. Aneh." Jimin memutar bola matanya, menunjukkan wajah jijik yang kentara. Membuat Yoongi mengernyit heran.
"Lo tiba-tiba ngomong soal ini atas dasar apa deh?"
"Ya itu tadi. Gue cuma bilang uneg-uneg gue aja. Kok orang-orang suka ribetin hal itu. Maksud gue, gue nggak abis pikir gitu."
"Okay-? Nggak ada maksud lain kayak mancing gue, kan?"
"Mancing apa? Oh ya, lo kan juga beberapa kali pacaran, tuh. Pastinya udah pernah dong?"
"Pernah. Seminggu sekali biasanya."
"Terus sekarang lo nggak ada pacar, kan? Biasanya kalo lagi pengen, ama siapa dong?"
Yoongi melipat tangannya. Pandangannya mengarah lurus pada Jimin yang sesekali masih menatapi botol soju miliknya. "Jimin...," panggilnya dengan wajah yang menampakkan sekali kalimat 'I'm done with this shit'. "Lo kalo mau nyoba sama gue nggak usah muter-muter kayak gini."
"Nyoba apa, sih?" Jimin menelengkan kepalanya bingung. "Kok perasaan jawaban lo dari tadi sering belok dari pertanyaan gue?"
"Ya lo pikir, dong. Kalo lagi nggak ada pacar, tapi gue-nya sange, kira-kira gue bakal gimana? Jawabannya ada beberapa. Satu, gue main sendiri. Dua, gue nyari fwb. Tiga, gue nyewa pekerja seks di luar sana. Empat, gue cari orang buat one night stand ke klub-klub malam." Jimin menggaruk kepalanya, makin bingung. "Sekarang lo tebak, kira-kira gue yang mana dari keempat pilihan itu?"
"Mmmmm... mana gue tau?"
"Ya kan gue suruh lo nebak, Jimin. Kira-kira gue yang kayak gini, bakal gimana kalo lagi sange tapi nggak ada pasangan?" tanya Yoongi berusaha sabar.
"Hmmm, kayak gue kali? Main sendiri. Pake tangan sendiri? Heheh. Tapi kayaknya lo tipe punya banyak fwb, deh. Duh, yang kayak gitu mah makin ribet kalo dua-duanya nggak profesional." Tangan Jimin mengibas tak suka. Menggeleng penuh cemooh dengan wajah masam.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR FIRST • YOONMIN [OS]
FanfictionYoongi terheran terhadap perubahan Jimin yang mendadak ingin mencoba hal-hal baru dan nakal. Dan dirinya, tentu saja tak ingin melewatkan kesempatan ini untuk menjadikan Jimin miliknya. ××× "Harus mau. Harus lo pokoknya. Gue nggak mau orang lain. Gu...