Part 1

6 1 0
                                    

Taman hijau yang dikelilingi oleh bunga-bunga segar menjadi saksi bisu akan  gurau senda yang keluar dari mulut sang puteri kerajaan itu.

Dia sibuk menari-nari sambil bermain dengan bunga-bunga yang baharu sahaja mekar. Mulutnya tidak berhenti mengalunkan melodi-melodi indah. Hitung-hitung sudah 17 tahun berlalu sejak mereka berdua lahir ke dunia ini. Kini mereka tumbuh menjadi seorang gadis yang rupawan dan seorang pemuda yang gagah dan rupa yang dapat  memikat sesiapa sahaja yang diinginkannya. 

Pemuda yang dari tadi berada di belakangnya hanya tersenyum kecil. Dia berdandar ke batang pohon yang berada di situ. Matanya sejak tadi mengikuti perlakuan sang kakak.

"Kak" panggilan itu hanya dibalas deheman oleh yang lebih tua tanpa mengalihkan pandangannya daripada sang bunga mawar yang berada di tangannya.

Putera itu pun ikut bersimpuh di sebelah kakaknya sambil memandang sang kakak. Kemudian dia mengalihkan pandangannya untuk melihat  langit-langit biru.

"kak" Lagi dan lagi hanya dibalas deheman oleh sang kakak. Tetap tidak menolehkan pandangannyaa ke sag adik.

Hening. Putera itu memberhentikan perkataannya.

"Aku berharap kita akan bersama kembali sebagai saudara di kehidupan lainnya"

Perkataan itu membuat sang kakak tidak lagi fokus kepada bunga di tangannya. Dia menatap wajah adiknya yang hanya lahir selang beberapa minit setelahnya.

"Aku juga harap begitu. Tapi kita tidak boleh begitu pasti dan yakin jika kehidupan lainnya itu benar-benar wujud".

"Aku percaya kehidupan lain itu ada."

"kakak percaya?"

**********

"Kakak ingin keluar dari istana ini . Kakak ingin melihat dunia luar. 17 tahun terkurung di dalam istana ini membuat kakak terlalu bosan dan ingin berhibur. Ikut kakak keluar mau?"

"Kak, bukan aku tidak mahu mengikutimu namun apakah kakak lupa akan arahan ayahanda yang melarang kita keluar dari istana ini sehingga kita berumur 18 tahun?"

"Bukankah  beberapa bulan lagi kita akan berumur 18 tahun? Ayolah, ayahanda tidak akan perasan jika kita tiada yang memberitahunya." Kata-kata kakaknya itu membuat dia berfikir dan kemudian menyetujuinya.

***********

Setelah berhasil keluar dari istana itu mengikut jalan rahsia yang tersambung dengan perpustakaan, kini keduanya mengambil langkah untuk ke kota negara itu. Mereka berdua mengetahui adanya laluan rahsia itu apbila mereka ingin mencari peta negara itu di perpustakaan. Pakaian mereka tidak menunjukkan yang mereka berdua itu berdarah bangsawan. Sebuah kot  lusuh yang panjang menutupi tubuh mereka serta mukanya. Rupa mereka sekarang tak jauh seperti sebuah gelandangan. Jangan  tanya dimana mereka dapatkan kot ini, mereka harus meminta kot ini kepada pelayan di istana dengan alasan mereka ingin bermain . 

Laluan rahsia itu berakhir di belakang tembok istana .Mata kedua insan itu meliar memerhatikan sekeliling. ketika dirasa sudah aman, mereka berdua tersenyum gembira. Langkah mereka menuju ke kota yang berada tidak jauh dari kawasan istana. Bahkan dari kamar mereka sahaja, mereka dapat melihat keramaian yang mendominasi kota itu. Setiap  malam akan ada gantungan lampu yang dipasang oleh penghuni kota itu bagi menerangi kota mereka. Tanpa mereka berdua sedari, bala kini sedang menunggu mereka.

"Bahkan telah dibantu 2 kali, aturanku tetap sahaja tidak dipedulikan. Ah,mereka benar-benar sama dengan ayah mereka. Sama - sama keras kepala". Sosok itu tersenyum dan berlalu pergi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Nos iterum conveniantWhere stories live. Discover now